Pendahuluan Limfoma Non Hodgkin
Limfoma non hodgkin adalah sekelompok tumor yang berasal dari sistem limfoid, yang menginfiltrasi tidak hanya jaringan limfoid dan hematopoietik namun juga organ-organ lainnya. Subtipe limfoma yang paling sering ditemukan adalah diffuse large B cell lymphoma. Beberapa subtipe yang lainnya adalah chronic lymphocytic leukaemia and small lymphocytic lymphoma, Precursor T lymphoblastic leukemia/lymphoma, maupun limfoma sel mantel. Limfoma secara umum dibagi menjadi 2, yaitu limfoma Hodgkin (10% dari semua limfoma) dan limfoma non hodgkin. Limfoma non hodgkin kemudian dibagi lagi menjadi beberapa subtipe.[1,2]
Limfoma non hodgkin disebabkan oleh berbagai faktor antara lain: imunosupresi (sindrom Wiskott-Aldrich, common variable hypogammaglobulinemia, dan X-linked lymphoproliferative syndrome, HIV/AIDS), genetik, infeksi (Epstein Barr virus, Hepatitis B virus, Hepatitis C virus, Human T-Cell Lymphotropic Virus Human Herpesvirus 8 (HHV8), Herpes zoster virus (HZV), gaya hidup, dan paparan pekerjaan.
Diagnosis limfoma non hodgkin dapat ditegakkan dengan biopsi jaringan yang kemudian diklasifikasikan berdasarkan World Health Organization (WHO) classification of lymphoid neoplasms. Manajemen limfoma non hodgkin bergantung pada diagnosis patologis yang tepat, staging yang akurat, dan identifikasi faktor-faktor risiko yang ber prognosis buruk. Manajemen umumnya bergantung pada kemo-immunoterapi. Beberapa limfoma memiliki prognosis yang baik, namun banyak subtipe limfoma lainnya yang dapat ditatalaksana namun tidak dapat disembuhkan.[1]