Edukasi Pasien Pewarnaan Gram
Edukasi terkait pewarnaan Gram yang perlu disampaikan pada pasien meliputi indikasi pemeriksaan, sampel yang dibutuhkan, cara pengambilan sampel, dan bagaimana analisis serta interpretasi dari hasil pewarnaan Gram.
Pewarnaan Gram dilakukan untuk mendeteksi adanya bakteri atau jamur, serta untuk identifikasi karakteristik dan jenisnya. Pemeriksaan ini akan dilakukan bila dokter menduga ada infeksi bakteri yang menyebabkan penyakit pasien.
Sampel yang dibutuhkan tergantung permintaan dokter. Sampel biasanya diambil dari lokasi yang diduga mengalami infeksi, misalnya mengambil aspirat paru, cairan serebrospinal, jaringan kulit (bisa dengan melakukan biopsy kulit), atau nanah. Persiapan yang perlu dilakukan pasien berhubungan dengan teknik pengambilan sampel yang akan dilakukan. Pasien dapat diminta menampung lendir ataupun urin pada wadah, atau diambil darahnya oleh tenaga kesehatan.
Pewarnaan Gram tidak memiliki risiko secara spesifik, namun kontraindikasi dan komplikasinya berkaitan dengan prosedur pengambilan sampel yang dilakukan, seperti infeksi atau hematoma akibat pengambilan darah.
Hasil yang dapat diperoleh dari pewarnaan Gram antara lain adalah adanya bakteri ataupun tidak ditemukan bakteri (negatif) pada pemeriksaan. Bila terdapat bakteri, deskripsi yang disampaikan mencakup jenis bakteri apakah Gram positif atau Gram negatif, bentuknya (kokus atau basil), ukuran, kuantitas, adanya sel darah merah atau sel darah putih, dan adanya fungi.
Hasil pemeriksaan ini akan digunakan oleh dokter, beserta hasil pemeriksaan lainnya untuk menentukan diagnosis dan tata laksana. Pewarnaan Gram hanya merupakan pemeriksaan awal, sehingga terkadang masih dibutuhkan pemeriksaan kultur dan sensitivitas antibiotik sebagai pemeriksaan lanjutan.[12,13]