Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Mutisme Selektif general_alomedika 2021-12-08T15:53:42+07:00 2021-12-08T15:53:42+07:00
Mutisme Selektif
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Mutisme Selektif

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Penatalaksanaan mutisme selektif mengedepankan tata laksana nonfarmakologi (psikososial). Meskipun antidepresan dapat digunakan dalam penatalaksanaan mutisme selektif, belum ada bukti ilmiah yang kuat untuk mendukung efikasinya.[2,4]

Intervensi Psikososial

Intervensi psikososial yang direkomendasikan untuk mutisme selektif adalah cognitive behavioural therapy (CBT). CBT untuk kasus mutisme selektif mengutamakan upaya untuk memperbaiki sikap diam dan perilaku negatif lain yang mungkin ada pada pasien. Karena gejala biasanya muncul paling berat di sekolah, maka sebaiknya guru juga dilibatkan dalam intervensi. CBT untuk anak dengan mutisme selektif bisa dilakukan dalam bentuk terapi individual maupun kelompok.[2]

Social Communication Anxiety Treatment (S-CAT) adalah salah satu bentuk CBT yang direkomendasikan untuk mutisme selektif. Terapi ini dikembangkan berdasar asumsi bahwa mutisme selektif adalah salah satu bentuk kecemasan pada anak. Pendekatan psikososial lain yang bisa dilakukan adalah dengan terapi musik, terapi bermain, terapi interaksi orang tua dan anak, psikoanalisis, dan hipnosis.

Teknik komunikasi yang dapat digunakan pada anak dengan mutisme selektif adalah:

  • Duduk di sebelah dan bukan di hadapan anak
  • Tarik perhatian anak dengan aktivitas menyenangkan yang melibatkan anak dan bukan memusatkan semua perhatian pada anak
  • Mengajak untuk berpikir dan bukan langsung bertanya kepada anak
  • Memberikan cukup waktu bagi anak untuk merespon dan bukan terus menerus berbicara dengan anak
  • Tetap melanjutkan percakapan meskipun anak belum mau merespon secara verbal
  • Menerima respon verbal secara normal dan bukan memuji anak untuk itu[3]

Terapi Psikodinamik

Terapi psikodinamik pada anak dilakukan dengan terapi bermain individual. Jenis terapi ini melibatkan eksplorasi komprehensif yang mungkin berbeda-beda pada masing-masing pasien. Terapi psikodinamik membutuhkan waktu yang banyak sebelum akhirnya didapatkan perbaikan gejala. Fokusnya adalah pada pengungkapan konflik yang mendasari mutisme selektif. Efikasi terapi psikodinamik pada kasus mutisme selektif masih belum jelas karena kemanjurannya hanya ditunjukan pada beberapa studi kasus.[4]

Terapi Perilaku

Terapi perilaku pada mutisme selektif melibatkan orang tua dan guru. Dalam terapi ini, penguatan negatif (negative reinforcement) diidentifikasi dan segera dimodifikasi. Teknik spesifik yang dapat digunakan mencakup mengurangi stimulus, prosedur token, self modeling, dan contingency management.[4]

Terapi Keluarga

Jika mutisme selektif dianggap berhubungan dengan interaksi dalam keluarga, maka pilihan terapi yang direkomendasikan adalah terapi keluarga. Kerjasama dan pengertian perlu dibangun dalam keluarga, termasuk orang tua dan saudara pasien, untuk membantu mengurangi ansietas yang dialami pasien.[4]

Medikamentosa

Terapi farmakologis sebaiknya hanya diberikan bila intervensi psikososial tidak menunjukkan respon yang adekuat. Meskipun bukti efikasinya masih terbatas, antidepresan golongan selective serotonin reuptake inhibitors (SSRI) dan monoamine oxidase inhibitors (MAOI) dapat dipertimbangkan. Fluvoxamine and fluoxetine telah dilaporkan mampu memperbaiki gejala mutisme selektif pada laporan kasus.[4,12]

Medikamentosa tidak disarankan digunakan secara tunggal, melainkan sebagai kombinasi dengan CBT. Selain itu, terdapat bukti ilmiah yang mengindikasikan adanya luaran yang lebih baik jika intervensi dilakukan pada usia yang lebih dini.[5]

Referensi

2. Oerbeck B, Overgaard KR, Stein MB, Pripp AH, Kristensen H. Treatment of selective mutism: a 5-year follow-up study. Eur Child Adolesc Psychiatry. 2018;27(8):997-1009. doi:10.1007/s00787-018-1110-7
3. Bernstein BE. Pediatric Social Phobia and Selective Mutism: Background, Pathophysiology, Epidemiology. Medscape, 2020. https://emedicine.medscape.com/article/917147-overview
4. Wong P. Selective mutism: a review of etiology, comorbidities, and treatment. Psychiatry (Edgmont). 2010;7(3):23-31.
12. Manassis K, Oerbeck B, Overgaard KR. The use of medication in selective mutism: a systematic review. Eur Child Adolesc Psychiatry 2016;25:571–8.

Diagnosis Mutisme Selektif
Prognosis Mutisme Selektif
Diskusi Terbaru
dr. Hudiyati Agustini
Kemarin, 13:50
Profilaksis Oftalmia Neonatorum: Apakah Masih Relevan? - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Hudiyati Agustini
1 Balasan
ALO Dokter, Apakah Dokter masih menerapkan pemberian tetes mata antibiotik profilaksis pada bayi baru lahir? Sebenarnya, tindakan ini bertujuan untuk...
Anonymous
Kemarin, 13:11
Daging tumbuh di vagina bagian dalam
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Siang dok, izin berdiskusi ada pasien dengan keluhan daging tumbuh di vagina bagian dalam, user baru menyadari hal ini beberapa hari sebelum konsul,...
Anonymous
1 hari yang lalu
Pilihan antibiotik untuk terapi ISPA di layanan primer
Oleh: Anonymous
3 Balasan
Alo dokter. Izin bertanya pilihan antibiotik yang paling baik digunakan dalam terapi ISPA ec. bacterial infection di layanan primer apa ya dok? Di tempat...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.