Diagnosis Benda Asing Mata
Diagnosis benda asing mata ditegakkan berdasarkan anamnesis terkait cedera mata atau aktivitas berisiko yang dapat “melemparkan” benda asing ke mata, misalnya saat memotong logam, kayu, atau kaca. Anamnesis diikuti dengan pemeriksaan visus dan pemeriksaan fisik mata, serta pencitraan bila perlu.[1-4]
Anamnesis
Pada anamnesis, dokter menanyakan keluhan pasien (contohnya mata merah, nyeri, terasa ada benda asing, atau kabur) dan juga menanyakan aktivitas apa yang sedang dilakukan pasien saat keluhan terjadi. Tanyakan apakah ada cedera mata dan apakah ada aktivitas berisiko seperti mencangkul, menggunakan pemukul, memotong logam, memotong kayu, atau memotong kaca. Lalu, tanyakan apakah tidak memakai alat pelindung mata. Kemungkinan lain adalah adanya tembakan atau ledakan.[1-4]
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan visus perlu dilakukan. Pemeriksaan bagian eksternal mata yang meliputi pemeriksaan kelopak mata dan bulu mata juga perlu dilakukan, untuk melihat apakah ada cedera dan apakah ada benda asing kecil yang tertinggal.[1]
Pemeriksaan dengan slit-lamp perlu dilakukan untuk melihat ada tidaknya benda asing di kornea dan konjungtiva, laserasi konjungtiva, perdarahan, atau entry site ke bagian mata lebih dalam. Perhatikan ada tidaknya perforasi kornea dan lakukan tes Seidel untuk mendeteksi kebocoran aqueous (tanda perforasi kornea). Perhatikan juga ada tidaknya rust ring jika benda asing dari logam.[1-4]
Saat pemeriksaan slit-lamp, entry site pada kornea dan iris bisa dipakai untuk estimasi lokasi benda asing di bagian mata lebih dalam. Selain itu, saat pemeriksaan slit-lamp, perhatikan apakah lensa mata mengalami pigmentasi, opasitas, perubahan katarak, ruptur, dan phacodonesis.[1-4]
Gonioskopi bisa dilakukan untuk mengevaluasi pigmentasi trabekular, jaringan parut, dan benda asing, terutama di sudut inferior bilik mata depan. Tekanan intraokuler juga idealnya turut diperiksa, tetapi pada kasus cedera bola mata terbuka, tekanan berlebih pada bola mata harus dihindari karena berisiko mengeluarkan isi intraokuler.[1
Pemeriksaan fundus dengan dilatasi sangat penting dilakukan. Retina harus diperiksa untuk menemukan lokasi impaksi benda asing. Kapsul fibrosa sering kali terbentuk di atasnya dan perubahan pigmen dapat terlihat di sekitarnya.[1]
Diagnosis Banding
Diagnosis banding untuk kasus benda asing ekstraokuler seperti pada konjungtiva dan kornea dapat berupa abrasi maupun ulkus kornea, jaringan parut kornea, hipopion bilik anterior, dan keratitis akibat virus atau jamur. Namun, umumnya kasus benda asing ekstraokuler paling sering dibingungkan dengan kasus benda asing intraokuler. Dokter perlu memastikan apakah pada kasus benda asing ekstraokuler ada entry site ke mata lebih dalam.[1-4]
Benda asing intraokuler umumnya dapat langsung didiagnosis dengan jelas saat baru terjadi. Akan tetapi, pada kasus kronis yang sudah lama tidak terdeteksi, pasien dapat datang dengan siderosis dan kelainannya tampak menyerupai penyakit degeneratif pada retina, seperti retinitis pigmentosa.[1]
Pemeriksaan Penunjang
Pada pasien dengan kecurigaan benda asing intraokuler, pencitraan dengan rontgen, USG-B scan, CT scan, ataupun MRI dapat dipertimbangkan. Pencitraan ini mempunyai manfaat dan limitasi masing-masing.[1]
Rontgen
Rontgen orbit (proyeksi anteroposterior dan lateral) dapat mendeteksi benda asing logam, tetapi tidak mendeteksi benda radiolusens seperti kayu atau kaca. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan beberapa benda asing logam bila ada.[1]
USG-B Scan
USG B-scan bermanfaat untuk mendeteksi benda asing logam. Benda logam tampak sebagai struktur hiperekoik dengan bayangan akustik dan puncak tinggi pada A-scan. Aluminium, baja, dan kaca botol biasanya menampilkan artefak flashlight. Timbal, kaca, tembaga, dan perak biasanya menunjukkan artefak headlight.[1]
USG memiliki tingkat deteksi bervariasi terhadap benda asing intraokuler kaca, yaitu 24–97%. Benda asing kaca dapat tampak sebagai lesi hiperekoik dengan bayangan di belakangnya, atau dapat menampilkan artefak ekor komet. Benda asing kayu biasanya tampak sebagai struktur hiperekoik. Kayu kering dapat menunjukkan gema lemah (faint reverberation). Benda asing plastik dapat memiliki ekogenisitas rendah (misalnya kaca mata) atau ekogenisitas tinggi (seperti polivinil klorida).[1]
USG juga dapat mendeteksi ablasio retina, perdarahan vitreus, dan eksudat vitreus. Namun, USG B-scan harus dihindari pada kasus cedera bola mata terbuka, karena tekanan dari probe dapat memperburuk kerusakan. USG dapat dilakukan dengan aman setelah perbaikan cedera bola mata terbuka.[1]
CT Scan
CT dapat mendeteksi jumlah, ukuran, bentuk, dan lokasi benda asing. Benda asing kayu memiliki atenuasi rendah tanpa artefak. Benda asing plastik memiliki atenuasi sedang tanpa artefak. Benda asing kaca memiliki atenuasi tinggi tanpa artefak. Benda asing logam memiliki atenuasi tinggi dengan artefak bayangan dan artefak ‘scatter’ di sekitar tepi benda.[1]
MRI
MRI dapat mendeteksi benda organik dan kaca dengan sensitivitas lebih tinggi. Namun, MRI dikontraindikasikan pada kasus benda asing logam karena dapat menggerakkan benda asing dan menyebabkan kerusakan lebih lanjut.[1]
Klasifikasi Benda Asing Mata
Klasifikasi benda asing pada mata yang paling sederhana dan paling umum digunakan adalah klasifikasi sebagai benda asing ekstraokuler (di luar bola mata) atau intraokuler (di dalam bola mata). Namun, beberapa ahli menilai bahwa sistem klasifikasi ini terlalu oversimplified dan akhirnya membuat sistem klasifikasi yang lebih rinci.[2]
Benda Asing Bola Mata
Benda asing bola mata atau global foreign bodies (GFB) mencakup:
- Benda asing intraglobal di bilik anterior, iris, lensa, vitreus, koroid, atau retina
- Benda asing extraglobal di permukaan kornea atau permukaan sklera
- Benda asing intramural dalam kornea atau dalam sklera[2]
Benda Asing Adneksa
Benda asing adneksa atau adnexal foreign bodies (AFB) mencakup:
- Benda asing kelopak mata: di permukaan kelopak atau dalam kelopak
- Benda asing orbit: dalam konus otot atau di luar di ruang perifer
- Benda asing lakrimal: dalam kelenjar lakrimal, kantung lakrimal, atau kanal nasolakrimal
- Benda asing konjungtiva: di konjungtiva palpebra, konjungtiva bulbar, atau forniks atas atau bawah[2]
Benda Asing Campuran
Kasus benda asing campuran melibatkan >1 komponen mata, misalnya:
- Campuran global-global: melibatkan >1 komponen bola mata
- Campuran adnexal-adnexal: melibatkan >1 komponen adneksa
- Campuran global-adnexal: melibatkan komponen bola mata dan adneksa
- Campuran para-orbital: benda asing di orbit mungkin melibatkan rongga hidung atau kavitas kranial atau sinus paranasal[2]