Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Strongyloidiasis general_alomedika 2021-03-05T08:54:36+07:00 2021-03-05T08:54:36+07:00
Strongyloidiasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Strongyloidiasis

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Strongyloidiasis adalah infeksi parasit yang disebabkan oleh Strongyloides stercoralis. Parasit ini dibedakan dari jenis infeksi cacing lainnya karena kemampuannya dalam menyebabkan hiperinfeksi pada orang dengan penurunan daya tahan tubuh. Strongyloides spp juga unik karena memiliki kemampuan sebagai organisme free-living dan bisa menyebabkan autoinfeksi. [1-3]

Strongyloidiasis merupakan infeksi parasit yang masih termasuk dalam daftar Neglected Tropical Diseases (NTDs). Data epidemiologi menunjukkan hasil beragam, yaitu sekitar 30 hingga 100 juta orang di seluruh dunia diperkirakan terinfeksi Strongyloides stercoralis, dengan prevalensi lebih tinggi di wilayah tropis dan subtropis. [4-6]

cacingparasitcompressed

Larva Strongyloides stercoralis masuk ke dalam tubuh manusia melalui kontak kulit atau membran mukus dengan tanah yang terkontaminasi feses. Parasit ini bermigrasi melalui aliran darah dan limfatik menuju paru-paru dan menaiki saluran pernafasan menuju trakea dan faring, menyebabkan batuk. Strongyloides stercoralis kemudian tertelan dan masuk saluran pencernaan, kemudian bereproduksi di usus halus. Larva Strongyloides stercoralis dapat keluar melalui feses atau masuk ke aliran darah dan limfatik untuk mengulangi proses infeksi melalui saluran pernafasan. [1,6]

Strongyloidiasis harus diobati meskipun penderita asimptomatik, untuk menghindari diseminasi dan hiperinfeksi, sama hal nya dengan askariasis. Ivermectin merupakan drug of choice dalam tata laksana strongyloidiasis dengan dosis 200 mcg/kgBB/hari selama 2 hari. Ivermectin lebih efektif dalam tata laksana strongyloidiasis dibandingkan albendazole. [1,5]

Referensi

1. CDC. Strongyloidiasis. Resources for Health Professional. 2018. https://www.cdc.gov/parasites/strongyloides/health_professionals/index.html
2. Carpio AL, Meseeha M. Strongyloides Stercoralis (Strongyloidiasis). InStatPearls 2018 Oct 27. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK436024/
3. Puthiyakunnon S, Boddu S, Li Y, Zhou X, Wang C, Li J, Chen X. Strongyloidiasis—an insight into its global prevalence and management. PLoS neglected tropical diseases. 2014 Aug 14;8(8):e3018.
4. Beknazarova M, Whiley H, Ross K. Strongyloidiasis: a disease of socioeconomic disadvantage. International journal of environmental research and public health. 2016 May;13(5):517.
5. Mendes T, Minori K, Ueta M, Miguel DC, Allegretti SM. Strongyloidiasis current status with emphasis in diagnosis and drug research. Journal of parasitology research. 2017;2017.
6. WGO Review Team. Management of Strongyloidiasis. World Gastroenterology Global Guidelines, 2018. http://www.worldgastroenterology.org/UserFiles/file/guidelines/management-of-strongyloidiasis-english-2018.pdf

Patofisiologi Strongyloidiasis
Diskusi Terbaru
dr. I Made Bayu Indratama, Sp.PD
Kemarin, 19:58
BRU 2022
Oleh: dr. I Made Bayu Indratama, Sp.PD
1 Balasan
Bali Reumatology Update 2022Link Registrasi: bit.ly/WebinarBRU2022
Anonymous
Kemarin, 16:56
Terapi SLE dengan Diabetes Mellitus Tipe 2 - Penyakit Dalam Ask The Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Restie, Sp.PD , saya ingin bertanya bagaimana penyesuaian dosis kortikosteroid pada pasien SLE yang kemudian diketahui mengalami diabetes mellitus...
Anonymous
Kemarin, 16:50
Terapi T-3 hormone replacement therapy pada Hashimoto's Disease - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Restie Warapsari, Sp. PD saya ingin bertanya mengenai kapan diperlukan terapi T-3 hormone replacement therapy pada kasus hashimoto disease ya dok?...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.