Penatalaksanaan Strongyloidiasis
Penatalaksanaan strongyloidiasis tanpa penyulit dilakukan dengan medikamentosa. Tata laksana strongyloidiasis berat harus dilakukan di rumah sakit yang memiliki pemeriksaan penunjang yang diperlukan.
Medikamentosa
Terapi medikamentosa adalah pilihan utama dalam penatalaksanaan strongyloidiasis. Medikamentosa yang dapat dipakai adalah ivermectin, albendazole, dan mebendazole.
- Ivermectin 200 mcg/kgBB/hari per oral selama 2 hari
- Albendazole 1–2 x 400 mg per oral selama 3 hari
Mebendazole 3 x 100 mg per oral selama 2-4 minggu [1,15]
Ivermectin merupakan drug of choice terhadap strongyloidiasis akut dan kronik, strongyloidiasis hyperinfection syndrome, dan disseminated strongyloidiasis. Ivermectin dapat digunakan secara oral, rektal, maupun subkutan. WHO merekomendasikan penggunaan ivermectin atau albendazole. [3]
Terapi Suportif
Pasien dengan hiperinfeksi sangat menular dan harus dirawat di ruang isolasi karena dahak, feses, muntah, dan kotoran tubuh lainnya bisa mengandung larva infektif (filariform). Screening anggota keluarga dan tindakan pencegahan diperlukan untuk mencegah penyebaran infeksi. Terapi antibiotik yang diarahkan pada patogen enterik harus diberikan jika ada bakteremia atau meningitis.
Pemberian kortikosteroid harus dihindari karena dapat menyebabkan hiperinvasi yang mengancam jiwa, terutama pada pasien dengan penurunan imunitas. Intervensi bedah mungkin diperlukan dalam beberapa kasus akut abdomen (misalnya : terjadi peritonitis) karena obstruksi atau infark usus.
Pasien dengan sindrom hiperinfeksi sering mengalami komplikasi sepsis, syok, dan acute respiratory distress syndrome (ARDS), sehingga harus menerima perawatan di fasilitas yang memiliki peralatan adekuat untuk manajemen intensif. [3]