Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Overactive Bladder general_alomedika 2022-01-27T12:24:12+07:00 2022-01-27T12:24:12+07:00
Overactive Bladder
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Overactive Bladder

Oleh :
dr.Nailla Fariq Alfiani
Share To Social Media:

Overactive bladder (OAB) didefinisikan sebagai sindrom urgensi berkemih disertai dengan frekuensi dan nokturia dengan atau tanpa inkontinensia, tanpa infeksi saluran kemih atau patologi lain yang jelas. Penyakit ini dapat diderita oleh pria dan wanita, serta akan mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan fungsi sosial seperti bekerja, bepergian, tidur, dan fungsi seksual.[1-6]

Urgensi adalah gejala utama dalam diagnosis overactive bladder. Urgensi berhubungan erat dengan keinginan sering buang air kecil di siang hari, nokturia, dan inkontinensia urine. Nokturia dilaporkan sebagai gejala yang paling mengganggu, serta berhubungan langsung dengan penurunan kualitas tidur, penurunan kualitas hidup, dan depresi pada populasi lanjut usia.[1-7]

Overactive Bladder-min

Berdasarkan etiologinya, overactive bladder dibagi menjadi overactive bladder yang disebabkan oleh faktor neurologi dan overactive bladder non-neurogenik yang disebabkan oleh penyakit sistemik atau idiopatik.[8-10]

Untuk mendiagnosis overactive bladder, perlu dipertimbangkan kondisi potensial lain, terutama infeksi saluran kemih (ISK). Kondisi lain yang lebih jarang tapi perlu dipikirkan adalah gangguan endokrin dan keganasan neurologi. Anamnesis perlu mengidentifikasi adanya urgensi dan hubungannya dengan fase penyimpanan (storage) dan berkemih (voiding) beserta tingkat keparahannya. Pemeriksaan perut dan panggul diperlukan untuk menyingkirkan massa perut atau panggul pada pasien wanita, dan untuk mengevaluasi pembesaran prostat atau keganasan pada pasien pria. Pemeriksaan neurologi diperlukan untuk menyingkirkan patologi neurologis.

Infeksi saluran kemih dapat diperiksa dengan dipstick urinalysis atau sampel yang dikirim untuk pemeriksaan mikroskopis, kultur, dan sensitivitas. Bladder diary juga bisa digunakan untuk mendokumentasikan frekuensi buang air kecil, jumlah episode nokturia, serta balans cairan. Bladder diary juga bisa digunakan untuk membandingkan kondisi sebelum dan sesudah perawatan.

Pemeriksaan penunjang lain yang dapat bermanfaat adalah USG untuk menilai seluruh saluran kemih dan mengukur volume residu. USG dapat menyingkirkan penyebab urgensi lainnya, seperti massa panggul atau urolithiasis.[6,9,11-13]

Pilihan penatalaksanaan inisial untuk overactive bladder mencakup manajemen asupan cairan, bladder training, dan menjadwalkan berkemih untuk mencegah urgensi dan inkontinensia. Apabila cara ini gagal mengendalikan gejala, maka pemberian obat antimuskarinik dapat dipertimbangkan. Meski begitu, perhatikan kontraindikasi pemberian obat antimuskarinik, misalnya pada pasien dengan glaukoma sudut tertutup dan myasthenia gravis. Contoh obat antimuskarinik yang dapat digunakan adalah tolterodine, trospium, darifenacin, solifenacin, oxybutynin, dan propiverine.[6,7,9,12,13]

Referensi

1. Leron E, Weintraub AY, Mastrolia SA, Schwarzman P. Overactive Bladder Syndrome: Evaluation and Management. Current urology, 2018. 11(3), 117–125. https://doi.org/10.1159/000447205
2. Amarenco G, Gamé X, Kirby R, Van Der Aa F, Cornu JN. A Comprehensive Review of Overactive Bladder Pathophysiology: On the Way to Tailored Treatment. European urology, 2019. 75(6), 988–1000. https://doi.org/10.1016/j.eururo.2019.02.038
3. Corcos J, Przydacz M, Campeau L, et al. CUA guideline on adult overactive bladder. Canadian Urological Association journal, 2017. 11(5), E142–E173. https://doi.org/10.5489/cuaj.4586
4. Araklitis G, Baines G, da Silva AS, Robinson D, Cardozo L. Recent advances in managing overactive bladder. F1000Research, 2020. 9, F1000 Faculty Rev-1125. https://doi.org/10.12688/f1000research.26607.1
5. Eapen RS, Radomski SB. Review of the epidemiology of overactive bladder. Research and reports in urology, 2016. 8, 71–76. https://doi.org/10.2147/RRU.S102441
6. Ellsworth PI. Overactive Bladder. Medscape. 2021. https://emedicine.medscape.com/article/459340-overview
7. Jayarajan J, Radomski SB. Pharmacotherapy of overactive bladder in adults: a review of efficacy, tolerability, and quality of life. Research and reports in urology, 2013. 6, 1–16. https://doi.org/10.2147/RRU.S40034
8. Palmer CJ, Choi JM. Pathophysiology of Overactive Bladder: Current Understanding. Curr Bladder Dysfunct Rep, 2017. 12, 74–79. https://doi.org/10.1007/s11884-017-0402-y
9. Gunawan IPGF, Suarjana IN, Wulandari KF. An Overview of Overactive Bladder. Bali Medical Journal (Bali MedJ), 2021. Volume 10, Number 1: 208-210
P-ISSN.2089-1180, E-ISSN: 2302-2914. 2021. https://www.balimedicaljournal.org/index.php/bmj/article/viewFile/2266/pdf
10. Meng E, Lin W, Lee W, Chuang Y. Pathophysiology of Overactive Bladder. LUTS: Lower Urinary Tract Symptoms, 2012. 4. 10.1111/j.1757-5672.2011.00122.x. https://www.researchgate.net/publication/261542540_Pathophysiology_of_Overactive_Bladder
11. Wallace KM, Drake MJ. Overactive bladder. F1000Research, 2015. 4, F1000 Faculty Rev-1406. https://doi.org/10.12688/f1000research.7131.1
12. Nitti VW, Patel A, Karram M. Diagnosis and management of overactive bladder: A review. The journal of obstetrics and gynaecology research, 2021. 47(5), 1654–1665. https://doi.org/10.1111/jog.14708
13. Fontaine C, Papworth E, Pascoe J, Hashim H. Update on the management of overactive bladder. Therapeutic advances in urology, 2021. 13, 17562872211039034. https://doi.org/10.1177/17562872211039034

Patofisiologi Overactive Bladder
Diskusi Terkait
Anonymous
30 Januari 2023
Diagnosis untuk overactive bladder
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin berdiskusi.Pasien perempuan berusia 70tahun dengan keluhan sering BAK dialami selama satu tahun ini. Saat ini bak di pampers dengan warna...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.