Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Ruptur Ginjal general_alomedika 2022-10-21T10:02:25+07:00 2022-10-21T10:02:25+07:00
Ruptur Ginjal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Ruptur Ginjal

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Ruptur ginjal adalah diskontinuitas jaringan ginjal, yang biasanya disebabkan oleh trauma. Ginjal merupakan organ saluran kemih yang paling rentan cedera dengan/tanpa diikuti cedera organ intraabdomen lainnya.[1,2]

Ruptur ginjal dapat terjadi tanpa diikuti cedera organ intraabdomen di sekitarnya (isolated renal trauma), tetapi 80–95% kasus ruptur ginjal diikuti dengan cedera organ intraabdomen lainnya. Ruptur ginjal terjadi pada sekitar 1-5% seluruh kejadian trauma, dan pada sekitar 10% pasien trauma abdomen.[1,2]

Openi, 2015 Openi, 2015

Penyebab ruptur ginjal yang utama adalah trauma, baik trauma tumpul (blunt trauma) maupun trauma tembus (penetrating trauma).  Di Amerika Serikat, >80% ruptur ginjal disebabkan oleh trauma tumpul. Trauma tembus pada ginjal merupakan kasus yang jarang, tetapi dapat menyebabkan kerusakan yang lebih parah.[1,3]

Selain trauma, ruptur ginjal dapat terjadi secara spontan (nontraumatic atau spontaneous renal rupture) pada kasus yang jarang terjadi, seperti angiomyolipoma.[1,3]

Diagnosis ruptur ginjal diawali dengan anamnesis, yaitu adanya riwayat trauma, pembedahan saluran kemih, dan abnormalitas ginjal sebelumnya perlu diketahui dari anamnesis. Modalitas pencitraan perlu dilakukan pada pasien dengan hematuria, seperti USG abdomen, serta CT scan abdomen dengan/tanpa kontras, dan angiografi.[2,4,5]

Tata laksana awal ruptur ginjal mengikuti standar tata laksana kegawatan pasien trauma umum, dengan mengamankan airway, breathing, dan circulation. Pada pasien dengan hemodinamik stabil dengan derajat ruptur I–III, tata laksana yang dianjurkan adalah modalitas nonoperatif. Tata laksana operatif diperlukan pada ruptur derajat IV–V, atau pada pasien dengan hemodinamik yang tidak stabil.[2,4,5]

 

 

Direvisi oleh: dr. Hudiyati Agustini

Referensi

1. Erlich T, Kitrey ND. Renal trauma: the current best practice. Therapeutic advances in urology. 2018 Oct;10(10):295-303.
2. Indradiputra IM, Hartono T. Tata laksana Konservatif Pasien Dewasa dengan Trauma Tumpul Ginjal Derajat IV Terisolasi. Cermin Dunia Kedokteran. 2016 Feb 1;43(2):123-6.
3. Chronopoulos PN, Kaisidis GN, et al. Spontaneous rupture of a giant renal angiomyolipoma—Wunderlich’s syndrome: Report of a case. International journal of surgery case reports. 2016 Jan 1;19:140-3.
4. Summerton DJ, Djakovic N, et al. Guidelines on urological trauma. Eur Urol. 2014 Nov 14.
5. Bryk DJ, Zhao LC. Guideline of guidelines: a review of urological trauma guidelines. BJU international. 2016 Feb;117(2):226-34.

Patofisiologi Ruptur Ginjal

Artikel Terkait

  • Red Flag Hematuria
    Red Flag Hematuria
Diskusi Terbaru
dr. Rafenia Nayani
Kemarin, 16:24
Kapan menyarankan sufor untuk bayi bblr?
Oleh: dr. Rafenia Nayani
2 Balasan
Alo dokter. Izin konsul jika ad yg bisa membantu. Saya mendapatkan rujukan bidan dgn bayi bblr 2400 gram. Bayi lahir cukup bulan. Tidak ada penyulit...
Anonymous
Kemarin, 08:28
Terapi dan Edukasi Kondiloma Akuminata pada Ibu Hamil
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alodokter, izin berdiskusiSaya mendapatkan pasien berumur 35 tahun dengan keluhan muncul daging dibagian kelamin, pasien tidak mengetahui sudah berapa lama...
Anonymous
Kemarin, 08:01
Jahit dalam dengan benang non absorbable
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dok, apakah jahit dalam 1 kali dengan benang non absorbable perlu dibuka kembali benangnya atau benang itu dapat terurai sendiri nantinya?

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.