Penatalaksanaan Leiomyoma
Prinsip penatalaksanaan leiomyoma harus memenuhi beberapa tujuan, yaitu meringankan tanda dan gejala yang mengganggu seperti rasa nyeri, mengurangi ukuran leiomyoma, atau mengangkat tumor pada lokasi tubuh manapun. Pengangkatan tumor merupakan terapi definitif untuk penyakit ini.
Pada kasus mioma uteri, mempertahankan kesuburan wanita khususnya pada wanita dengan usia produktif merupakan suatu pertimbangan yang penting untuk penatalaksanaan.
Tata laksana definitif leiomyoma adalah pembedahan. Namun, tergantung dengan ukuran serta ada atau tidak adanya gejala, terapi farmakologis dapat diberikan.[5-7]
Pembedahan
Pembedahan untuk leiomyoma dapat dilakukan menggunakan eksisi lokal. Pada kasus mioma uteri, histerektomi atau miomektomi dapat dilakukan.
Eksisi Lokal yang Luas
Eksisi lokal yang luas disarankan untuk leiomyoma simtomatik yang mengganggu aktivitas sehari-hari. Eksisi merupakan cara efektif pada beberapa leiomyoma seperti leiomyoma kutaneus soliter, terutama bila diikuti oleh skin graft.[1,6,7]
Pada kasus seperti tumor esofagus, torakotomi terbuka dilakukan untuk pengangkatan tumor meskipun prosedur ini masih tergolong kontroversial. Reseksi esofagus juga dilakukan pada penderita yang memiliki tumor dengan ukuran yang sangat besar sama halnya dengan kasus leiomyoma pada ginjal.[9,11-13]
Pembedahan untuk Mioma Uteri
Terapi pembedahan untuk leiomyoma uteri meliputi histerektomi yang merupakan tata laksana definitif tetapi beberapa hal harus dipertimbangkan sebelum melakukan prosedur ini. Miomektomi merupakan standar emas untuk pasien wanita yang ingin mempertahankan fertilitas.[5,7,20]
Terapi Farmakologis
Terapi farmakologis digunakan sebagai intervensi awal untuk leiomyoma simtomatik. Terapi farmakologis terdiri dari terapi hormonal pada leiomyoma yang memiliki reseptor estrogen-positif (ER+) dan obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) seperti ibuprofen, naproxen dan asam mefenamat pada leiomyoma yang menimbulkan rasa nyeri.[6,23]
Tata Laksana pada Leiomyoma Asimtomatik
Tata laksana pada kasus leiomyoma harus berfokus pada ada atau tidak adanya gejalanya. Terapi ekspektan dilakukan pada pasien yang tidak memiliki gejala.
Tata Laksana pada Leiomyoma Simtomatik
Pada pasien simtomatis, pengobatan berfokus pada gejala.
Terapi Hormonal
Terapi hormonal seperti kontrasepsi oral kombinasi atau intrauterine device hormonal levonogestrel dapat digunakan pada leiomyoma yang memiliki reseptor estrogen positif. Sebuah studi membuktikan penggunaan kontrasepsi oral kombinasi yang mengandung ethinylestradiol 30 μg + levonorgestrel 150 μg yang diberikan setiap hari selama 21 hari / bulan dan levonorgestrel-releasing intrauterine system (LNG-IUS) yang melepaskan 20 µg levonorgestrel. Penelitian menunjukkan penggunaan IUD hormonal dapat membantu dalam mengontrol pendarahan dan dapat sedikit atau tidak sama sekali mengecilkan ukuran tumor.[5,22]
Obat Antiinflamasi Nonsteroid
Obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen, asam mefenamat, atau naproxen, dapat digunakan untuk menghilangkan nyeri pada leiomyoma yang menyebabkan rasa nyeri. Contoh dosis obat yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
Ibuprofen 600 mg per oral, dua kali sehari
- 500 mg per oral, tiga kali sehari
- Naproxen 500 mg per oral, dua kali sehari[6,23]
Pada kasus piloleiomyoma (leiomyoma kutaneus), terdapat studi yang menunjukkan pemberian antagonis ion kalsium seperti nifedipine dan gabapentin bermanfaat untuk mengatasi nyeri yang berasal dari tumor. Nifedipine 10 mg, 3 kali sehari atau gabapentin 300 mg, 2 kali sehari, dapat diberikan selama 3 minggu untuk kasus piloleiomyoma.[6,10,21]
Asam Traneksamat
Asam traneksamat ialah obat hemostatik untuk pendarahan. Asam traneksamat dapat diberikan untuk menangani perdarahan uterus abnormal yang terjadi akibat leiomyoma uteri. Dosis obat yang digunakan adalah 1,3 g per oral tiga kali sehari selama 5 hari atau pemberian melalui intravena dengan dosis 10 mg/kgBB secara intravena dengan maksimum 600 mg/dosis setiap 8 jam. [5,23]