Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Gigitan Hewan general_alomedika 2021-12-10T11:30:13+07:00 2021-12-10T11:30:13+07:00
Gigitan Hewan
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Gigitan Hewan

Oleh :
dr. Luthfi Saiful Arif
Share To Social Media:

Gigitan hewan merupakan trauma fisik yang ditandai dengan rusaknya atau koyaknya jaringan akibat gigitan, misalnya gigitan anjing atau kucing. Hewan yang menggigit manusia dapat berupa hewan liar maupun binatang peliharaan, yang kemudian menyebabkan risiko perdarahan dan infeksi pada manusia.

Cedera tumpul dapat terjadi jika hewan menggoyangkan kepala, yang umumnya terjadi pada gigitan anjing. Sementara itu, luka gigitan kucing umumnya tidak tampak berbahaya, sehingga sering menimbulkan kelalaian dalam tata laksana.[1-3]

Gigitan Hewan new-min

Etiologi pada kasus gigitan hewan dapat melibatkan flora normal pada mulut hewan penyebab. Pasteurella spp dan Capnocytophaga spp merupakan mikroorganisme yang paling sering ditemukan pada isolasi gigitan anjing ataupun kucing.[4]

Anamnesis meliputi seluruh informasi mengenai kejadian gigitan hewan, terutama  waktu, tempat, kondisi, jenis hewan, pemilik hewan, dan vaksinasi hewan perlu digali secara mendalam. Pemeriksaan fisik dilakukan dengan memastikan pasien dalam kondisi stabil dan tidak mengancam nyawa terlebih dahulu. Keluhan dapat berupa nyeri, edema, eritema yang dirasakan pada lokasi gigitan hewan. Pemeriksaan laboratorium dilakukan jika ada indikasi infeksi mikroorganisme, sedangkan pencitraan dilakukan jika terdapat indikasi perdarahan intrakranial, fraktur (terbuka atau tertutup), maupun kerusakan organ dalam.[5]

Pilihan tatalaksana pada gigitan hewan meliputi irigasi luka pasca gigitan hewan, penutupan luka akut, debridement, terapi antibiotik sesuai indikasi, dan vaksinasi.[6] Pemberian vaksin setelah paparan dan imunoglobulin rabies dapat diberikan sesuai kategori yang telah ditetapkan WHO sesuai dengan protokol profilaksis rabies. Vaksinasi sebelum paparan berupa vaksin rabies dan tetanus dapat diberikan pada individu beresiko tinggi.[7] Di Indonesia, setiap temuan kasus dengan kecurigaan terhadap rabies dan melibatkan hewan baik dalam kondisi hidup dan mati perlu dilaporkan ke dinas kesehatan setempat. Vaksinasi hewan harus diberikan dalam radius 10 km dari lokasi kasus rabies ditemukan. Pemilik hewan dan hewan pemeliharaannya harus memiliki sertifikat vaksin.[8]

Prognosis pada gigitan hewan umumnya baik. Prognosis dapat memburuk pada kasus lansia dan anak anak. Tata laksana segera disertai edukasi penanganan dan evaluasi kasus pada orang tua pasien dapat meningkatkan prognosis.[3,9]

Referensi

1. Chen F, Liu Q, Jiang Q, Shi J, Luba TR, Hundera AD, Fang P, Cao S, Lu Z. Risk of human exposure to animal bites in China: a clinic-based cross-sectional study. Ann. NY Acad. Sci. 2019 Sep 1;1452(1):78-87.
2. Maniscalco K, Edens MA. Animal bites. StatPearlsTreasure Island. 2021. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK430852/
3. Khazaei S, Karami M, Veisani Y, Solgi M, Goodarzi S. Epidemiology of Animal Bites and Associated Factors with Delay in Post-Exposure Prophylaxis; A Cross-Sectional Study. Bull Emerg Trauma. 2018 Jul; 6(3): 239–244.
4. Bula-Rudas FJ, Olcott JL. Human and Animal Bites. Pediatr Rev. 2018; 39(10) 490-500
5. Hurt JB, Maday KR. Management and treatment of animal bites. JAAPA. 2018 Apr 1;31(4):27-31.
6. Ellis R, Ellis C. Dog and cat bites. Am Fam Physician. 2014;90(4):239-243
7. WHO. Rabies vaccines and immunoglobulins: WHO position April 2018. WHO. 2018. https://www.who.int/immunization/policy/position_papers/pp_rabies_summary_2018.pdf
8. Kementerian Kesehatan RI. Situasi Rabies di indonesia. 2017. https://pusdatin.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-rabies-2017.pdf
9. Sikka N, Jayam C, Choudhary RS, Bala S. Animal bite in a 6-month-old child and facial injury with associated unusual nasal injury: management of injuries along with 1-year follow-up. International journal of clinical pediatric dentistry. 2019 Nov;12(6):560.

Patofisiologi Gigitan Hewan

Artikel Terkait

  • Protokol Profilaksis Rabies
    Protokol Profilaksis Rabies
Diskusi Terkait
Anonymous
25 hari yang lalu
Apakah pada kasus gigitan tikus wajib diberikan vaksin rabies?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alodok, ijin bertanyaSaya dapat pasien habis digigit tikus dirumahnyaKeluhan hanya nyeri pada daerah gigitan, gejala2 rabies tidak adaTTV dbn, reflek cahaya...
Anonymous
26 Desember 2022
Apakah perlu dilakukan vaksin antirabies ulang jika tergigit kembali?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin tny dok, kalau sktr 8 bln lalu sdh prnh diberikan VAR kemudia skrg tergigit kembali sampai berdarah oleh kucing liar yg berbeda apakah perlu dilakukan...
dr.Muhammad Rezi Ramdanni
24 Desember 2022
Tata laksana digigit kecoa
Oleh: dr.Muhammad Rezi Ramdanni
3 Balasan
Selamat malam dok, izin konsul dan tatalaksana pasien digigit kecoa, sekarang pasien mengalami bengkak dan bekas gigitan sedikit lembab, mohon izin apa aja...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.