Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Ruptur Ginjal general_alomedika 2019-08-30T08:57:08+07:00 2019-08-30T08:57:08+07:00
Ruptur Ginjal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Ruptur Ginjal

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Penatalaksanaan ruptur ginjal tergantung pada jenis trauma yang dialami dan status hemodinamik pasien. Stabilisasi dan keadaan gawat harus ditangani terlebih dahulu. Tercapainya hemodinamik yang stabil merupakan langkah penting dalam tata laksana ruptur ginjal. [2]

Tata Laksana Nonoperatif

Pada pasien ruptur ginjal dengan hemodinamik stabil, tata laksana nonoperatif atau konservatif merupakan standar manajemen pasien. Tata laksana nonoperatif melingkupi supportive care, tirah baring dengan pemantauan ketat terhadap tanda vital dan laboratorium, pemberian antibiotik, dan pencitraan ulang dengan menggunakan tindakan invasif minimal (angioembolization atau stent ureter) bila diperlukan. Tata laksana nonoperatif terutama diindikasikan pada ruptur ginjal grade 1–2. [1,2,4,5]

Tata laksana nonoperatif sangat disarankan pada ruptur ginjal anak. Sebuah studi yang dilakukan di Amerika Serikat menemukan dari 228 kasus ruptur ginjal pada anak selama 20 tahun, hanya 1,4% kasus membutuhkan penanganan operatif. [8]

Tata Laksana Operatif

Walaupun tata laksana nonoperatif memiliki berbagai keuntungan, beberapa pasien ruptur ginjal tetap membutuhkan tindakan operatif. Tata laksana operatif bagi ruptur ginjal dapat berupa radiologi intervensi, hingga eksplorasi ginjal, baik rekonstruksi maupun nefrektomi, dan laparotomi cito. Pembedahan cito dilakukan pada kasus ruptur atau pasien dengan ketidakstabilan hemodinamik, seperti aneurisma aorta.

Indikasi eksplorasi ginjal antara lain:

  • Hemodinamik tidak stabil
  • Eksplorasi terhadap cedera lain
  • Temuan hematoma perirenal yang meningkat atau pulsatile pada laparotomi
  • Cedera vaskular grade V [4]

Radiologi intervensi diindikasikan pada pasien dengan perdarahan aktif dari ginjal tanpa disertai dengan keperluan operasi abdomen segera.

Prinsip tindakan eksplorasi ginjal adalah mengontrol perdarahan yang terjadi untuk mencegah nefrektomi yang tidak diperlukan. Kontrol perdarahan dapat membantu operator tindakan melakukan evaluasi area retroperitoneal secara menyeluruh. Pada ruptur ginjal, drainase retroperitoneum ipsilateral disarankan selama minimal 48 jam. [1]

Referensi

1. Erlich T, Kitrey ND. Renal trauma: the current best practice. Therapeutic advances in urology. 2018 Oct;10(10):295-303.
2. Indradiputra IM, Hartono T. Tata laksana Konservatif Pasien Dewasa dengan Trauma Tumpul Ginjal Derajat IV Terisolasi. Cermin Dunia Kedokteran. 2016 Feb 1;43(2):123-6.
4. Summerton DJ, Djakovic N, Kitrey ND, Kuehhas FE, Lumen N, Serafetinidis E, Sharma DM. Guidelines on urological trauma. Eur Urol. 2014 Nov 14.
5. Bryk DJ, Zhao LC. Guideline of guidelines: a review of urological trauma guidelines. BJU international. 2016 Feb;117(2):226-34.
8. Dangle PP, Fuller TW, Gaines B, Cannon GM, Schneck FX, Stephany HA, Ost MC. Evolving mechanisms of injury and management of pediatric blunt renal trauma—20 years of experience. Urology. 2016 Apr 1;90:159-63.

Diagnosis Ruptur Ginjal
Prognosis Ruptur Ginjal

Artikel Terkait

  • Red Flag Hematuria
    Red Flag Hematuria
Diskusi Terbaru
Anonymous
Hari ini, 16:21
Kejang demam anak
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Halo. Apabila ada kasus anak datang post kejang demam pertama kali -> kejang kurang dr 5menit, setelah kejang anak menangis, suhu juga sudah turun, anak mau...
Anonymous
Hari ini, 14:53
Menorrhagia pada pasien baru lepas kb 1 bulan
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Selamat sore dokter, Pasien usia 28 tahun datang dgn keluhan haid sudah 10 hari,  kali pertama  dikatakan masih deras, terdapat nyeri. Haid setelha lepas kb...
Anonymous
Hari ini, 10:16
SGOT SGPT
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter, izin konsul dan berdiskusi saya bekerja di Faskes Primer saya mendapat pasien perempuan usia 57 tahun. Keluhan utamanya perut terasa sebah dan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.