Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Penatalaksanaan Cannabis Use Disorder general_alomedika 2020-08-14T11:09:06+07:00 2020-08-14T11:09:06+07:00
Cannabis Use Disorder
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Cannabis Use Disorder

Oleh :
dr. Diana Atmaja
Share To Social Media:

Penatalaksanaan cannabis use disorder (penyalahgunaan ganja) dilakukan sesuai dengan manifestasi klinis, usia pasien, dan ada tidaknya substance use disorder lainnya. Pemberian medikamentosa bersifat suportif, terutama diberikan pada fase akut. Selanjutnya, tata laksana psikiatri diperlukan untuk membantu pasien berhenti menggunakan ganja.

Tata Laksana Akut

Pada tata laksana akut, pasien yang datang dilakukan pemeriksaan menyeluruh secara cepat. Prinsip penanganan kegawatdaruratan harus dilakukan pada pasien. Lakukan penilaian jalan napas, pernapasan, dan pencegahan terjadinya aspirasi pada pasien. Jika pasien mengalami penurunan kesadaran, singkirkan penyebab penurunan kesadaran lainnya, misalnya cedera otak traumatik atau gangguan elektrolit. Identifikasi kegawatdaruratan yang terjadi dan lakukan penatalaksanaan yang sesuai, misalnya resusitasi jantung paru untuk pasien dengan henti jantung.

Pasien yang gaduh gelisah, baik dengan atau tanpa gejala psikosis, dapat diberikan benzodiazepine, misalnya diazepam 5 mg sehari.[1,16]

Medikamentosa

Sampai saat ini belum ada terapi farmakologis yang menunjukkan hasil yang efektif untuk cannabis use disorder. Studi yang dilakukan oleh Levin et al, menggunakan dronabinol sebagai terapi untuk penyalahgunaan ganja. Dronabinol 20 mg 2 kali sehari, diberikan kepada 156 orang dengan penyalahgunaan ganja secara double-blind, placebo controlled selama 12 minggu. Walau demikian, studi ini menunjukkan hasil yang kurang signifikan.[17]

Medikamentosa dapat dipertimbangkan sebagai terapi simtomatik untuk mengatasi gejala withdrawal pasien. Obat yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:

  • Gangguan tidur, gelisah, iritabilitas: benzodiazepine
  • Nyeri perut: hiosin
  • Nyeri kepala atau nyeri lainnya: paracetamol, obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS
  • Mual: promethazine, metoclopramide

Dokter harus berhati-hati terhadap kemungkinan terjadinya benzodiazepine use disorder pada pasien yang mendapat benzodiazepine dan melakukan tindakan pencegahan, yaitu dengan memberikan edukasi mengenai penggunaan yang aman serta membatasi peresepan hanya untuk jangka pendek (2-4 minggu).

Terapi Suportif

Terapi suportif pada penyalahgunaan ganja adalah terapi perilaku. Terapi perilaku yang disarankan adalah cognitive behavioural therapy (CBT).

Cognitive Behavioural Therapy

Cognitive behavioural therapy (CBT) berfokus dengan mengajarkan orang yang ketergantungan keahlian yang relevan untuk dapat membuatnya berhenti dan mencegah kekambuhan. Pasien diajarkan untuk dapat menganalisis penggunaan ganja dan cara untuk dapat menghindari keinginan untuk menggunakan ganja. CBT biasa dilakukan selama 45-60 menit per minggu dalam bentuk individu atau berkelompok.

Motivational Enhancement Therapy

Motivational Enhancement Therapy (MET) adalah pendekatan konseling yang membantu individu untuk mengatasi masalah yang terlibat dalam perawatan dan menghentikan penggunaan obat. Pendekatan ini bertujuan untuk membangkitkan dengan cepat perubahan motivasional dalam diri. MET dilaporkan sukses untuk membantu orang dengan penyalahgunaan ganja ketika dikombinasikan dengan CBT.

Contingency Management

Contingency management (CM) adalah sebuah terapi perilaku di mana sebuah perilaku diubah dengan menerapkan “reward” untuk setiap perubahan perilaku yang dilakukannya (reward and reinforced). Dengan terapi ini diharapkan terjadi perubahan perilaku yang bersifat sukarela. CM umumnya digunakan sebagai terapi perilaku ajuvan. Walau demikian, studi menemukan bahwa penggunaan metode ini  tidak menunjukkan hasil perbedaan yang signifikan dibandingkan dengan CBT saja.[18-20]

Rawat Inap untuk Cannabis Withdrawal

Pasien dengan cannabis withdrawal yang gagal terapi rawat jalan, rawat inap selama 1-2 minggu dapat dipertimbangkan selain untuk memonitor dan mengatasi gejala withdrawal pada pasien, tetapi terutama untuk menjauhkan pasien dari sumber ganja dan memberikan dukungan psikososial pada pasien. Rawat inap juga dapat dipertimbangkan pada kondisi berikut ini:

  • Pasien memiliki gangguan psikiatri lainnya seperti schizophrenia atau gangguan bipolar
  • Riwayat kekerasan atau agresi berat
  • Memiliki ketergantungan beberapa obat sekaligus[16]

Referensi

1. Medscape. Cannabinoid poisoning. 2018. Dapat diakses pada: https://emedicine.medscape.com/article/833828-overview
16. New South Wales Ministry of Health. Mental Health, alcohol and other drugs directorate. Australia. 2012 : 54
17. Levin FR, Mariani JJ, Brooks DJ, Pavlicova M, Cheng W, Nunes EV. Drug and alcohol dependence. 2011; 116 : 142-150
18. Budney AJ, Roffman R, Stephens RS, Walker D. Marijuana dependence and its treatment. Addiction science & clinical practice. 2007; 4(1): 4-16
19. Petry NM. Contingency management : what it is and why psychiatrists should want to use t. Psychiatrist. 2011 ; 35(5) : 161-163
20. Carroll KM, Nich C, LaPaglia DM, Peters E, Easton CJ, Petry NM. Combining cognitive behavioral therapy and contingency management to enhance their effects in treating cannabis dependence : less can be more, more or less. Society for the study addiction. 2012.

Diagnosis Cannabis Use Disorder
Prognosis Cannabis Use Disorder

Artikel Terkait

  • Deteksi dan Manajemen Dini Substance Use Disorder oleh Dokter Layanan Primer
    Deteksi dan Manajemen Dini Substance Use Disorder oleh Dokter Layanan Primer
  • Risiko Menggunakan Kannabinoid Sintetik
    Risiko Menggunakan Kannabinoid Sintetik
Diskusi Terbaru
Anonymous
Hari ini, 17:39
Login idi eror trus
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Maaf mau bertanya saya mau perpanjang STR tp login anggota idi sdh bbrp terakhir gak bisa2..mohon solusinya
Anonymous
Hari ini, 12:14
Gula Darah Puasa terganggu
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, izin bertanya dan berdiskusi dok. Saya memiliki pasien perempuan 51 th. Pasien rutin satu bulan sekali cek GDP dgn hasil antara 100-115 selama 3...
dr. Felicia
Hari ini, 10:12
Ask the Expert Spesialis Kedokteran Nuklir di Forum Diskusi Alomedika
Oleh: dr. Felicia
1 Balasan
ALO, Dokter!   Ask the Expert kembali lagi bersama Spesialis Kedokteran Nuklir. Mari sejawat diskusikan kasus pasien maupun studi terbaru dengan ahlinya...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.