Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Obstructive Sleep Apnea general_alomedika 2022-08-03T12:02:38+07:00 2022-08-03T12:02:38+07:00
Obstructive Sleep Apnea
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Obstructive Sleep Apnea

Oleh :
dr. Novita
Share To Social Media:

Patofisiologi obstructive sleep apnea (OSA) melibatkan dua faktor yakni anatomi dan neuromuskular. OSA disebabkan oleh obstruksi saluran napas atas yang mengakibatkan timbulnya kondisi apnea atau hipopnea. Obstruksi sering terjadi pada faring, terutama area velofaring.

Faring memiliki beberapa fungsi yaitu untuk menelan, fonasi, dan menjaga patensi saat bernapas. Pada kondisi normal, patensi faring atau keseimbangan tekanan faring diatur oleh aktivasi neuromuskular dari otot-otot dilator faring (otot pterygoid medial, otot tensor veli palatini, otot genioglossus, otot geniohyoid, dan otot sternohyoid) yang melibatkan sistem saraf pusat. Namun, pada saat seseorang sedang tidur, aktivitas ini menurun dan mengancam patensi saluran napas atas.

OSA juga dapat terjadi jika diameter lumen saluran napas atas menyempit. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan kondisi ini saat tidur adalah posisi leher dalam keadaan fleksi, mulut dalam posisi terbuka, peningkatan resistensi nasal, dan peningkatan dinamika compliance faring.[4-6]

Kombinasi dari gangguan aktivitas neural dan abnormalitas anatomi faring akan menyebabkan obstruksi faring. Saluran napas yang terobstruksi akan mengganggu proses ventilasi, menimbulkan kondisi hiperkapnia dan hipoksia, yang kemudian meningkatkan neural output ke otot faring. Tubuh berusaha untuk bernapas secara progresif, yang merupakan respon dari stimulus kimia dan menyebabkan seseorang untuk terbangun. Kondisi ini akan terus berulang sepanjang malam pada penderita OSA.

Episode apnea ditandai dengan henti napas selama 10 detik atau lebih. Episode hipopnea adalah penurunan aliran udara sebanyak kurang lebih 30% selama 10 detik, dan berhubungan dengan desaturasi oksigen dalam darah sebesar ≥4%. Apnea terjadi jika saluran napas atas kolaps total, sedangkan hipopnea jika kolaps sebagian. [7]

 

 

Direvisi oleh: dr. Dizi Bellari Putri

Referensi

4. Javaheri S, Barbe F, Rodriguez FC, et al. Sleep apnea: types, mechanisms and clinical cardiovascular consequences. JACC. 2017; 69(7): 841-858
5. Slowik JM, Sankari A, Collen JF. Obstructive Sleep Apnea. 2022 Jun 28. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022 Jan–. PMID: 1029083619.
6. Durgan DJ, Bryan RM. Cerebrovascular consequences of obstructive sleep apnea. J Am Heart Assoc. 2012; 1: e000091
7. Qaseem A, et al. Management of obstructive sleep apnea in adults: a clinical practice guideline from the American College of Physicians. Ann Intern Med. 2013; 159(7): 471-483

Pendahuluan Obstructive Sleep Apnea
Etiologi Obstructive Sleep Apnea

Artikel Terkait

  • Perawatan Alat CPAP di Rumah
    Perawatan Alat CPAP di Rumah
  • Agonis Reseptor Glucagon-like Peptide-1 pada Penanganan Obstructive Sleep Apnea
    Agonis Reseptor Glucagon-like Peptide-1 pada Penanganan Obstructive Sleep Apnea
Diskusi Terkait
Anonymous
Dibalas 05 November 2024, 21:48
Sleep apnea pada anak yang sudah pernah tonsilektomi
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Hallo dok, saya ijin konsultasi. Ada anak yang sudah pernah riwayat operasi Amandel, namun keluhannya masih mengorok dan tiba2 seperti henti nafasnya. Apa...
Anonymous
Dibalas 03 Februari 2024, 07:06
Kapan perlu merujuk pasien dengan Obstructive Sleep Apnea (OSA)?
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin konsultasi dok saya memiliki pasien dengan curiga ke arah Obstructive Sleep Apnea (OSA) dengan score ESS 7. Yang saya tanyakan dok, kapan...
dr.Olvy Sekarsari Octaviana
Dibalas 28 April 2023, 09:09
Tata Laksana Obstructive Sleep Apnea (OSA) di layanan primer
Oleh: dr.Olvy Sekarsari Octaviana
1 Balasan
ALO Dokter, izin berdiskusi.. ketika dalam praktek layanan primer atau dalam praktek telemedicine ditemukan pasien dengan diagnosis mengarah pada OSA, terapi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.