Edukasi Pasien Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam (BTA)
Edukasi pasien pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA) adalah hasil dari pemeriksaan BTA, penjelasan terhadap penyakit dan pemberian obat antituberkulosis serta keberhasilan terapi.
Pemeriksaan BTA untuk Menegakkan Diagnosis
Pemeriksaan BTA merupakan pemeriksaan penting untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis pada pasien yang dicurigai terinfeksi kuman Mycobacterium tuberculosis. Apabila hasil dari pemeriksaan tersebut dinyatakan positif, maka diperlukan kepatuhan pasien untuk menjalani pengobatan tuberkulosis secara tuntas. Untuk memantau kepatuhan minum obat pasien, diperlukan salah satu anggota keluarga pasien untuk memantau setiap kali pasien minum obat. Setelah pengobatan tahap pertama selesai (3 bulan), maka pemeriksaan BTA akan kembali dilakukan untuk menilai keberhasilan pengobatan.[9]
Karena pentingnya pemeriksaan BTA dalam menegakkan diagnosis tuberkulosis maupun untuk menilai keberhasilan pengobatan tuberkulosis, maka diperlukan komitmen serta kesediaan pasien untuk melakukan pemeriksaan BTA ini dengan tepat dan menjalani setiap prosedurnya sesuai dengan arahan tenaga kesehatan.[5]
Apabila dari pemeriksaan BTA ini didapatkan hasil negatif dari ketiga spesimen sputum yang dikumpulkan, namun gejala klinis pasien mengarah adanya infeksi Tuberkulosis, maka pasien dianjurkan menjalani pemeriksaan lainnya seperti pemeriksan radiologi Rontgen paru, Mantoux test dan kultur biakan bakteri Mycobacterium tuberculosis.[9]
Directly Observed Treatment Short Course
Salah satu komponen Directly Observed Treatment Short Course (DOTS) adalah pengobatan panduan obat antituberkulosis (OAT) jangka pendek dengan pengawasan langsung, untuk menjamin keteraturan pengobatan diperlukan seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).
PMO yang ditentukan harus memenuhi beberapa syarat, yaitu:
- Seseorang yang dikenal dan dipercaya oleh pasien
- Sudah ditunjuk oleh petugas kesehatan dan pasien
- Disegani dan dihormati oleh pasien
- Tinggal bersama atau dekat dengan pasien
- Bersedia membantu secara sukarela dan bersedia dilatih
- Mengikuti penyuluhan bersama dengan pasien dan PMO lainnya[13]
Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan misalnya bidan desa, perawat, sanitarian, juru imunisasi, maupun keluarga terdekat. Bila tidak ada petugas kesehatan yang memungkinkan, PMO dapat berasal dari kader kesehatan, guru, tokoh masyarakat lainnya atau anggota keluarga.[13]
Untuk memantau kemajuan hasil pengobatan pada orang dewasa dilaksanakan dengan pemeriksaan ulang dahak secara mikroskopis, yang mana lebih baik dibandingkan dengan pemeriksaan radiologis dalam memantau kemajuan pengobatan. Dilakukan pemeriksaan spesimen sebanyak 2 kali (sewaktu dan pagi).Hasil pemeriksaan dinyatakan negatif bila ke 2 spesimen tersebut negatif dan bila salah satu spesimen positif atau keduanya positif maka pemeriksaan ulang dahak tersebut dinyatakan positif. Pemeriksaan lanjutan dilakukan pada akhir tahap intensif, pada bulan ke 5 pengobatan, dan di akhir pengobatan.[13]