Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Indikasi Metode Penjahitan Kulit karyanti 2022-10-04T12:57:53+07:00 2022-10-04T12:57:53+07:00
Metode Penjahitan Kulit
  • Pendahuluan
  • Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Teknik
  • Komplikasi
  • Edukasi Pasien
  • Pedoman Klinis

Indikasi Metode Penjahitan Kulit

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Indikasi dilakukannya metode penjahitan kulit atau suturing pada umumnya meliputi luka terbuka superfisial yang bersih dengan skin loss minimal, maupun luka operasi. Selain itu, “usia” dari suatu luka dapat menjadi salah satu pertimbangan untuk penjahitan luka atau perawatan luka terbuka (luka tidak dijahit).[4]

Akan tetapi, hingga saat ini cut-off dari waktu yang dianggap sebagai golden period untuk dilakukan penjahitan luka masih belum diketahui secara pasti. Pada beberapa keadaan tertentu seperti panjang luka >5 cm, lokasi luka di ekstremitas, adanya kontaminasi benda asing, pasien berusia 75-100 tahun, dan diabetes menjadi pertimbangan menunda penutupan luka untuk dilakukan observasi dan melihat adanya jaringan yang infeksi atau mengalami devitalisasi. Hal ini karena risiko terjadinya infeksi lebih tinggi pada kondisi-kondisi tersebut.[4,5]

Luka yang bersih dan tidak terkontaminasi, tanpa keadaan yang telah disebutkan sebelumnya, dengan usia akut, yaitu berusia <12 jam, sebaiknya segera dilakukan penutupan primer (jahit, staples, adhesive, atau teknik penutupan luka lainnya) agar dapat mengurangi risiko terjadinya infeksi.[4,12,33]

Sedangkan luka lama memiliki risiko infeksi lebih tinggi apabila dilakukan penjahitan segera, sehingga lebih disarankan untuk dilakukan perawatan terbuka. Tidak ada studi yang secara jelas menetapkan definisi dari luka lama, ada yang mengatakan luka yang berusia lebih dari 10 jam, 12 jam, 19 jam bahkan 24 jam.[4]

Indikasi Pemilihan Metode Penjahitan

Metode penjahitan meliputi simple interrupted suture, simple running suture, matras vertikal, matras horizontal dan subkutikuler. Indikasi pemilihan metode ini berbeda-beda.[1,5]

Simple Interrupted Suture:

Indikasi dilakukannya simple interrupted suture adalah hampir semua luka yang berusia akut, tidak terkontaminasi, memiliki ujung luka, luka laserasi, dan cukup dalam sampai mempenetrasi dermis, sehingga dapat menimbulkan pembentukan skar setelah penyembuhan luka.[22,24]

Simple Running Suture:

Indikasi dilakukannya simple running suture adalah pada luka yang panjang, dan biasanya yang sudah terlebih dahulu dilakukan penjahitan luka bagian dalam untuk meminimalisir tekanan pada luka.[1]

Matras Vertikal:

Indikasi dilakukannya penjahitan dengan metode matras vertikal adalah pada luka yang tepinya sulit dieversi, misalnya pada lokasi tubuh yang berisiko menyebabkan tepi luka mengalami inversi (misalnya area belakang leher, atau area tubuh lainnya yang memiliki permukaan konkaf). Selain itu, teknik ini juga dipilih untuk meminimalisir tensile strength.[1,24]

Matras Horizontal:

Indikasi dilakukannya penjahitan dengan metode matras horizontal adalah pada luka yang memerlukan kekuatan tension yang tinggi, dan dapat digunakan pada kondisi dimana risiko terjadinya wound dehiscence tinggi serta pelebaran skar. Seperti matras vertikal, matras horizontal juga dapat diindikasikan pada kondisi dimana eversi tepi luka sulit.[6]

Subkutikuler:

Indikasi dilakukannya penjahitan dengan metode subkutikuler adalah pada luka yang hanya membutuhkan tensile strength minimal dan luas dead space yang sedikit. Selain itu, teknik ini juga dipilih apabila ingin mengutamakan kosmetik.[6]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Riawati MMedPH

Referensi

1. Medscape. Suturing Techniques. 2020. https://emedicine.medscape.com/article/1824895-overview
4. Jaman J, Martic K, Rasic N, et al. Is the use of specific time cut-off or “golden period” for primary closure of acute traumatic wounds evidence based? A systematic review. Croat Med J. 2021; 62(6): 614-622
5. Oxford Medical Education. How To Suture. 2015. https://www.printfriendly.com/p/g/caAShK
6. Marsidi N, Vermeulen SAM, Horeman T, Genders RE. Measuring forces in suture techniques for wound closure. J Surgic Research. 2020; 255: 135-143
12. Azmat CE, Council M. Wound Closure Techniques. StatPearls. NCBI. 2022.
22. Brancato JC. Minor wound evaluation and preparation for closure. Wolters Kluwer, August 2022.
24. World Health Organization (WHO). PRACTICAL SUTURE TECHNIQUES. Who.mgsolutions-it.com. 2022. http://who.mgsolutions-it.com/Practicalsuturetechniquesandsuturematerial.aspx.
33. Forsch R. Essentials of Skin Laceration Repair. Am Fam Physician. 2008;78(8):945-951. https://www.aafp.org/pubs/afp/issues/2008/1015/p945.html.

Pendahuluan Metode Penjahitan Kulit
Kontraindikasi Metode Penjahitan...

Artikel Terkait

  • Rasionalisasi Pemberian Antibiotik Profilaksis pada Luka
    Rasionalisasi Pemberian Antibiotik Profilaksis pada Luka
  • Debridemen Luka Berkala pada Penatalaksanaan Luka Kronik
    Debridemen Luka Berkala pada Penatalaksanaan Luka Kronik
  • Prinsip Penatalaksanaan Luka Kronik
    Prinsip Penatalaksanaan Luka Kronik
  • Efektivitas Madu dalam Perawatan Luka
    Efektivitas Madu dalam Perawatan Luka
  • Pemilihan Benang Absorbable vs Non-Absorbable untuk Mendapatkan Bekas Luka yang Baik
    Pemilihan Benang Absorbable vs Non-Absorbable untuk Mendapatkan Bekas Luka yang Baik

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
10 hari yang lalu
Menunda hecting luka setelah kecelakaan lalu lintas
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, saya memiliki pasien luka pada paha post KLL yang menurut saya harus dihecting karena luka cukup dalam, namun pasien menolak. Bagaimana jika bbrp...
Anonymous
14 hari yang lalu
Hecting vulnus laceratum di kepala dengan rupture arteri
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter. Saya ingin bertanya. Saya dokter puskesmas di kalbar, mendapatkan pasien post KLL ±3 jam SM-PKM, dengan vulnus laceratum a/r parietal sinistra....
Anonymous
10 Februari 2023
Tata laksana dan kompetensi hecting pada kasus vulnus lingual
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alodok, Konsul pasien dengan luka robek di regio lingual dengan ukuran 2cm×2cmx1cm. Bagaimanakah penatalksanaan pasien ini, untuk kopetensi dokter umum...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.