Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Gangguan Waham Menetap general_alomedika 2022-06-06T18:34:07+07:00 2022-06-06T18:34:07+07:00
Gangguan Waham Menetap
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Gangguan Waham Menetap

Oleh :
dr. Irwan Supriyanto PhD SpKJ
Share To Social Media:

Penatalaksanaan gangguan waham umumnya difokuskan pada upaya untuk menangani morbiditas dengan menurunkan dampak waham terhadap kehidupan pasien dan keluarganya. 

Psikoterapi 

Psikoterapi yang efektif untuk gangguan waham menetap adalah psikoterapi individual, berorientasi insight, suportif, kognitif, dan behavioral. Dalam psikoterapi, sebaiknya tidak dilakukan konfrontasi terhadap waham pasien, namun lebih pada penekanan bahwa preokupasi pasien terhadap wahamnya menimbulkan distress bagi dirinya dan mengganggu kemampuannya untuk bisa hidup dengan lebih baik [2]. Cognitive behavioral therapy (CBT) bisa digunakan untuk memperbaiki bias pengenalan informasi (yang timbul akibat waham), sensitivitas interpersonal, gaya reasoning, kecemasan, dan insomnia [11,12].

Metacognitive training adalah terapi yang dikembangkan untuk membantu pasien dengan waham untuk mengenali pola pikir disfungsionalnya. Meskipun awalnya dikembangkan untuk schizophrenia, namun terapi ini juga bermanfaat pada pasien dengan gangguan waham lain, termasuk gangguan waham menetap [13].

Medikamentosa

Pasien-pasien gangguan waham menetap yang mengalami agitasi sebaiknya mendapatkan antipsikotik lewat injeksi intramuskular. Farmakoterapi pada pasien dengan gangguan waham relatif sulit dilakukan karena mereka bisa dengan mudah memasukkan obat yang diberikan sebagai bagian negatif dari sistem wahamnya. Perlu dilakukan bina rapport dan psikoterapi yang adekuat sebelum farmakoterapi bisa dimulai.

Farmakoterapi sebaiknya dimulai dari dosis kecil (misalnya haloperidol 2 mg/24 jam atau risperidone 2 mg/24 jam) kemudian dititrasi pelan. Bila dalam waktu 6 minggu pasien tidak menunjukkan respons, maka sebaiknya diganti dengan antipsikotik kelas lainnya. Beberapa klinisi menyatakan bahwa pimozide efektif digunakan pada pasien dengan gangguan waham, terutama pasien dengan waham somatik kronis. Sebuah review oleh Mohsen, et al menemukan bahwa antipsikotik yang paling banyak digunakan pada pasien dengan gangguan waham adalah risperidone, diikuti oleh olanzapine, quetiapine, dan antipsikotik tipikal (generasi pertama) [2,11]. 

Mengingat bahwa sebagian besar pasien mempunyai fungsi dan peran yang masih baik, maka pilihan antipsikotik sebaiknya dijatuhkan pada antipsikotik atipikal yang mempunyai profil efek samping lebih ringan. Meskipun outcome klinis antara antipsikotik tipikal dan atipikal tidak berbeda signifikan [4,11,14].

Mengingat bahwa baik antipsikotik tipikal maupun atipikal mempunyai efek samping pada penggunaan jangka panjang. Antipsikotik yang dilaporkan relatif aman digunakan pada pasien dengan gangguan waham adalah risperidone, amisulpride, aripiprazole, dan ziprasidone [11].

Banyak pasien dengan gangguan waham mengalami depresi, sehingga membutuhkan antidepresan. Antidepresan yang direkomendasikan adalah golongan selective serotonin reuptake inhibitors / SSRI, misalnya fluoxetine, sertraline, citalopram, escitalopram, atau golongan serotonin norepinephrine reuptake inhibitors / SNRI, misalnya venlafaxine, duloxetine [11].

Masalah terbesar dengan obat pada gangguan waham adalah ketidakpatuhan, namun hal ini bisa diperbaiki dengan psikoterapi yang dilakukan bersamaan dengan farmakoterapi [4].

Referensi

2. Sadock BJ, Sadock VA, Ruiz P. Kaplan & Sadock’s synopsis of psychiatry: behavioral sciences/clinical psychiatry. Eleventh edition. Philadelphia: Wolters Kluwer; 2015.
4. Manschreck TC, Khan NL. Recent Advances in the Treatment of Delusional Disorder. The Canadian Journal of Psychiatry 2006;51:114–9. [https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16989110]
11. alali Roudsari M, Chun J, Manschreck TC. Current Treatments for Delusional Disorder. Curr Treat Options Psych 2015;2:151–67. [https://link.springer.com/article/10.1007/s40501-015-0044-7]
12. Freeman D, Dunn G, Startup H, Pugh K, Cordwell J, Mander H, et al. Effects of cognitive behaviour therapy for worry on persecutory delusions in patients with psychosis (WIT): a parallel, single-blind, randomised controlled trial with a mediation analysis. The Lancet Psychiatry 2015;2:305–13. [https://www.thelancet.com/journals/lanpsy/article/PIIS2215-0366(15)00039-5/fulltext]
13. Liu Y-C, Tang C-C, Hung T-T, Tsai P-C, Lin M-F. The Efficacy of Metacognitive Training for Delusions in Patients With Schizophrenia: A Meta-Analysis of Randomized Controlled Trials Informs Evidence-Based Practice: Efficacy of MCT for Delusions in Patients With Schizophrenia. Worldviews on Evidence-Based Nursing 2018;15:130–9. [https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/29489070]
14. Grover S, Gupta N, Mattoo SK. Delusional Disorders: An Overview. German Journal of Psychiatry 2006;12. [http://www.gjpsy.uni-goettingen.de/gjp-article-grover3-delusional.pdf]

Diagnosis Gangguan Waham Menetap
Prognosis Gangguan Waham Menetap
Diskusi Terbaru
Anonymous
Hari ini, 20:30
Abses
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokPasien laki” usia 65 th dengan keluhan bisul di ketiak kiri sejak kurang lebih satu bulan yang lalu, semakin lama semakin membesar. Pasien sempat...
dr.Yulius Widjaya
Hari ini, 16:34
Sertifikat yg tak ada tanda tgn para pelaksana
Oleh: dr.Yulius Widjaya
7 Balasan
Hari ini saya mengikuti Webinar Def.zat besi kenali faktor resiko & strategi pencegahan.Telah mengikuti post test & dinyatakan lulus sertifikat dikirim tapi...
Anonymous
Hari ini, 10:15
Obat eye drop yang aman untuk anak usia 1 tahun
Oleh: Anonymous
5 Balasan
Alo dokter, pasien laki-laki usia 1 tahun dengan mata merah karena kelilipan. Obat apa yang sekiranya aman untuk meredakan mata merah pada anak usia 1 tahun...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.