Edukasi dan Promosi Kesehatan Gangguan Mood
Edukasi dan promosi kesehatan mengenai gangguan mood dilakukan pada tahap sebelum seseorang didiagnosis, sampai setelah pasien terdiagnosis. Edukasi selain diberikan pada pasien, tetapi penting juga diberikan kepada keluarga dan masyarakat sekitar pasien.
Edukasi
Fokus edukasi gangguan mood disesuaikan dengan kondisi pasien. Pada pasien yang memiliki risiko, edukasi berfokus pada pengenalan gejala dan kapan harus menemui dokter. Pada pasien yang sudah terdiagnosis, edukasi terutama bertujuan untuk mengenal gejala yang membahayakan pasien dan orang lain, dan bagaimana upaya pengobatan yang dilakukan. [5,6]
Edukasi juga harus diberikan pada keluarga dan masyarakat mengingat peran penting lingkungan pada pasien dengan gangguan mood. Salah satu edukasi yang dapat diberikan adalah membentuk lingkungan yang mendukung pasien, lingkungan yang tidak mencetuskan stress. Keluarga juga harus terlibat dalam tata laksana pasien dan pemantauan pengobatan. Keluarga dan lingkungan juga dapat berperan aktif dalam melibatkan pasien dalam berbagai kegiatan yang positif. Salah satu edukasi yang paling penting diberikan pada keluarga pasien atau pelaku rawat adalah mengenal tanda-tanda upaya bunuh diri atau mencelakai diri yang mungkin dilakukan pasien. [5,6]
Pencegahan
Pengobatan yang rutin adalah salah satu langkah pencegahan kekambuhan yang dapat dilakukan. Selain terapi farmakologis, psikoedukasi pada pasien dan keluarganya harus dilakukan sebagai bagian dari upaya pencegahan kekambuhan. Pemanfaatan terapi kelompok dapat menurunkan gejala depresi pada pasien remaja dan dewasa, terutama yang memiliki risiko bunuh diri. Selain itu, terapi berbasis keluarga juga dapat dilakukan sebagai upaya mencegah munculnya gejala berat. Pada kasus khusus, misalnya pada orang tua yang mengalami depresi, terapi berbasis komunitas dengan mengundang terapis ke rumah dapat menurunkan kejadian gangguan mood pada anak. [22]