Edukasi dan Promosi Kesehatan Neuroblastoma
Edukasi dan promosi kesehatan berperan penting agar neuroblastoma dapat terdeteksi sejak awal dan dapat ditata laksana dengan baik. Pasien perlu diedukasi tentang etiologi penyakit, perjalanan penyakit, rencana penatalaksanaan, gejala atau komplikasi yang mungkin timbul, serta tingkat kesembuhan.
Edukasi Pasien
Pasien dan keluarga perlu dijelaskan bahwa penyakit ini merupakan keganasan yang proses patofisiologinya sudah terjadi sejak dalam kandungan. Umumnya, penyakit ini terjadi secara spontan akibat kelainan genetik tetapi sebagian kecil kasus juga dapat terjadi secara familial.[1,3]
Dokter perlu menjelaskan bahwa ada banyak tahapan pemeriksaan untuk menegakkan diagnosis neuroblastoma secara pasti. Setelah diagnosis ditegakkan, akan dilakukan stratifikasi risiko yang menentukan pilihan terapi serta persentase kesembuhan pasien. Tanda metastasis juga perlu dijelaskan agar orang tua bisa segera berkonsultasi ke dokter jika gejala tersebut muncul.
Kelumpuhan anggota gerak dan hilangnya fungsi sensorik adalah tanda invasi ke medulla spinalis. Metastasis ke sumsum tulang memiliki tanda seperti anak mudah merasa lelah, mudah menderita penyakit infeksi berulang, mudah berdarah akibat trauma minor, atau memiliki perdarahan yang sulit berhenti. Nyeri tulang dan sendi bisa menandakan metastasis ke tulang.[1,6]
Orang tua juga perlu dijelaskan bahwa anak usia <6 bulan sangat mungkin mengalami regresi spontan tetapi tetap perlu dipantau secara berkala melalui pemeriksaan kadar katekolamin dan radiologis. Efek samping dan komplikasi dari masing-masing modalitas terapi juga perlu dijelaskan.[3]
Kontrol rutin diperlukan untuk menilai keberhasilan terapi dan mengetahui rekurensi. Observasi berkala setidaknya dilakukan selama 2 tahun pertama setelah dinyatakan bebas tumor karena rekurensi berpotensi terjadi pada periode tersebut.[6]
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Saat ini belum ada faktor risiko lingkungan yang diketahui secara pasti berkaitan dengan terjadinya neuroblastoma. Sebagai upaya promosi kesehatan, dokter dapat melakukan sosialisasi tanda dan gejala umum neuroblastoma pada anak. Hal ini bertujuan agar kesadaran masyarakat untuk mencari pertolongan medis meningkat dan tumor dapat terdeteksi lebih awal.
Skrining neuroblastoma dapat dilakukan melalui pemeriksaan kadar katekolamin dalam urine. Namun, belum ada panduan standar yang merekomendasikan pemeriksaan ini secara rutin dan belum ada konsensus tentang populasi sasaran skrining.[11]