Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Perdarahan Subkonjungtiva general_alomedika 2022-10-12T09:38:33+07:00 2022-10-12T09:38:33+07:00
Perdarahan Subkonjungtiva
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Perdarahan Subkonjungtiva

Oleh :
dr. Gisheila Ruth Anggitha
Share To Social Media:

Diagnosis perdarahan subkonjungtiva ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis berupa warna merah pada mata yang berbatas tegas pada daerah inferior atau temporal. Lesi merah ini tidak disertai penurunan tajam penglihatan.

Anamnesis

Pasien biasanya datang dengan keluhan mata merah terang yang muncul tiba-tiba. Warna merah pada mata sering terjadi pada daerah inferior atau temporal. Tidak ada penurunan tajam penglihatan. Pasien juga tidak mengeluh tentang adanya nyeri, gatal, atau discharge.

Tanyakan riwayat hipertensi, batuk rejan atau batuk berat, riwayat aterosklerosis, dan gangguan perdarahan. Tanyakan pula riwayat trauma, adanya trauma tumpul, benda asing, atau riwayat menggosok-gosok mata terlalu keras.[3,6]

Pemeriksaan Fisik

Untuk mendiagnosis perdarahan subkonjungtiva, lakukan pemeriksaan mata anterior. Dokter akan menemukan warna merah cerah pada sklera yang berbatas tegas. Tidak ada discharge pada mata. Tidak ada penurunan tajam penglihatan pada pemeriksaan menggunakan Snellen chart.

Pada pemeriksaan pupil, tidak ada gangguan (pupil tetap reaktif terhadap cahaya). Pergerakan bola mata juga tidak mengalami gangguan. Pemeriksaan funduskopi akan diperlukan jika perdarahan subkonjungtiva disebabkan oleh trauma, agar dokter dapat melihat ada tidaknya kelainan lain di segmen belakang bola mata.[3,6]

Diagnosis Banding

Diagnosis perdarahan subkonjungtiva umumnya cukup jelas secara klinis. Akan tetapi, beberapa diagnosis banding berikut perlu dipikirkan.

Sindrom Mata Kering

Pada sindrom mata kering, ada keluhan mata merah bilateral, rasa gatal, dan sensasi mengganjal seperti ada benda asing. Tidak ada penurunan tajam penglihatan.[3]

Abrasi Kornea

Pada kasus abrasi kornea, mata tampak merah dengan keluhan nyeri unilateral atau bilateral, fotofobia, dan sensasi benda asing. Mata juga tampak berair. Pemeriksaan slit-lamp dengan bantuan fluorescein akan menunjukkan erosi pada kornea.[3]

Hifema

Pasien hifema datang dengan keluhan mata merah yang disertai penurunan visus. Biasanya, ada riwayat trauma atau kondisi medis seperti hipertensi, diabetes, atau gangguan pembekuan darah. Pada hifema, darah ditemukan di kamar okuli anterior, bukan di subkonjungtiva.[3]

Episkleritis

Episkleritis merupakan peradangan pada episklera yang ditandai dengan mata merah, pelebaran pembuluh darah episkleral, dan nyeri ringan pada mata.[3]

Pemeriksaan Penunjang

Penegakan diagnosis perdarahan subkonjungtiva bersifat klinis dan tidak memerlukan pemeriksaan penunjang kecuali bila ada tanda-tanda kelainan sistemik. Dokter dapat melakukan pemeriksaan laboratorium untuk melihat profil faktor pembekuan darah pada pasien dengan kecurigaan gangguan darah. Apabila pasien sedang menggunakan antikoagulan seperti warfarin, International Normalized Ratio (INR) perlu diperiksa.

Pada pasien dengan trauma tumpul bola mata, dokter dapat melakukan CT orbita untuk melihat apakah terjadi fraktur orbita.[3]

 

 

Direvisi oleh: dr. Irene Cindy Sunur

Referensi

3. Cronau H, Knakanala RR, Mauger T. Diagnosis and management of red eye in primary care. Am Fam Physician. 2010;81(2):137-144.
6. Hu DN, Mou CH, Chao SC, et al. incidence of non-traumatic subconjunctival hemorrhage in a nationwide study in Taiwan from 2000 to 2011. PLOS ONE. 2015. doi:10.1371/journal.pone.0132762.

Epidemiologi Perdarahan Subkonju...
Penatalaksanaan Perdarahan Subko...
Diskusi Terkait
Anonymous
13 Februari 2021
Subkonjungtiva yang seperti apa yang membutuhkan penanganan menggunakan obat antiperdarahan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
ALO Dokter! Ijin bertanya, untuk perdarahan subkonjungtiva apakah perlu diberikan obat antiperdarahan, seperti asam traneksamat atau carbazochrome? Bila iya,...
dr.Zafira Ainillah Rachman
20 Oktober 2020
Pasien bayi usia 7 hari datang dengan keluhan bercak kemerahan pada kedua mata
Oleh: dr.Zafira Ainillah Rachman
2 Balasan
Siang dok,seorang pasien bayi usia 7hari datang dengan keluhan terdapat bercak kemerahan pada kedua mata,diketahui sejak bayi lahir,bayi lahir cukup bulan...
dr. Ni Luh Putu Wulan Budyawati
12 Agustus 2019
Konjungtiva hiperemis
Oleh: dr. Ni Luh Putu Wulan Budyawati
29 Balasan
Alodokter, ijin share kasus dok, saya menemukan kasus anak usia 7 tahun dengan mengeluh muncul area kemerahan di mata sebelah kiri sejak 2 hari. Keluhan mata...

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.