Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Diagnosis Hipertrofi Adenoid general_alomedika 2019-06-25T03:19:34+07:00 2019-06-25T03:19:34+07:00
Hipertrofi Adenoid
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Hipertrofi Adenoid

Oleh :
dr. Giovanni Gilberta
Share To Social Media:

Diagnosis hipertrofi adenoid dapat ditegakkan melalui temuan klinis yang didapatkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, serta didukung dengan temuan dari pemeriksaan penunjang. [1]

Anamnesis

Pada anamnesis, pasien dengan hipertrofi adenoid dapat mengeluhkan gejala obstruktif, seperti hidung tersumbat, lebih sering menggunakan mulut dibandingkan hidung untuk bernapas, rasa tidak nyaman di telinga terkait dengan disfungsi tuba Eustachius, dan mendengkur saat tidur. Keluhan lain dapat berupa kesulitan makan, suara napas yang kencang, sering terbangun saat tidur pada malam hari, hipersomnolens, night terror, serta perubahan perilaku dan gangguan prestasi sekolah.

Pada beberapa kasus, penderita juga dapat mengeluhkan gejala sinusitis kronis, seperti batuk, nyeri pada wajah, kongesti nasal, post nasal drainage, dan rinorrhea.[1,5]

Riwayat kebiasaan merokok, infeksi saluran napas atas, dan alergi perlu ditanyakan pada penderita terkait dengan faktor risiko. Pencetus alergi perlu mendapat perhatian karena alergen tertentu, seperti tungau dan serbuk sari tanaman, memiliki keterkaitan erat dengan kondisi hipertrofi adenoid. [18]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang khas ditemukan pada penderita hipertrofi adenoid adalah gambaran facies adenoid. Facies adenoid terdiri dari gambaran wajah yang kusam dan datar, hilangnya lipatan nasolabial, mulut yang terbuka, serta gigi seri yang lebih maju dibandingkan dengan gigi lainnya (gigi tonggos). Pembesaran adenoid juga menyebabkan peningkatan panjang wajah, serta perubahan sudut dan posisi mandibular menjadi lebih posterior dan retroposisi. Kondisi hipertrofi adenoid dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan pada anak sehingga penting melakukan pengukuran berat dan tinggi badan untuk mengevaluasi komplikasi tersebut. [1,25]

Pemeriksaan rongga mulut perlu dilakukan pada pasien yang diduga mengalami hipertrofi adenoid karena penyakit ini seringkali disertai dengan pembesaran tonsil. Ukuran tonsil dapat dinilai dengan bantuan tongue spatel yang diletakkan pada anterior sirkumvalata lidah. [1]

Diagnosis Banding

Hipertrofi adenoid perlu dibedakan dengan beberapa diagnosis banding, seperti atresia koana, otitis media akut, dan karsinoma nasofaring. [26,27]

Atresia Koana

Atresia koana dapat memberikan gejala obstruksi jalan napas dan sinusitis rekuren, gejala yang juga dapat ditemui pada penderita hipertrofi adenoid. Atresia koana adalah suatu kelainan tertutupnya koana posterior pada salah satu atau kedua kavum nasi oleh tulang dan atau membran. Kondisi ini biasa terjadi pada bayi dan sering terjadi bersamaan dengan abnormalitas saluran napas lainnya. Atresia koana dapat dibedakan dengan hipertrofi adenoid melalui pemeriksaan endoskopi yang memberikan gambaran khas atretic plate pada koana dan CT scan yang menunjukkan penebalan pterigoid dan pembesaran vomer posterior. [28]

Otitis Media Akut

Penyakit otitis media akut (OMA) merupakan kondisi inflamasi pada telinga tengah yang diikuti dengan efusi dan onset yang bersifat akut. Kondisi ini memiliki beberapa kesamaan gejala dengan hipertrofi adenoid karena sering dialami oleh anak-anak, menimbulkan rasa tidak nyaman di telinga, membuat anak sulit makan, dan memiliki keterkaitan dengan infeksi saluran napas.

OMA dapat dibedakan dengan hipertrofi adenoid melalui gejala keluarnya cairan dari telinga apabila OMA sudah memasuki fase perforasi. Pada pemeriksaan fisik, OMA memberikan gambaran membran timpani yang hiperemis dan bulging, diikuti dengan adanya air-fluid level. [1,29]

Karsinoma nasofaring

Karsinoma nasofaring adalah suatu keganasan yang memiliki keterkaitan erat dengan Epstein-barr virus (EBV), virus yang juga merupakan etiologi hipertrofi adenoid. Penyakit ini dapat memberikan gejala obstruksi nasal dan keluhan telinga yang menyerupai keluhan pasien hipertrofi adenoid.

Karsinoma nasofaring dapat dibedakan dari hipertrofi adenoid melalui pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang CT scan maupun MRI. Penderita kanker biasa mengeluhkan benjolan atau massa pada leher yang juga dijumpai pada pemeriksaan fisik. Defisit neurologis, terutama nervus kranial VI, adalah gejala kanker yang tidak ditemukan pada penderita hipertrofi adenoid. [1,30]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang pada kasus hipertrofi adenoid dilakukan dengan tujuan menyingkirkan diagnosis banding dan mengetahui ukuran dan lokasi adenoid yang mengalami hipertrofi. [9,18]

Endoskopi Nasal

Endoskopi dapat membantu klinisi untuk menilai kavitas nasal dan bagian nasofaring sehingga dapat membantu penegakan diagnosis dan menyingkirkan diagnosis banding. Selain itu, penggunaan endoskopi merupakan salah satu metode yang efektif untuk mengevaluasi derajat obstruksi adenoid terhadap koana posterior di nasofaring. Adapun pembagian grading berdasarkan derajat obstruksi tersebut adalah sebagai berikut:

  • Derajat 1 : jaringan adenoid belum berkontak dengan struktur di sekitarnya
  • Derajat 2 : jaringan adenoid sudah menyentuh torus tubarius
  • Derajat 3 : jaringan adenoid menyentuh vomer
  • Derajat 4 : jaringan adenoid sudah berkontak dengan palatum molle.[18]

Meskipun dapat memberikan hasil yang objektif dan akurat, endoskopi sulit dilakukan pada anak yang tidak kooperatif. Pada kondisi tersebut, penggunaan anestesi lokal maupun umum dapat dipertimbangkan. [9,18]

Rontgen Nasofaring Lateral

Rontgen nasofaring lateral umumnya dilakukan sebagai pemeriksaan penunjang untuk mengetahui ukuran adenoid. Ukuran adenoid diperlukan terkait tindakan operatif yang dilakukan. Ukuran adenoid dapat diestimasi dengan metode adenoid-to-nasopharyngeal ratio (A/N). Rasio didapatkan dengan mengukur jarak jaringan adenoid (jarak antara basioksiput dan bagian tercembung dari adenoid) dengan bukaan nasofaring (jarak antara sfenobasioksiput dan sisi posterior dari palatum durum). [9,18]

Rontgen dapat digunakan pada anak yang dicurigai menderita hipertrofi adenoid dan tidak kooperatif untuk dilakukan pemeriksaan endoskopi. Meskipun dapat menimbulkan bahaya radiasi, penilaian adenoid tidak bersifat subjektif atau operator dependent, seperti yang dijumpai pada pemeriksaan endoskopi. [9,18]

Referensi

1. Kar M, Altıntoprak N, Muluk N, Ulusoy S, Bafaqeeh S, Cingi C. Antileukotrienes in adenotonsillar hypertrophy: a review of the literature. European Archives of Oto-Rhino-Laryngology. 2016;273(12):4111-4117.
5. McClay J. Adenoidectomy: Background, History of the Procedure, Epidemiology [Internet]. Emedicine.medscape.com. 2015. Available from: https://emedicine.medscape.com/article/872216-overview
8. Sakarya E, Bayar Muluk N, Sakalar E, Senturk M, Aricigil M, Bafaqeeh S et al. Use of intranasal corticosteroids in adenotonsillar hypertrophy. The Journal of Laryngology & Otology. 2017;131(5):384-390.
9. Acar M, Kankilic E, Koksal A, Yilmaz A, Kocaoz D. Method of the Diagnosis of Adenoid Hypertrophy for Physicians. The Journal of Craniofacial Surgery. 2014;25(5):e438-e440.
18. Brambilla I, Pusateri A, Pagella F, Caimmi D, Caimmi S, Licari A et al. Adenoids in children: Advances in immunology, diagnosis, and surgery. Clinical Anatomy. 2014;27(3):346-352.
19. Pereira L, Monyror J, Almeida F, Almeida F, Guerra E, Flores-Mir C et al. Prevalence of adenoid hypertrophy: A systematic review and meta-analysis. Sleep Medicine Reviews. 2018;38:101-112.
20. Lee C, Hsu W, Ko J, Yeh T, Chang W, Kang K. Epidemiology and trend of pediatric adenoidectomy: a population-based study in 20 from 1997 to 2012. Acta Oto-Laryngologica. 2017;137(12):1265-1270.
21. Ratunanda S, Satriyo J, Samiadi D, Madiadipoera T, Anggraeni R. Efektivitas Terapi Kortikosteroid Intranasal pada Hipertrofi Adenoid Usia Dewasa berdasarkan Pemeriksaan Narrow Band Imaging. Majalah Kedokteran Bandung. 2016;48(4):228-233.
22. Rosmini R, Suheryanto R, Surjotomo H. Hubungan derajat adenoid menggunakan teknik nasoendoskopi dengan tekanan telingah tengah. Oto Rhino Laryngologica Indonesiana. 2016;46(2):102.
23. Onotai L, Lilly-Tariah O. Adenoid and tonsil surgeries in children: How relevant is pre-operative blood grouping and cross-matching?. African Journal of Paediatric Surgery. 2013;10(3):231-234
24. Khirani S, Leboulanger N, Ramirez A, Fauroux B. Life-Threatening Obstructive Sleep Apnea Caused by Adenoid Hypertrophy in an Infant with Noonan Syndrome. Case Reports in Pediatrics. 2012;2012:1-3.
25. Koca C, Erdem T, Bayındır T. The effect of adenoid hypertrophy on maxillofacial development: an objective photographic analysis. Journal of Otolaryngology - Head & Neck Surgery. 2016;45:48.

Epidemiologi Hipertrofi Adenoid
Penatalaksanaan Hipertrofi Adenoid
Diskusi Terkait
dr.Deryana Primasanti
25 Februari 2021
Hipertrofi Adenoid pada Anak - THT Ask The Expert
Oleh: dr.Deryana Primasanti
2 Balasan
Alo Lenny Sp.THTSaya ada kerabat balita yang di diagnosis rhinitis alergi dan pembesaran adenoid dengan keluhan utama mendengkur saat tidur. Diberikan terapi...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.