Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Rhinitis Vasomotor general_alomedika 2022-05-13T13:26:18+07:00 2022-05-13T13:26:18+07:00
Rhinitis Vasomotor
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Rhinitis Vasomotor

Oleh :
dr. Adrian Prasetio
Share To Social Media:

Diagnosis rhinitis vasomotor ditegakkan secara klinis. Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab alergi.

Anamnesis

Pasien dengan rhinitis vasomotor akan mengeluhkan gejala obstruksi nasal, rhinorrhea, dan kongesti. Gejala ini dieksaserbasi oleh bebauan tertentu seperti parfum, asap rokok, dan bau cat. Hal lain yang bisa mencetuskan adalah konsumsi alkohol, makanan pedas, emosi, dan pemicu lingkungan seperti perubahan suhu, tekanan, dan cahaya terang.

Pasien rhinitis vasomotor juga bisa dibagi menjadi dua subgrup, yaitu “runners” yang lebih menunjukkan gejala rhinorrhea dan “dry” yang lebih menunjukkan gejala obstruksi nasal dengan rhinorrhea minimal.[5]

Anamnesis juga dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan rhinitis tipe lain. Pada pasien ditanyakan waktu terjadi gejala, pola keluhan, faktor yang memperberat dan memperingan, faktor pencetus yang mungkin, dan riwayat lengkap seperti riwayat pengobatan, merokok, dan pekerjaan.[1,3]

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik, mukosa nasal bisa terlihat normal atau kemerahan, dan dapat ditemukan post nasal drip. Sekresi mukus yang ditemukan biasanya jernih. Apabila ditemukan mukus purulen, patut diduga kemungkinan rhinitis infeksi. Endoskopi nasal bisa dilakukan untuk menyingkirkan dugaan sinusitis kronik dengan poliposis.[3]

Pemeriksaan fisik juga bisa menunjukkan edema mukosa, injeksi mukosa, dan hiperplasia limfoid yang melibatkan tonsil, adenoid, dan adanya tonsil lingual. Ada pula laporan kasus rhinitis vasomotor yang menunjukkan blanched mucosa yang dikelilingi pembuluh darah yang melebar.[1]

Diagnosis Banding

Rhinitis vasomotor perlu dibedakan dari rhinitis alergi, rhinitis infeksi, dan rhinitis nonalergi lain.

Rhinitis Alergi

Rhinitis alergi adalah peradangan di rongga hidung yang diperantarai oleh immunoglobulin E (IgE) dan dicetuskan oleh paparan terhadap alergen. Alergen yang dapat menyebabkan rhinitis alergi adalah tungau debu rumah, komponen sel epitel bulu peliharaan, serta serbuk sari dan bagian tumbuhan. Pada rhinitis alergi bisa didapatkan nasal crease, sekret hidung, deviasi septum, serta manifestasi rhinitis alergi pada hidung, mata, dan orofaring. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan mencakup skin test untuk identifikasi alergen dan pemeriksaan kadar IgE.[8]

Rhinitis Infeksi

Rhinitis infeksi sering disebabkan oleh virus, antara lain rhinovirus, coronavirus, adenovirus, virus parainfluenza, respiratory syncytial virus, dan enterovirus. Pada pasien dapat ditemukan tanda dan gejala infeksi seperti demam, sekresi mukus purulen, nyeri tekan pada wajah, gangguan penciuman, batuk, dan post nasal drip. Infeksi umumnya bersifat self limiting dan berakhir dalam 7-10 hari. Terapi yang dilakukan bersifat simtomatik.[2,6]

Nonallergic Rhinitis with Nasal Eosinophilia Syndrome (NARES)

Nonallergic rhinitis with nasal eosinophilia syndrome (NARES) merupakan rhinitis tipe inflamatorik dengan peningkatan degranulasi sel mast dan eosinofil tanpa ditemukan allergen yang spesifik (tes alergi negatif). Patofisiologi NARES masih belum jelas. Masih belum ada pedoman diagnosis yang jelas, namun eosinofil sebanyak 5-20% telah dilaporkan dapat mengindikasikan NARES.[3]

Rhinitis Atrofi

Rhinitis atrofi bersifat kronis. Terjadi atrofi dari mukosa nasal dan konka yang menyebabkan sekresi mukus mengental dan terbentuk krusta tanpa ditemukan proses inflamasi. Rhinitis atrofi diduga disebabkan oleh pertumbuhan bakteri di rongga hidung akibat penurunan produksi mukus[3,6]

Rhinitis yang Diinduksi Obat

Obat-obatan seperti obat antihipertensi, aspirin dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS), obat disfungsi ereksi, dan psikotropika memiliki efek samping rhinitis. Terdapat 3 kategori dari rhinitis yang diinduksi obat, yaitu neurogenik, inflamatorik, dan idiopatik. Obat antihipertensi dapat menghambat pelepasan norepinefrin, meningkatkan dominasi serabut parasimpatis, dan menyebabkan kongesti nasal serta rhinorrhea. [1,3] Konsumsi obat simpatomimetik nasal dalam waktu lama (>5-10 hari) dapat menyebabkan desensitisasi reseptor alfa terhadap stimulasi. Penurunan rangsangan adrenergik menimbulkan kongesti nasal yang hebat dan rhinorrhea.[2]

Pemeriksaan Penunjang

Rhinitis vasomotor umumnya dapat didiagnosis secara klinis. Pemeriksaan penunjang dilakukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab rhinitis lainnya. Pada rhinitis vasomotor, umumnya didapatkan tes alergi yang negatif dan tidak ada antibodi IgE serum terhadap alergen tertentu.

Sitologi nasal berguna untuk menganalisa penanda inflamasi dari epitel sel nasal. Bila ditemukan eosinofilia sebanyak 5-20%, maka diagnosis mengarah pada nonallergic rhinitis with eosinophilia syndrome (NARES).[1]

Apabila pada anamnesis dan endoskopi nasal terdapat kecurigaan sinusitis, maka CT scan dapat dilakukan. Pemeriksaan MRI dapat dilakukan bila dicurigai terdapat massa pada kepala dan leher. Namun pada kasus rhinitis vasomotor, pencitraan tidak banyak membantu penegakkan diagnosis.[1,3]

 

Referensi

1. Leader P, Geiger Z. Vasomotor Rhinitis. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2020 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK547704/
2. Ramakrishnan VR. Pharmacotherapy for Nonallergic Rhinitis. Medscape. 2019. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/874171-overview#a1
3. Sahin-Yilmaz A, Oysu C, Naclerio RM. Nonallergic Rhinitis. All Around the Nose: Basic Science, Diseases, and Surgical Management. Switzerland: Springer; 2020.
5. Wheeler PW, Wheeler SF. Vasomotor Rhinitis. Am Fam Phys, 2005 Sep 15;72(6):1057-1062. https://www.aafp.org/afp/2005/0915/p1057.html
6. Sur DKC, Plesa ML. Chronic Nonallergic Rhinitis. American Family Physician. 2018. Available from: https://www.aafp.org/afp/2018/0801/p171.html
8. Brozek JL. Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma (ARIA) guidelines-2016 revision. 2017. https://pubmed.ncbi.nlm.nih.gov/28602936/

Epidemiologi Rhinitis Vasomotor
Penatalaksanaan Rhinitis Vasomotor

Artikel Terkait

  • Rhinitis Alergi akibat Polusi dalam Ruangan
    Rhinitis Alergi akibat Polusi dalam Ruangan
  • Pemilihan Antihistamin untuk Rhinitis Alergi
    Pemilihan Antihistamin untuk Rhinitis Alergi
  • Pilek pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
    Pilek pada Anak – Panduan e-Prescription Alomedika
  • Pilek pada Dewasa – Panduan e-Prescription Alomedika
    Pilek pada Dewasa – Panduan e-Prescription Alomedika
Diskusi Terbaru
dr.Dizi Bellari Putri
Hari ini, 13:53
Suplemen Omega-3 Meningkatkan Risiko Atrial Fibrilasi - Artikel SKP ALOMEDIKA
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
1 Balasan
ALO Dokter!Tahukah, Dok? Beberapa studi telah melaporkan bahwa penggunaan suplemen asam lemak omega-3 dapat meningkatkan risiko atrial fibrilasi. Padahal...
dr.Dizi Bellari Putri
Hari ini, 09:35
Ask the Expert Spesialis Mata di Forum Diskusi Alomedika - Selasa 5 Juli 2022
Oleh: dr.Dizi Bellari Putri
1 Balasan
Alo Dokter!Alomedika akan kembali mengadakan "Ask the Expert" bersama Dokter Spesialis Mata. Yuk, catat tanggal dan jamnya!- Hari: Selasa, 5 Juli 2022-...
Anonymous
Hari ini, 08:06
Salep 24 bagaimana cara penggunaannya
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Izin dok berdiskusi perihal salep 24 yang digunakan untuk pasien scabies dibawah 2 bulan dipakai 3 hari berturut” 72 jam terus menerus atau seperti permetrin...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.