Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Gangguan Refraksi general_alomedika 2023-05-30T14:20:20+07:00 2023-05-30T14:20:20+07:00
Gangguan Refraksi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Penatalaksanaan Gangguan Refraksi

Oleh :
dr. Sherly Kurniawan
Share To Social Media:

Penatalaksanaan gangguan refraksi adalah koreksi tajam penglihatan yang dapat dilakukan kacamata, lensa kontak, atau pembedahan. Kacamata adalah metode koreksi yang paling mudah dan aman. Lensa kontak dapat memberikan bidang penglihatan yang lebih luas, namun terkait dengan risiko infeksi. Pembedahan refraktif secara permanen mengubah bentuk kornea. Salah satu intervensi bedah yang sering digunakan adalah LASIK (laser-assisted in situ keratomileusis).[2]

Intervensi medis pada masa kanak-kanak diharapkan dapat memperlambat perkembangan miopia pada anak. Intervensi medis ini dapat mencakup pemberian tetes mata atropin, orthokeratologi, dan penggunaan lensa koreksi multifokal.

Prinsip Penatalaksanaan Gangguan Refraksi

Perlu tidaknya koreksi gangguan refraksi bergantung pada gejala dan kebutuhan visual pasien. Pasien dengan derajat gangguan refraksi rendah atau monokular bisa saja tidak memerlukan koreksi. Koreksi refraksi pada pasien tanpa gejala umumnya tidak dianjurkan. Modalitas untuk koreksi tajam penglihatan pada gangguan refraksi mencakup kacamata, lensa kontak, dan tindakan operatif.[2]

Kacamata

Kacamata merupakan modalitas paling sederhana dan aman untuk mengoreksi gangguan refraksi. Oleh karena itu, kacamata harus dipertimbangkan sebelum lensa kontak atau tindakan operatif. Lakukan evaluasi setiap kali ada perburukan gejala dan sesuaikan kekuatan kacamata dengan koreksi yang diperlukan pasien.

Koreksi kacamata yang optimal untuk derajat gangguan refraksi yang lebih tinggi membutuhkan ketepatan dalam pemasangan, terutama yang berkaitan dengan posisi pusat optik setiap lensa relatif terhadap pupil. Penggunaan lensa indeks tinggi dapat mengurangi ketebalan dan berat lensa, sehingga berguna dalam mengoreksi gangguan refraksi sembari mempertahankan kenyamanan dan penampilan kosmetik.

Ketika hiperopia disertai dengan esotropia, kacamata bisa membantu mengontrol strabismus atau untuk meningkatkan fusi. Jika lensa minus meningkatkan fusi pada eksotropia intermiten, koreksi kacamata dapat diindikasikan bahkan jika pasien tidak mengalami myopia.[2]

Lensa Kontak

Lensa kontak merupakan modalitas alternatif kacamata yang dapat mengoreksi kesalahan bias yang mungkin muncul akibat penggunaan kacamata. Studi menunjukkan bahwa pasien yang menggunakan lensa kontak dapat memiliki bidang penglihatan yang lebih baik, kenyamanan yang lebih besar, dan kualitas penglihatan yang lebih baik.

Indikasi penggunaan lensa kontak dapat berkaitan dengan kebutuhan pekerjaan khusus yang tidak dapat dipenuhi oleh kacamata, ataupun alasan estetika. Penggunaan lensa kontak tidak dianjurkan bila terdapat kelainan kelopak mata, lapisan air mata, atau permukaan mata yang signifikan, misalnya akibat konjungtivitis atau keratitis.[2]

Ortokeratologi

Teknik pembentukan kembali kornea dikenal sebagai ortokeratologi. Modalitas ini menggunakan aplikasi lensa kontak keras dan kaku untuk meratakan kornea. Hal ini diharapkan dapat mengurangi kelainan tajam penglihatan pada gangguan refraksi rabun. Meski demikian, perlu diketahui bahwa kornea pasien cenderung kembali ke bentuk aslinya ketika berhenti memakai lensa kontak setelah menjalani ortokeratologi.[2]

Medikamentosa

Pemberian tetes mata atropin dapat digunakan untuk mencegah perkembangan myopia. Atropin 0,01% memiliki kemampuan untuk mengendalikan perkembangan myopia dan memiliki efek samping yang minimal. Namun, rebound myopia dinyatakan lebih signifikan setelah penghentian pengobatan atropin. Studi menunjukkan bahwa penggunaan atropin setiap hari selama 2 tahun efektif dan tidak memiliki efek samping berat.[20]

Pembedahan

Bedah refraktif mencakup berbagai prosedur elektif. Prosedur yang melibatkan pengubahan kornea secara kolektif disebut sebagai bedah keratorefraktif, keratoplasti refraktif, atau bedah refraktif kornea. Prosedur bedah refraktif lain dapat berupa penempatan implan lensa intraokular phakic (IOL) di depan lensa mata atau mengganti lensa mata. Pembedahan refraktif dapat dipertimbangkan jika pasien ingin mengurangi ketergantungan pada kacamata atau lensa kontak, atau ketika ada alasan pekerjaan atau kosmetik untuk tidak memakai kacamata.[1,2]

Tindakan Bedah Keratorefraktif

Photorefractive keratectomy merupakan metode yang banyak digunakan di masa lampau. Namun, saat ini LASIK telah menjadi operasi keratorefraktif yang paling umum dilakukan. Prosedur keratorefraktif lain yang dapat dipilih untuk mengoreksi myopia rendah hingga sedang adalah laser epitel keratomileusis (LASEK) dan epi-LASIK, ekstraksi lenticular intrastromal femtosecond, dan keratotomi radial.[2]

 

 

Penulisan pertama oleh: dr. Gisheila Ruth Anggitha

Referensi

1. Mohammed Dhaiban TS, Ummer FP, Khudadad H, Veettil ST. Types and Presentation of Refractive Error among Individuals Aged 0-30 Years: Hospital-Based Cross-Sectional Study, Yemen. Adv Med. 2021 Jul 5;2021:5557761. doi: 10.1155/2021/5557761. PMID: 34285926; PMCID: PMC8275419.
2. Chuck RS, Jacobs DS, Lee JK, Afshari NA, Vitale S, Shen TT, Keenan JD; American Academy of Ophthalmology Preferred Practice Pattern Refractive Management/Intervention Panel. Refractive Errors & Refractive Surgery Preferred Practice Pattern®. Ophthalmology. 2018 Jan;125(1):P1-P104. doi: 10.1016/j.ophtha.2017.10.003. Epub 2017 Nov 4. PMID: 29108748.
20. Li FF, Yam JC. Low-Concentration Atropine Eye Drops for Myopia Progression. Asia Pac J Ophthalmol (Phila). 2019 Sep-Oct;8(5):360-365. doi: 10.1097/APO.0000000000000256. PMID: 31478936; PMCID: PMC6784858.

Diagnosis Gangguan Refraksi
Prognosis Gangguan Refraksi

Artikel Terkait

  • Intervensi untuk Memperlambat Perkembangan Miopia pada Anak
    Intervensi untuk Memperlambat Perkembangan Miopia pada Anak
  • Mitos Seputar Mata dan Penglihatan
    Mitos Seputar Mata dan Penglihatan
  • Memilih Lensa Kontak - Hard Lens atau Softlens
    Memilih Lensa Kontak - Hard Lens atau Softlens
  • Atropin Tetes untuk Memperlambat Progresivitas Myopia
    Atropin Tetes untuk Memperlambat Progresivitas Myopia
  • Risiko Glaukoma Kronis Sudut Terbuka pada Myopia
    Risiko Glaukoma Kronis Sudut Terbuka pada Myopia

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
07 Oktober 2022
Pasien miopia yang tidak menggunakan kacamata pada jarak dekat - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Adisti Lukman, Sp.MIjin bertanya dok, saya pernah membaca bahwa untuk pasien dengan miopia, tidak menggunakan kacamata pada jarak dekat bisa...
Anonymous
07 Oktober 2022
Rabun saat membaca - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Izin diskusi dr. Adisti Lukman Sp. M. Untuk kasus pasien rabun saat membaca buku apakah pemeriksaan harus di dahului dengan snellen chart atau langsung...
dr. Gabriela Widjaja
07 Oktober 2022
Alternatif penanganan pada pasien astigmatism myopia - Mata Ask the Expert
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
3 Balasan
Alo Dok, ijin tanya pada pasien dengan astigmatism myopia astigmatism myopia, apa terapi yang bisa dilakukan ya Dok selain penggunaan kaca mata atau kontak...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.