Agonis Reseptor Glucagon-like Peptide-1 pada Penanganan Obstructive Sleep Apnea

Oleh :
dr.Eduward Thendiono, SpPD,FINASIM,Fellow IDF

Agonis reseptor glucagon-like peptide-1 (GLP-1RA), seperti semaglutide dan liraglutide, diduga bermanfaat untuk obstructive sleep apnea (OSA) karena dapat memperbaiki pola dan stabilitas pernapasan serta memperbaiki resistensi insulin dan sindrom metabolik. Pada prinsipnya, OSA ditandai oleh episode repetitif kolaps parsial atau komplit dari saluran napas atas selama tidur. Ini dapat menimbulkan hipoksia intermiten dan tidur yang terfragmentasi.[1,2]

Patofisiologi OSA melibatkan faktor anatomis dan fungsional yang menyebabkan kolapsnya saluran napas atas selama tidur. Faktor anatomis meliputi saluran napas atas yang sempit pada kelainan kraniofasial, tonsil yang membesar, atau lidah yang besar. Faktor fungsional meliputi pelemahan kontrol neuromuskular pada otot-otot saluran napas, low arousal threshold, dan high loop gain.[3-5]

Glucagon-like Peptide-1 pada Obstructive Sleep Apnea

Obstruksi saluran napas yang berulang akan memicu siklus hipoksia dan reoksigenasi yang berkontribusi pada stres oksidatif dan inflamasi sistemik. Selain itu, sejumlah bukti telah menghubungkan OSA dengan sindrom metabolik dan resistensi insulin. Atas dasar inilah GLP-1RA diduga akan bermanfaat dalam penanganan OSA.[5-8]

Peran GLP-1 pada Patofisiologi Obstructive Sleep Apnea

Fenomena fisiologis, seperti penyempitan kaliber saluran napas dan reduksi aktivitas otot dilator saluran napas selama tidur, lebih menonjol pada pasien obstructive sleep apnea (OSA). Reseptor GLP-1 dijumpai pada sistem saraf pusat termasuk di area kontrol respirasi. Aktivasi dari reseptor ini akan mempengaruhi pola respirasi dan stabilitasnya.[9-11]

Peran GLP-1 pada Saluran Napas

Banyak studi preklinis telah menemukan bahwa aktivasi reseptor GLP-1 dapat meningkatkan respiratory drive dan menstabilkan pola pernapasan. Selain itu, aktivasi GLP-1 dapat mempengaruhi tonus otot saluran napas sehingga mampu mencegah terjadinya kolaps saluran napas selama tidur, dengan demikian mengurangi frekuensi dan keparahan dari episode apnea dan hipopnea.[10,11]

GLP-1, Efek Metabolik, dan Kaitan dengan Obstructive Sleep Apnea

Salah satu faktor risiko OSA ialah obesitas. Pada obesitas terjadi peningkatan deposisi lemak sekitar leher dan saluran napas yang dapat mengkompresi saluran napas itu sendiri sekaligus mengurangi patensinya. Lemak viseral berkontribusi juga pada penurunan volume paru-paru yang akan mengurangi traksi kaudal pada saluran napas atas sehingga meningkatkan kolapsibilitasnya. GLP-1RA telah dilaporkan efektif untuk penanganan obesitas.[1,3,12-17]

Patofisiologi OSA berkaitan pula dengan kelainan metabolik yang ditandai oleh resistensi insulin. Hal tersebut disebabkan oleh kondisi hipoksia, tidur terfragmentasi, aktivasi sistem saraf simpatis, dislipidemia, stres oksidatif dan inflamasi. Aktivasi GLP-1 akan memperbaiki memperbaiki sensitivitas insulin dan mengurangi kadar lemak postprandial yang diduga akan berkontribusi pada perbaikan OSA.[1,3,18-22]

Efek Antiinflamasi GLP-1RA pada Kasus Obstructive Sleep Apnea

Sudah terbukti bahwa hipoksia intermiten dan tidur terfragmentasi akibat OSA memicu kondisi inflamasi baik lokal maupun sistemik. Inflamasi ini dapat menyebabkan edema pada jaringan saluran napas atas sehingga mempersempit saluran napas dan mengeksaserbasi kolaps saluran napas.[1,13]

Sejumlah bukti telah membuktikan bahwa pemberian GLP-1RA menimbulkan dampak antiinflamasi yang signifikan. Reseptor GLP-1 dijumpai pula pada monosit, neutrofil, dan limfosit sehingga tidak mengherankan bahwa pemberian GLP-1RA dapat mengurangi produksi sitokin pro-inflamasi. Selain itu, studi preklinis telah membuktikan bahwa pemberian GLP-1RA semaglutide mampu mencegah oxidative stress-induced myocardial injury.[23-26]

Bukti Klinis Dampak Pemberian GLP-1RA pada Obstructive Sleep Apnea

Sebuah uji klinis acak buta ganda pada 276 pasien obesitas non-diabetes yang menderita OSA dengan derajat keparahan sedang (AHI 15-29.9/jam) atau berat (AHI ≥ 30/jam) dilakukan selama 32 minggu. Partisipan mendapatkan plasebo atau liraglutide dosis 0,6 mg/hari yang dinaikkan 0,6 mg/minggu hingga dosis maksimal 3mg/hari. Hasil penelitian ini menemukan adanya penurunan bermakna rerata apnea-hypopnea index (AHI) di grup liraglutide.[27]

Penelitian lain mengevaluasi dampak GLP-1RA pada 93 pasien diabetes tipe 2 dengan OSA. Partisipan dibagi menjadi grup terapi (50 pasien) yang mendapat liraglutide dan grup kontrol (43 pasien) yang mendapat terapi konvensional. Hasil pengamatan menunjukkan adanya penurunan signifikan indeks massa tubuh, lingkar pinggang, HbA1c, tekanan darah sistolik, dan AHI pada grup terapi jika dibandingkan dengan grup kontrol.[28]

Peneliti lain melakukan studi selama 24 minggu yang membandingkan antara terapi continuous positive airway pressure/CPAP saja (n=11) versus liraglutide saja (n=10) versus kombinasi liraglutide dan CPAP (n=9) pada pasien obesitas yang menderita OSA. Semua grup terapi menunjukkan penurunan AHI jika dibandingkan baseline, tetapi kombinasi CPAP dan liraglutide menempati posisi paling unggul dalam mengurangi AHI.[29]

Uji klinis acak terkontrol plasebo lain dilakukan selama 4 minggu untuk menguji dampak GLP-1RA pada partisipan dengan OSA moderat (AHI ≥ 15/jam). Partisipan mendapat GLP-1RA atau plasebo plus terapi standar. Partisipan di grup terapi GLP-1RA menunjukkan penurunan signifikan AHI, yakni dari 50 ±32/jam turun menjadi 38±30/jam.[30]

Belum lama ini 2 uji klinis acak terkontrol SURMOUNT-OSA sudah dipublikasi. Pada studi tahap pertama pasien mendapat tirzepatide atau plasebo tanpa diberikan CPAP, sedangkan di studi kedua pasien dengan CPAP diberikan plasebo atau tirzepatide 10 atau 15 mg. Partisipan di grup tirzepatide mengalami penurunan signifikan AHI jika dibandingkan dengan grup plasebo, disertai perbaikan luaran sekunder berupa berat badan, konsentrasi C-reactive protein, tekanan darah, dan sleepiness.[31]

Kesimpulan

Banyak penelitian telah menunjukkan bahwa agonis reseptor glucagon-like peptide-1 (GLP-1RA) efektif untuk penanganan obstructive sleep apnea (OSA), yang lebih lanjut diharapkan akan mencegah komplikasi akibat OSA seperti peningkatan risiko penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular.

Pada pasien dengan OSA, GLP-1RA juga membawa manfaat tambahan seperti penurunan berat badan pada pasien dengan obesitas, perbaikan parameter glikemik pada pasien dengan diabetes, serta perbaikan tekanan darah dan penanda inflamasi. Perlu diketahui bahwa penggunaan obat golongan GLP-1RA pada OSA telah mendapat persetujuan badan pengawas obat atau FDA di Amerika Serikat.

Referensi