Patofisiologi Neuroblastoma
Patofisiologi neuroblastoma dimulai sejak migrasi neuroblas saat janin berkembang dalam kandungan. Seperti keganasan lainnya, mutasi genetik, overekspresi onkogen, dan kegagalan mekanisme apoptosis berperan dalam patofisiologi tumor ini.[3,4,6]
Sejak usia 3–5 minggu setelah konsepsi, sel-sel neuroblas mulai bermigrasi dari krista neuralis ke organ-organ di leher, toraks, dan abdomen untuk membentuk neural tube. Sel-sel tersebut secara fisiologis berdiferensiasi menjadi jaringan neuronal yang membentuk sistem saraf simpatis dan medulla adrenal.
Selama proses migrasi berlangsung, kadar N-MYC dan bone morphogenetic proteins (BMP) yang tinggi dibutuhkan. Dalam kondisi normal, setelah proses migrasi selesai, kadar protein N-MYC turun secara bertahap dan sel progenitor tersebut berdiferensiasi menjadi sel neuron dewasa.[3,4]
Neuroblastoma berasal dari jaringan neuronal krista neuralis yang tidak terdiferensiasi. Sel-sel yang tidak terdiferensiasi lalu bertransformasi menjadi ganas. Overekspresi dari N-MYC atau MYCN sebagai onkogen ditemukan pada sebagian besar kasus.
Pada kondisi fisiologis, sel-sel yang mengalami kelainan proses diferensiasi dapat terdeteksi dan mengalami apoptosis. Namun, pada neuroblastoma, sel-sel tersebut resisten terhadap sinyal apoptosis, sehingga terbentuklah neuroblas prakanker yang kemudian bertransformasi menjadi sel kanker pada periode neonatal.[3,4,6]