Epidemiologi Xanthelasma
Secara epidemiologi, prevalensi xanthelasma lebih tinggi pada orang yang berusia 35-55 tahun dan yang berjenis kelamin perempuan. Xanthelasma merupakan lesi kulit yang cukup jarang terjadi bila dibandingkan dengan lesi kulit lain, namun merupakan bentuk xanthoma yang paling sering terjadi.[6,8]
Global
Secara global, insidens xanthelasma adalah sebesar 1.2% dengan rata-rata pasien berusia 20 sampai 70 tahun. Kejadian terbanyak ditemukan pada orang berusia 35 sampai 55 tahun. Xanthelasma lebih banyak ditemukan pada wanita dibandingkan pada pria dengan perbandingan persentase sekitar 32% pada wanita dan 17.4% pada pria.[8,11,12]
Indonesia
Data epidemiologi xanthelasma di Indonesia saat ini belum tersedia. Namun, suatu pencatatan di poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta pada tahun 2007 sampai 2009 menyatakan ada sekitar 91 kunjungan pasien lama dan baru untuk kasus xanthelasma.[10]
Mortalitas
Xanthelasma tidak mengganggu fungsi organ dan tidak memiliki potensi berkembang menjadi keganasan sehingga morbiditas dan mortalitasnya tidak signifikan. Saat ini belum terdapat angka mortalitas yang pasti dari data penelitian namun belum pernah dilaporkan kematian yang terkait langsung dengan kejadian xanthelasma. Namun, xanthelasma dapat menjadi prediktor risiko infark miokard, penyakit jantung iskemik, aterosklerosis berat, dan risiko kardiovaskular lain.[12,13]