Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • SKP Online
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit
  • Obat
  • Tindakan Medis
Epidemiologi Dakriostenosis general_alomedika 2019-09-19T10:44:00+07:00 2019-09-19T10:44:00+07:00
Dakriostenosis
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Dakriostenosis

Oleh :
dr.Saphira Evani
Share To Social Media:

Data epidemiologi dakriostenosis bervariasi. Dilaporkan bahwa dakriostenosis kongenital memiliki epidemiologi 6-20%.

Global

Dakriostenosis kongenital dapat ditemukan pada 6-20% bayi. Angka resolusi spontan mencapai 70% pasien di usia 3 bulan dan 90% di usia 1 tahun. Penelitian cohort di Britania Raya terhadap 4.792 bayi melaporkan prevalensi dakriostenosis sebesar 20% di usia <1 tahun dan sekitar 95% dari populasi menunjukkan gejala-gejala dakriostenosis di usia 1 bulan. Pada pasien yang masih mengalami gejala dakriostenosis di usia 6-10 bulan, 2/3 mengalami resolusi dalam jangka waktu 6 bulan. [3,14]

Dakriostenosis kongenital dapat ditemukan pada laki-laki dan perempuan, dengan jumlah kasus hampir sama. Tidak ada kecenderungan ras tertentu yang mengalami dakriostenosis. Bayi dengan kelainan trisomi 21, sindroma ectrodactyly-ectodermal dysplasia-cleft lip/palate, sindroma brankiookulofasial, sindroma CHARGE (coloboma, heart anomal, choanal atresia, retardasi mental, genital-ear anomalies), dan sindroma Goldenhar memiliki risiko lebih tinggi mengalami dakriostenosis. [3]

Berbeda dengan dakriostenosis kongenital, dakriostenosis didapat primer dominan terjadi pada perempuan usia >40 tahun. Insidensi tertinggi dilaporkan pada penduduk usia 50-70 tahun. Insidensi dakriostenosis didapat sekunder adalah 20,24 per 100.000 penduduk. [4,9]

Dakriostenosis dominan terjadi unilateral, dakriostenosis bilateral dapat ditemukan pada 20% kasus. Pada pasien yang tidak responsif terhadap tindakan probing, sekitar 35% mengalami dakriostenosis, 15% agenesis pungtum, 10% memiliki fistula kongenital, dan 5% mengalami defek kraniofasial. [3,14]

Indonesia

Tidak ada data epidemiologi khusus mengenai dakriostenosis di Indonesia.

Referensi

3. Perez Y, Patel BC, Mendez MD. Nasolacrimal duct obstruction. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing. 2019. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532873/
4. Worak SR, Bengzon AU. Nasolacrimal duct obstruction and epiphora. 2018. https://emedicine.medscape.com/article/1210141-overview#a5
9. Kamal S, Ali MJ. Primary acquired nasolacrimal duct obstruction (PANDO) and secondary acquired lacrimal duct obstructions (SALDO). Principles and Practice of Lacrimal Surgery. 2017;163-167. doi:10.1007/978-981-10-5442-6_15
14. Vagge A, Desideri LF, Nucci P, Serafino M, Giannaccare G, Lembo A, Traverso CE. Congenital nasolacrimal duct obstruction (CNLDO): A review. Disease. 2018;6(4):96. doi: 10.3390/diseases6040096

Etiologi Dakriostenosis
Diagnosis Dakriostenosis
Diskusi Terbaru
dr. I Made Bayu Indratama, Sp.PD
Hari ini, 19:58
BRU 2022
Oleh: dr. I Made Bayu Indratama, Sp.PD
1 Balasan
Bali Reumatology Update 2022Link Registrasi: bit.ly/WebinarBRU2022
Anonymous
Hari ini, 16:50
Terapi T-3 hormone replacement therapy pada Hashimoto's Disease - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dr. Restie Warapsari, Sp. PD saya ingin bertanya mengenai kapan diperlukan terapi T-3 hormone replacement therapy pada kasus hashimoto disease ya dok?...
Anonymous
Hari ini, 15:53
Obat Herbal dan Suplemen pada Pasien Autoimun - Penyakit Dalam Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dok, sebenarnya obat herbal atau suplemen itu boleh gak ya Dok diberikan untuk pasien autoimun? Karena saya sempat ditanyakan pasien isu beberapa...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.