Pendahuluan Karsinoma Nasofaring
Karsinoma nasofaring adalah karsinoma sel skuamosa non limfomatous yang terletak pada jaringan mukosa nasofaring. [1] Penyebab karsinoma nasofaring terbagi menjadi tiga faktor etiologi mayor, yaitu adanya infeksi Epstein-Barr Virus (EBV), faktor lingkungan, dan kerentanan genetik. Epidemiologi karsinoma nasofaring di dunia adalah <1 per 100.000 penduduk per tahun. Di Indonesia, karsinoma nasofaring menempati peringkat ke-4 kanker tersering dengan insidensi 6,2 per 100.000 penduduk setiap tahunnya. [2-6]

Keluhan tersering yang dialami oleh pasien dengan karsinoma nasofaring adalah pembengkakan pada leher dan otitis serosa unilateral. Diagnosis ditegakkan melalui pemeriksaan endoskopi dan imaging. Kemudian, diagnosis definitif didapatkan melalui gambaran histopatologi.
Penatalaksanaan karsinoma nasofaring tergantung pada klinis masing-masing pasien, namun umumnya mencakup radioterapi, kemoterapi, dan tindakan operatif. [1]
Angka harapan hidup selama 5 tahun setelah terdiagnosis karsinoma nasofaring adalah 40-80%. [2,3,7,8]