Epidemiologi Benda Asing Mata
Menurut data epidemiologi, insiden benda asing mata yang paling tinggi adalah pada populasi laki-laki usia pekerja, terutama yang bekerja di bidang pertanian, industri kayu, kaca, dan logam, serta bidang konstruksi.[1,3,5]
Global
Benda asing mata merupakan salah satu penyebab cedera mata yang cukup banyak terjadi, terutama pada populasi laki-laki usia produktif. Insiden meningkat pada populasi pekerja industri di negara berkembang yang memiliki sumber daya keamanan terbatas dan regulasi penggunaan alat pelindung diri yang buruk.[1,3,5]
Penyebab tertinggi benda asing intraokuler adalah penggunaan alat pemukul (43%), pemotongan logam (19%), aktivitas memahat dan mengebor (10%), aktivitas bercocok tanam (5%), jatuh dari ketinggian (5%), dan sisanya 14% tidak diketahui. Di Inggris, insiden tahunan benda asing intraokuler diperkirakan 0,16 per 100.000 orang.[1]
Sementara itu, untuk benda asing ekstraokuler, suatu studi di Swedia memperkirakan bahwa 8,1 dari 1.000 orang mengalami trauma mata dan sebanyak 40% dari jumlah tersebut melibatkan benda asing pada kornea dan konjungtiva.[1,3]
Indonesia
Studi epidemiologi terkait kejadian benda asing mata di Indonesia saat ini belum ada.
Mortalitas
Benda asing mata umumnya tidak menyebabkan kematian. Kekhawatiran yang lebih signifikan adalah terkait gangguan penglihatan dan kebutaan. Risiko ini akan dibahas secara lebih detail dalam bagian komplikasi dan prognosis.[1,5]