Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Edukasi dan Promosi Kesehatan Strongyloidiasis general_alomedika 2019-08-30T08:31:46+07:00 2019-08-30T08:31:46+07:00
Strongyloidiasis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Edukasi dan Promosi Kesehatan Strongyloidiasis

Oleh :
dr. Michael Sintong Halomoan
Share To Social Media:

Edukasi pada pasien strongyloidiasis diperlukan dalam mencegah peningkatan dan penularan penyakit. Promosi kesehatan diperlukan untuk mencegah strongyloidiasis. Sebagai daerah endemik strongyloidiasis, promosi kesehatan penting untuk dilakukan di Indonesia dalam pencegahan penularan kecacingan, khususnya infeksi Strongyloides stercoralis. Edukasi yang dapat dilakukan kepada pasien dan keluarga sebagai promosi kesehatan untuk mencegah strongyloidiasis hampir sama dengan upaya untuk pencegahan terjadinya askariasis. Edukasi yang dapat dilakukan kepada pasien dan keluarga sebagai promosi kesehatan strongyloidiasis menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia berupa: [15]

  • Sebaiknya setiap keluarga memiliki jamban keluarga.
  • Menghindari kontak dengan tanah yang tercemar oleh tinja manusia.
  • Menggunakan sarung tangan jika ingin mengelola limbah/sampah.
  • Mencuci tangan sebelum dan setelah melakukan aktivitas dengan menggunakan sabun.
  • Menggunakan alas kaki

Pencegahan dan pengendalian kecacingan menurut WHO diperlukan pada populasi berisiko tinggi di daerah endemik. Orang yang perlu perhatian lebih dalam pencegahan kecacingan adalah:

  • Anak usia pra-sekolah
  • Anak usia sekolah
  • Wanita usia reproduktif (termasuk ibu hamil trimester dua dan tiga serta ibu menyusui)

WHO merekomendasikan konsumsi obat anti-cacing secara rutin pada orang dengan risiko tinggi di daerah endemik tanpa penegakan diagnosis kecacingan sebelumnya. Konsumsi obat-cacing perlu dilakukan tiap tahun pada populasi dengan prevalensi kecacingan yang ditularkan melalui tanah lebih dari 20%. Konsumsi obat-cacing perlu ditingkatkan menjadi 2x per tahun bila prevalensi ini melebihi 50%. WHO menetapkan target menghilangkan morbiditas anak akibat kecacingan yang ditularkan melalui tanah pada tahun 2020.

Di Indonesia sendiri, Departemen Kesehatan merekomendasikan pemberian pencegahan farmakologi pada semua anak balita, usia prasekolah, dan usia sekolah sebanyak 1 kali setiap tahunnya. [17]

Referensi

15. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer. 2014
17. Montresor A. Eliminating soil-transmitted helminthiases as a public health problem in children: progress report 2001–2010 and strategic plan 2011–2020. France: World Health Organization. 2012:19-29.

Prognosis Strongyloidiasis
Diskusi Terbaru
dr. Budi Setiawan Lakukua
Kemarin, 16:47
Cyanocobalamin dan Methycobalamin pada neuralgia pasca herpetik
Oleh: dr. Budi Setiawan Lakukua
4 Balasan
Selamat sore, dok. Izin bertanya dok. Pada penderita penyakit neuralgia pasca herpetik dengan DM tipe 2, lebih efektif cyanocobalamin atau methycobalamin ya...
Anonymous
Kemarin, 13:44
Syarat Rekomendasi Spesialis
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Salam sejawat di Alodokter, adakah teman-teman yang mau berbagi bagaimana pengalamannya mendapatkan Rekomendasi melanjut pendidikan spesialis dokter?...
dr.Azrie Izzatul Jannah
Kemarin, 10:57
Pasien dengan injury prone wound tetanus riwayat suntik antitetanus tahun 2017
Oleh: dr.Azrie Izzatul Jannah
1 Balasan
Apabila pernah suntik ATS pd thn 2017, jika thn 2022 mengalami kecelakaan yg menyebabkan adanya prone wound tetanus, anti tetanus apa yg baiknya diberikan?...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.