Pedoman Klinis Operasi Katarak
Pedoman klinis yang perlu diperhatikan sebelum melakukan operasi katarak mencakup beberapa poin berikut ini.
- Indikasi operasi katarak adalah apabila ada gangguan pada penglihatan akibat katarak yang tidak terkoreksi dengan kacamata dan mengganggu aktivitas pasien. Operasi katarak juga diindikasikan untuk pasien yang tidak memenuhi tajam penglihatan untuk profesinya (misalnya sopir, pilot) akibat katarak. Operasi katarak perlu dilakukan pada pasien yang mengalami glaukoma fakomorfik, uveitis lens-induced, dan kecurigaan kelainan segmen posterior yang tidak bisa dievaluasi karena terhalang katarak
- Indikasi operasi untuk mata kedua adalah sama dengan mata pertama, tetapi perlu dilakukan lebih dini apabila terjadi anisometropia. Jarak operasi pertama ke operasi kedua harus cukup untuk mengevaluasi komplikasi operasi dan perbaikan refraksi yang tercapai. Untuk pasien one-eyed (mata satu sudah tidak berfungsi), operasi katarak dianjurkan apabila manfaat yang ditimbulkan dari operasi lebih besar daripada risiko operasi
- Dokter harus merujuk pasien ke dokter mata yang lebih ahli dan berpengalaman untuk kasus-kasus katarak dengan risiko tinggi yang berkaitan dengan komplikasi intraoperatif maupun pascaoperatif
- Obat golongan α-blocker (tamsulosin) harus dihentikan sebelum operasi katarak karena berkaitan dengan floppy iris syndrome dan komplikasi lain. Penghentian obat antikoagulan tidak lagi direkomendasikan karena efek samping perdarahan intraoperatif tidak signifikan
- Infeksi dan peradangan pada mata perlu ditangani terlebih dahulu sebelum melakukan operasi katarak.
- Pemilihan LIO disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan pasien setelah pasien mendapatkan informasi mengenai kelebihan dan kekurangan masing-masing jenis LIO
- LIO foldable lebih disarankan ketimbang LIO rigid karena pemasangannya membutuhkan insisi lebih kecil, komplikasi astigmatisme lebih rendah, tajam penglihatan lebih baik, dan inflamasi pascaoperatif lebih rendah
- Pemilihan anestesi lokal untuk operasi katarak tergantung dari kondisi pasien dan preferensi operator.
- Operasi kombinasi katarak dengan prosedur lain perlu dipertimbangkan pada katarak dengan kelainan retina atau glaukoma
- Data lengkap mengenai sisi mata yang dioperasi, hasil biometri, jenis LIO, kekuatan LIO, riwayat pengobatan dan penyakit pasien harus dilengkapi sebelum operasi dan tersedia di kamar operasi
- Larutan antiseptik yang dianjurkan untuk asepsis lapangan operasi katarak adalah povidone iodine 5%
- Insisi yang lebih kecil berkaitan dengan komplikasi astigmatisme yang lebih rendah dan proses penyembuhan lebih cepat
- Pupil yang lebar diperlukan untuk operasi katarak, selain pemberian obat tetes untuk midriasis pupil, manajemen intraoperatif dapat menggunakan retraktor pupil, injeksi viskoelastis, atau stretching hooks
- Pemberian antibiotik setelah operasi dengan frekuensi tinggi diperlukan untuk mengurangi risiko endoftalmitis
- Pemberian kortikosteroid atau NSAID setelah operasi dapat menurunkan inflamasi intraokular yang dapat meningkatkan risiko komplikasi kornea, trabekula, dan retina
Follow-up pertama dianjurkan dilakukan dalam 24 jam setelah operasi katarak. Waktu follow-up berikutnya disesuaikan dengan kondisi mata saat follow-up, komplikasi yang ditemukan, serta preferensi dokter. Pasien monokular (one-eye), pasien dengan glaukoma, dan pasien dengan komplikasi setelah operasi membutuhkan follow-up lebih sering
- Evaluasi refraksi akhir untuk peresepan kacamata dapat dilakukan setelah 2 minggu setelah operasi dengan luka insisi <3,5 mm dan setelah 6 minggu untuk pasien dengan insisi lebih besar. Saat follow-up dilakukan pemeriksaan tekanan introkular, pembukaan jahitan kornea, evaluasi komplikasi pascaoperatif. Pemeriksaan penunjang disesuaikan dengan keadaan pasien
- Waktu tunggu operasi katarak yang disarankan adalah tidak lebih dari 3 bulan[1,3,5,16,20,22,31,42,46]