Teknik Ekstraksi Benda Asing Telinga
Teknik ekstraksi benda asing telinga mencakup persiapan pasien berupa anamnesis yang adekuat, penjelasan yang memadai terkait prosedur yang akan dilakukan, dan permintaan informed consent. Teknik ekstraksi benda asing telinga dilanjutkan dengan mempersiapan peralatan, memposisikan pasien untuk visualisasi, melakukan prosedur ekstraksi, serta menentukan kapan perlu merujuk pasien ke dokter spesialis THT (Telinga Hidung Tenggorokan).[1,2]
Persiapan Pasien
Dokter perlu melakukan anamnesis ataupun aloanamnesis terkait benda asing apa yang masuk ke dalam telinga, gejala yang dirasakan, kapan terjadinya, dan tindakan apa yang telah dilakukan pasien sebelum datang ke tempat praktek dokter. Dokter kemudian menjelaskan mengenai kondisi pasien dan tindakan yang akan dilakukan sebelum mengambil informed consent .[1,2]
Pemeriksaan otoskopi untuk mengevaluasi kondisi meatus eksternus telinga dan membran timpani perlu dilakukan sebelum ekstraksi benda asing. Otoskopi melihat tanda peradangan pada meatus eksternus telinga dan membran timpani, serta ada tidaknya perforasi membran timpani. Jika pasien mengeluhkan penurunan pendengaran, maka pemeriksaan audiometri atau tes penala harus dilakukan untuk memastikan jenis gangguan pendengaran yang dialami. Jika hasil menunjukan tuli berat atau tuli sensorineural, maka pasien harus segera dirujuk ke dokter THT untuk evaluasi dan pengangkatan benda asing yang mungkin harus dilakukan di ruang operasi.[1,2]
Anestesi lokal tidak umum digunakan pada benda asing telinga tanpa komplikasi. Walau demikian, anestesi lokal dapat dicoba diberikan untuk pasien yang tidak kooperatif.[1,2]
Persiapan Peralatan
Peralatan yang akan digunakan tergantung pada jenis benda asing dan metode ekstraksinya. Secara umum, peralatan yang dipergunakan adalah:
- Otoskop dengan lensa yang dapat digerakkan
- Otoskop mikroskopik
- Lampu kepala
- Forcep bayonet
- Forcep alligator
Syringe 60 mL
Angiocatheter 20 gauge
- Wadah penampung cairan
- Peralatan suction beserta kateter berujung lembut
- Magnet untuk benda asing bersifat metal[1,2,5]
Posisi Pasien
Posisi pasien duduk atau berbaring lateral dekubitus, agar meatus eksternus atau lubang telinga pasien dapat terlihat jelas. Pasien yang kooperatif dapat memilih posisi mana yang lebih nyaman baginya. Pada pasien anak, sebaiknya dipilih posisi duduk dan dipangku dengan kaki dijepit oleh orang tuanya untuk mencegah anak bergerak.[1,2]
Prosedural
Prosedur meliputi visualisasi meatus eksternus telinga serta memilih teknik yang tepat untuk ekstraksi benda asing telinga. Setelah benda asing terlihat, dokter dapat menentukan teknik ekstraksi benda asing berdasarkan jenis benda asingnya. Prosedur ekstraksi benda asing telinga yang dapat dilakukan adalah ekstraksi mekanik, irigasi, suction, dan penggunaan cyanoacrylate.[1,2]
Visualisasi Meatus Eksternus Telinga
Cara melihat ke dalam meatus eksternus telinga pada anak kecil dan orang dewasa adalah dengan menarik daun telinga bagian atas secara lembut ke arah superior dan posterior. Cara ini akan membentuk meatus eksternus telinga yang tadinya berkelok menjadi lurus secara optimal, sehingga memudahkan visualisasi lubang telinga hingga terlihat membran timpani. Sedangkan pada bayi, untuk melihat lubang telinga secara jelas dan optimal adalah dengan menarik daun telinga secara lembut ke arah posterior, atau ke arah bawah.[1,2,4]
Prosedur Ekstraksi Mekanik
Prosedur ekstraksi benda asing telinga menggunakan ekstraksi mekanik adalah sebagai berikut:
- Posisikan pasien dengan nyaman, duduk atau berbaring lateral dekubitus
- Secara singkat, ulangi pemeriksaan telinga sambil memperhatikan lokasi dan kedalaman benda asing tersebut
- Gerakkan lensa otoskop ke satu sisi, dan secara hati-hati masukkan forcep bayonet atau alligator ke lubang telinga melalui lensa otoskop
- Masukkan forsep terus secara perlahan hingga benda asing dapat dijepit
- Selanjutnya, tarik forsep dengan lembut sambil tetap menjepit benda asing hingga keluar dari dalam lubang telinga[1,2,4]
Prosedur Irigasi
Langkah pertama untuk melakukan teknik irigasi telinga adalah menghubungkan angiocatheter 20 gauge ke syringe ukuran 60 mL. Cairan yang digunakan adalah air biasa atau normal saline yang telah dihangatkan, karena akan memberikan kenyamanan yang lebih pada pasien. Prosedur berikutnya adalah:
- Posisikan pasien duduk dengan nyaman, lalu pakaikan plastik dan handuk di sekeliling bahu dan lehernya agar tetap kering sewaktu tindakan berlangsung
- Letakkan wadah penampung cairan di bawah telinga yang akan dilakukan tindakan, untuk menampung cairan irigasi yang akan dialirkan ke dalam lubang telinga
- Perhatikan bahwa tidak boleh memasukkan kateter terlalu dalam supaya tidak terjadi perforasi membran timpani
- Lakukan irigasi dengan cara mempertahankan ujung kateter tetap tidak bergerak, alirkan cairan secara perlahan hingga benda asing terbilas dan hanyut keluar terbawa cairan[1,2,4]
Prosedur Suction
Prosedur ekstraksi benda asing telinga menggunakan metode suction adalah menghubungkan ujung angiocatheter 20 gauge ke alat suction. Langkah berikut adalah:
- Posisikan pasien agar nyaman
- Lihat kembali benda asing dengan otoskop
- Pertahankan posisi otoskop sambil melakukan retraksi lensanya ke satu sisi
- Masukkan kateter ke dalam lubang telinga melalui otoskop
- Secara perlahan dan lembut, masukkan terus kateter hingga menyentuh benda asing
- Tarik kateter keluar sesudah benda asing tampak tersedot ke dalam kateter
- Bersihkan kateter dan ujungnya dari benda asing
- Ulangi tindakan prosedur ini hingga benda asing bersih dari dalam lubang telinga[1,2]
Prosedur Cyanoacrylate
Sediaan cyanoacrylate awalnya digunakan sebagai lem bedah karena dapat cepat menutup luka. Untuk tindakan ekstraksi benda asing telinga, dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
- Aplikasikan sedikit cyanoacrylate pada ujung aplikator berujung kapas (cotton bud)
- Masukkan hingga melekat ke benda asing di bawah visualisasi langsung
- Diamkan hingga lem mengering, dan tarik aplikator keluar dari meatus eksternus telinga
- Jika lem mendekati area membran timpani, keluarkan segera secara hati-hati dan segera rujuk pasien ke dokter spesialis THT.[1,5,11]
Prosedur Ekstraksi Serangga
Serangga mudah hancur/remuk sehingga sebaiknya diekstraksi menggunakan alat suction daripada menggunakan forsep. Serangga hidup dalam lubang telinga sebaiknya dimatikan atau diimobilisasi sebelum diekstraksi. Mineral oil, microscope oil, dan viscous lidocaine dilaporkan dapat digunakan untuk imobilisasi serangga.[1,11]
Prosedur Tambahan
Benda asing berupa permen karet, styrofoam, dan super glue (cyanoacrylate) dapat dibersihkan dengan menggunakan aseton. Manik-manik yang terbuat dari styrofoam, dapat dibersihkan dengan menggunakan etil klorida.[1,2,4]
Follow Up
Setelah benda asing berhasil diekstraksi, selalu periksa kembali untuk memastikan hal berikut ini:
- Keutuhan benda asing yang sudah dikeluarkan, jangan sampai ada yang tersisa atau tertinggal di dalam telinga
- Apakah terjadi perforasi membran timpani
- Apakah terdapat komplikasi, seperti abrasi, infeksi, atau perdarahan dinding kanal telinga [1,2,4]
Medikamentosa
Pemberian obat-obatan pasca tindakan ekstraksi benda asing telinga secara umum tidak selalu diperlukan. Namun, jika dijumpai tanda-tanda infeksi ataupun abrasi dinding kanal telinga dapat diberikan obat tetes telinga kombinasi antibiotik dan steroid. Misalnya Cortisporin tetes telinga, diberikan 5 kali sehari selama 5−7 hari.[5]
Rujukan
Dokter perlu menghentikan segera tindakan ekstraksi benda asing apabila terjadi komplikasi, dan segera merujuk pasien ke spesialis THT (Telinga Hidung Tenggorokan). Kondisi lain yang memerlukan rujukan segera adalah:
- Pada pemeriksaan telinga, benda asing sudah bermigrasi jauh ke dalam telinga tengah
- Terjadi perdarahan, edema, atau nyeri dengan intensitas meningkat
- Terjadi gangguan pendengaran berat dan gangguan pendengaran sensorineural [1,2]