Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Pedoman Klinis Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam (BTA) general_alomedika 2023-02-03T08:49:21+07:00 2023-02-03T08:49:21+07:00
Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam (BTA)
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Pedoman Klinis Pemeriksaan Bakteri Tahan Asam (BTA)

Oleh :
dr.Monica Cynthia
Share To Social Media:

Pedoman klinis pemeriksaan bakteri tahan asam (BTA) merupakan pemeriksaan yang paling umum dilakukan pada pasien yang diduga terinfeksi kuman Mycobacterium tuberculosis.

Pemeriksaan ini dilakukan dengan mengumpulkan spesimen sputum dari pasien kemudian diberikan zat pewarna lalu dilihat dibawah mikroskop. Pemeriksaan ini menjadi salah satu pemeriksaan pendukung untuk menegakkan diagnosis selain dari gejala klinis, pemeriksaan radiologi rontgen paru atau pemeriksaan biakan bakteri.[1,2]

Perlu diingat, bahwa pemeriksaan ini hanya dilakukan jika tidak tersedia tes cepat molekuler (TCM) di fasilitas kesehatan tersebut. Pedoman klinis terkait tindakan ini adalah:

  • Pemeriksaan BTA dilakukan dengan mengumpulkan 2 spesimen dahak, dengan metode Sewaktu–Sewaktu (SS), atau Sewaktu-Pagi (SP) dapat dilakukan pagi hari semua untuk memudahkan pasien (jangka waktu 8-24 jam). Sputum kemudian dikumpulkan dengan wadah pot sputum kemudian dikirim ke laboratorium[5,6,14]
  • Pengumpulan spesimen sputum dapat dilakukan melalui 4 prosedur yaitu dengan batuk spontan, batuk yang diinduksi dengan uap hangat cairan steril salin hipertonik 3%-5%, bronkoskopi dan bilasan cairan lambung (gastric aspiration)
  • Prosedur bronkoskopi dan bilasan cairan lambung dilakukan di rumah sakit karena pasien memerlukan persiapan khusus (dilakukan pembiusan dan pemberian obat penenang). Prosedur ini dilakukan untuk pasien yang tidak kooperatif dalam mengeluarkan dahak misalnya pada pasien anak-anak, lansia yang sulit mengeluarkan dahak, pasien penurunan kesadaran dan terintubasi[6,8,9]
  • Setelah beberapa hari, hasil pemeriksaan BTA yang telah dilakukan keluar, pasien diharapkan membawa salah satu anggota keluarga yang bertujuan menjadi orang pengawas minum obat apabila hasil pemeriksaan BTA positif
  • Pemeriksaan BTA akan dilakukan kembali setelah pasien 3 bulan minum obat antituberkulosis (OAT), sebagai evaluasi apakah pengobatan yang diberikan berhasil dan akan dilakukan kembali setelah pengobatan selesai[9]
  • Pemeriksaan BTA dapat dilakukan oleh semua pasien yang dicurigai terinfeksi tuberkulosis. Tidak ada kontraindikasi untuk pemeriksaan BTA. Efek samping yang mungkin timbul setelah melakukan pemeriksaan ini antara lain iritasi pada tenggorokan apabila pasien terlalu kuat batuk saat berusaha mengeluarkan dahak, atau iritasi di saluran pernapasan akibat gesekan dengan selang bronkoskopi atau selang bilasan cairan lambung saat prosedur tersebut dilakukan[4]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Komplikasi Apa Saja yang Diakibatkan Tuberkulosis. 2020. http://www.klikpdpi.com/index.php?mod=article&sel=9492
2. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia . 7 Gejala TBC Paru yang Perlu Anda Waspadai. 2018. http://klikpdpi.com/index.php?mod=article&sel=8572
4. Mulyadi, Mudatsir, Nurlina. Hubungan Tingkat Kepositifan Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) dengan Gambaran Luas Lesi Radiologi Toraks pada Penderita Tuberkulosis Paru yang Dirawat Di SMF Pulmonologi RSUDZA Banda Aceh. J Respir Indo. 2011;31(3):133-7. http://arsip.jurnalrespirologi.org/wp-content/uploads/2011/07/jri-jul-2011-133-7.pdf
5. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tatalaksana Tuberkulosis. 2020.
6. Center for Disease Control and Prevention. Diagnosis of Tuberculosis Disease. In: Core Curriculum on Tuberculosis: What the Clinician Should Know. 6th edition. 2021. https://www.cdc.gov/tb/education/corecurr/pdf/CoreCurriculumTB-508.pdf
7. National Jewish Health. TB NAAT, Smear, Culture, and Identification of Acid Fast Bacilli. 2023. https://www.nationaljewish.org/for-professionals/diagnostic-testing/adx/tests/acid-fast-bacilli-afb-smear-culture-clinical-specimen-only-naat-on-firs
8. Hagan G, Nathani N. Clinical review: tuberculosis on the intensive care unit. Crit Care. 2013 Sep 27;17(5):240.
9. AACC Laboratorium Test Online. Acid Fast Bacillus Testing. 2021. https://labtestsonline.org/tests/acid-fast-bacillus-afb-testing
14. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis. 2016. http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK_No._67_ttg_Penanggulangan_Tuberkolosis_.pdf

Edukasi Pasien Pemeriksaan Bakte...

Artikel Terkait

  • Penanganan TB-HIV
    Penanganan TB-HIV
  • Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
    Pengobatan Tuberkulosis Fase Intensif
  • Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
    Menangani Efek Samping Terapi Tuberkulosis
  • Interpretasi Rontgen Toraks
    Interpretasi Rontgen Toraks
  • Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia
    Penanganan Tuberkulosis Anak di Indonesia

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
12 hari yang lalu
Pengobatan untuk pasien TB putus obat
Oleh: Anonymous
9 Balasan
Alo dok. Izin diskusi.Os laki-laki usia 60 th datang dg keluhan batuk disertai dg dahak +/- 1 bulan ini. Sesak(+), demam (-). Penurunan BB (-).Nafsu mkn...
dr. Hudiyati Agustini
22 hari yang lalu
Pemeriksaan IGRA dalam Diagnosis Tuberkulosis pada Penderita HIV - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter!Akurasi uji interferon gamma release assay (IGRA) untuk menegakkan diagnosis tuberkulosis laten pada pasien HIV sering diragukan. Kenapa, ya?Hal...
Anonymous
22 Februari 2023
Evaluasi pengobatan TB paru
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dok. Izin menanyakan.Untuk evaluasi pengobatan TB paru pada akhir bulan 2, 5 dan 6. Itu cukup dg pemeriksaan BTA atau TCM ya dok ?Terimakasih

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.