Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Ruptur Ginjal general_alomedika 2020-11-05T17:37:19+07:00 2020-11-05T17:37:19+07:00
Ruptur Ginjal
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Ruptur Ginjal

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Ruptur ginjal adalah diskontinuitas jaringan ginjal yang biasanya disebabkan oleh trauma. Ginjal merupakan organ saluran kemih yang paling rentan cedera, dengan atau tanpa diikuti cedera organ intraabdomen lainnya. Ruptur ginjal dapat terjadi tanpa diikuti cedera organ intraabdomen di sekitarnya (isolated renal trauma), namun 80–95% kasus ruptur ginjal diikuti dengan cedera organ intraabdomen lain. Ruptur ginjal terjadi pada sekitar 1-5% seluruh kejadian trauma dan pada sekitar 10% pasien trauma abdomen. [1,2]

Penyebab ruptur ginjal yang utama adalah trauma, baik trauma tumpul (blunt trauma) maupun trauma tembus (penetrating trauma).  Di Amerika Serikat, >80% ruptur ginjal disebabkan oleh trauma tumpul. Trauma tembus pada ginjal merupakan kasus yang jarang,, namun dapat menyebabkan kerusakan yang lebih parah. Selain trauma, ruptur ginjal dapat terjadi secara spontan (nontraumatic atau spontaneous renal rupture) pada kasus yang jarang terjadi, seperti angiomyolipoma. [1,3]

rupturginjalcompressed

Diagnosis ruptur ginjal dilakukan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Riwayat trauma, pembedahan saluran kemih, dan abnormalitas ginjal sebelumnya perlu diketahui dari anamnesis. Modalitas pencitraan perlu dilakukan pada pasien dengan hematuria, seperti CT scan dengan atau tanpa kontras, USG, dan angiografi. [2,4-5]

Tata laksana awal ruptur ginjal mengikuti standar tata laksana kegawatan pasien trauma umum, dengan mengamankan airway, breathing, dan circulation. Pada pasien dengan hemodinamik stabil dengan derajat ruptur I–III, tata laksana yang dianjurkan adalah modalitas nonoperatif. Tata laksana operatif diperlukan pada ruptur derajat IV–V atau pada pasien dengan hemodinamik yang tidak stabil. [2,4-5]

Referensi

1. Erlich T, Kitrey ND. Renal trauma: the current best practice. Therapeutic advances in urology. 2018 Oct;10(10):295-303.
2. Indradiputra IM, Hartono T. Tata laksana Konservatif Pasien Dewasa dengan Trauma Tumpul Ginjal Derajat IV Terisolasi. Cermin Dunia Kedokteran. 2016 Feb 1;43(2):123-6.
3. Chronopoulos PN, Kaisidis GN, Vaiopoulos CK, Perits DM, Varvarousis MN, Malioris AV, Pazarli E, Skandalos IK. Spontaneous rupture of a giant renal angiomyolipoma—Wunderlich’s syndrome: Report of a case. International journal of surgery case reports. 2016 Jan 1;19:140-3.
4. Summerton DJ, Djakovic N, Kitrey ND, Kuehhas FE, Lumen N, Serafetinidis E, Sharma DM. Guidelines on urological trauma. Eur Urol. 2014 Nov 14.
5. Bryk DJ, Zhao LC. Guideline of guidelines: a review of urological trauma guidelines. BJU international. 2016 Feb;117(2):226-34.

Patofisiologi Ruptur Ginjal

Artikel Terkait

  • Red Flag Hematuria
    Red Flag Hematuria
Diskusi Terbaru
dr. I Made Bayu Indratama, Sp.PD
Kemarin, 19:58
BRU 2022
Oleh: dr. I Made Bayu Indratama, Sp.PD
1 Balasan
Bali Reumatology Update 2022Link Registrasi: bit.ly/WebinarBRU2022
Anonymous
Kemarin, 16:56
Terapi SLE dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Restie, Sp.PD , saya ingin bertanya bagaimana penyesuaian dosis kortikosteroid pada pasien SLE yang kemudian diketahui mengalami diabetes mellitus...
Anonymous
Kemarin, 16:50
Terapi T-3 hormone replacement therapy pada Hashimoto's Disease - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Restie Warapsari, Sp. PD saya ingin bertanya mengenai kapan diperlukan terapi T-3 hormone replacement therapy pada kasus hashimoto disease ya dok?...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.