Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Retinitis Pigmentosa general_alomedika 2022-09-20T11:51:10+07:00 2022-09-20T11:51:10+07:00
Retinitis Pigmentosa
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Pendahuluan Retinitis Pigmentosa

Oleh :
dr. Florentina Priscilia
Share To Social Media:

Retinitis pigmentosa, atau dikenal juga dengan rod-cone dystrophy dan pigmentary retinopathy, adalah suatu kelompok kelainan pada retina yang bersifat herediter berupa degenerasi retina yang progresif. Kelainan ini terjadi akibat mutasi gen yang menyebabkan sel retina berhenti berfungsi dan mati. 20% kasus retinitis pigmentosa bersifat diturunkan secara autosomal dominan, 20% secara autosomal resesif, 10% secara resesif terkait kromosom X, dan 50% belum diketahui secara pasti. Mutasi ini menyebabkan degenerasi berupa disfungsi progresif reseptor yang disertai hilangnya sel secara progresif, sehingga terjadi atrofi pada lapisan retina.[1,2]

Gejala yang umumnya dikeluhkan oleh pasien berupa gangguan penglihatan malam hari (niktalopia), defek lapang pandang perifer, penurunan tajam penglihatan secara progresif, sampai dengan kebutaan. Pada funduskopi, akan didapat perubahan pigmen kornea (hiperpigmentasi dan hipopigmentasi) dengan tampakan klinis bone spicule, atenuasi arteriolar, dan diskus yang tampak pucat. Hal ini dapat didukung pemeriksaan penunjang okular berupa pemeriksaan lapang pandang, dark adaptometry (DA), elektroretinogram, elektrookulogram, optical coherence tomography (OCT), fluorescein angiography (FA), serta pemeriksaan genetik.[3-6]

shutterstock_1084582982-min

Hingga saat ini, penatalaksanaan pada pasien retinitis pigmentosa belum ada yang mampu memberikan perbaikan optimal dan terbukti efektif. Secara umum, penatalaksanaan bertujuan untuk mengurangi morbiditas dan mencegah komplikasi. Beberapa pilihan penatalaksanaan yang dapat dipertimbangkan adalah pemberian medikamentosa berupa vitamin, mineral, vasodilator, steroid, maupun tindakan medis berupa terapi jaringan menggunakan ekstraksi plasenta, simpatektomi servikal, atau injeksi subretina dengan sel retina fetus.[1,7-9]

Secara umum, prognosis bergantung pada derajat progresivitas, awitan gejala, dan jenis dari kelainan genetik. Prognosis terbaik dilaporkan pada pasien yang mengalami kelainan genetik autosomal dominan, yang memiliki derajat progresivitas lambat, dan terjadi proses degenerasi pada usia yang lebih tua.[2,10,11]

Referensi

1. Vaidya P. Retinitis pigmentosa: disease encumbrance in the Eurozone. J Opthalmol clin res. 2015; 2(3):1-2.
2. Thobani A, Fishman GA, Genead M, Anastasakis A. Visual acuity loss in recessive retinitis pigmentosa and its correlation with macular lesions. Retina. 2011;31(5):967-972. doi:10.1097/IAE.0b013e3181f441e1
3. Parmeggiani F. Clinics, epidemiology and genetics of retinitis pigmentosa. Curr Genomics. 2011;12(4):236-237. doi:10.2174/138920211795860080
4. Talcott KE, Ratnam K, Sundquist SM, et al. Longitudinal study of cone photoreceptors during retinal degeneration and in response to ciliary neurotrophic factor treatment. Invest Ophthalmol Vis Sci. 2011;52(5):2219-2226.
5. Fahim AT, Bowne SJ, Sullivan LS, et al. Allelic Heterogeneity and Genetic Modifier Loci Contribute to Clinical Variation in Males with X-Linked Retinitis Pigmentosa Due to RPGR Mutations. PLoS One. 2011. 6(8):e23021.
6. Birch DG, Bennett LD, Duncan JL, Weleber RG, Pennesi ME. Long-term Follow-up of Patients With Retinitis Pigmentosa Receiving Intraocular Ciliary Neurotrophic Factor Implants. Am J Ophthalmol. 2016 Oct;170:10-14.
7. Musarella MA, Macdonald IM. Current concepts in the treatment of retinitis pigmentosa. J Ophthalmol. 2011;2011:753547. doi: 10.1155/2011/753547. Epub 2010 Oct 11. PMID: 21048997; PMCID: PMC2964907.
8. Salvatore S, Fishman GA, Genead MA. Treatment of cystic macular lesions in hereditary retinal dystrophies. Surv Ophthalmol. 2013 Nov-Dec. 58 (6):560-84
9. Telander D. Retinitis pigmentosa Treatment and Management. Medscape, 2021. https://emedicine.medscape.com/article/1227488-treatment
10. Yang YJ, Peng J, Ying D, Peng QH. A Brief Review on the Pathological Role of Decreased Blood Flow Affected in Retinitis Pigmentosa. J Ophthalmol. 2018;2018:3249064
11. Anil K, Garip G. Coping strategies, vision-related quality of life, and emotional health in managing retinitis pigmentosa: a survey study. BMC Ophthalmol. 2018 Jan 30;18(1):21

Patofisiologi Retinitis Pigmentosa

Artikel Terkait

  • Cedera Optik Akibat Paparan Sinar Laser
    Cedera Optik Akibat Paparan Sinar Laser
  • Membedakan Penyebab Emergensi dan Nonemergensi dari Flashes dan Floaters
    Membedakan Penyebab Emergensi dan Nonemergensi dari Flashes dan Floaters
  • Skrining Retinopati Diabetik: Kapan dan Bagaimana?
    Skrining Retinopati Diabetik: Kapan dan Bagaimana?
Diskusi Terkait
Anonymous
20 Desember 2022
Skrining retinopati pada penyakit kronis - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Utami Noor. S, Sp.MIjin bertanya dok, pada pasien dengan hipertensi dan diabetes mellitus, sebaiknya kapan saja dilakukan skrining penglihatan dan...
Anonymous
05 Juli 2022
Skrining Retinopati Diabetik di Faskes Primer - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO dr. Friska Debby Anggriany, Sp.M,Ijin bertanya dok. Di faskes primer, alat-alat seperti oftalmoskop belum tentu ada. Apakah ada saran untuk melakukan...
Anonymous
23 Maret 2022
Edukasi pasien yang ingin konsumsi suplemen bilberry - Mata Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo Dokter,Saat ini ada cukup banyak pasien yang menanyakan apakah mereka bisa mendapatkan suplemen bilberry untuk menjaga kesehatan mata. Apakah suplemen...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.