Penatalaksanaan Vertigo
Penatalaksanaan vertigo berbeda tergantung dari penyebab vertigonya. Walau demikian, penanganan gejala vertigo pada umumnya dapat ditangani mengunakan medikamentosa yang sama, yaitu betahistine atau dimenhydrinate. Terapi nonmedikamentosa yang dapat dilakukan di antaranya adalah terapi rehabilitasi vestibular dan pembedahan.
Medikamentosa
Medikamentosa utama untuk vertigo adalah betahistine yang digunakan untuk menangani vertigo perifer. Obat lain yang dapat digunakan di antaranya adalah metoclopramide, dimenhydrinate, ondansetron, prometazine, atau golongan benzodiazepine seperti diazepam dan lorazepam. Vertigo terkait migraine dapat ditangani dengan pemberian metoprolol, flunarizine, asam valproat, dan topiramat. [19,23]
Pada vertigo yang disebabkan oleh stroke, medikamentosa untuk stroke juga harus diberikan berupa pemberian alteplase intravena, aspirin, atau clopidogrel pada stroke iskemik atau pemberian antihipertensi pada stroke hemorrhagik. [24,25]
Betahistine
Betahistine merupakan obat yang umum digunakan untuk meredakan gejala vertigo, bekerja dengan cara menyekat reseptor histamin H3 (presinaps) dan H2 (postsinaps, lemah). Betahistine dapat meningkatkan sirkulasi mikro darah ke telinga dalam (labirin). Efek terapeutik yang optimal tercapai dalam jangka waktu panjang, sehingga dosis pemberian betahistine direkomendasikan sebesar 24 mg, 2 kali sehari, selama 2-3 bulan. [19] Betahistine umum digunakan pada vertigo dengan penyebab di perifer seperti penyakit Meniere dan benign paroxysmal positional vertigo (BPPV). [26]
Nonmedikamentosa
Rehabilitasi vestibular untuk tata laksana vertigo kronis (gejala yang timbul persisten lebih dari 1 bulan) direkomendasikan untuk mengurangi gejala vertigo. [27] Rehabilitasi vestibular dapat dilakukan untuk pasien dengan lesi vestibular stabil, lesi perifer atau campuran dengan sentral, pasca trauma, psikogenik, BPPV dan untuk orang tua dengan vertigo. Rehabilitasi dan latihan ini dapat dilakukan di rumah sehari-hari dan memiliki prinsip dan tujuan untuk menstabilkan pandangan dan postur, mengurangi vertigo dan meningkatkan aktivitas sehari-hari. [28]
Manuver reposisi dapat dilakukan untuk BPPV. Pada BPPV kanal posterior dapat dilakukan manuver Epley dan manuver Semont. Pada BPPV kanal lateral, dapat dilakukan manuver Lampert roll dan manuver Gufoni. Manuver ini dilakukan untuk mengembalikan debris pada endolimfe ke vestibular, dimana yang menjadi penyebab vertigo. [29]
Pembedahan
Tata laksana pembedahan dipertimbangkan pada BPPV kanal posterior yang tidak membaik dengan manuver reposisi. Neurektomi dan pembedahan pada oklusi kanalis semisirkularis dapat dilakukan untuk vertigo perifer yang tidak membaik.[29,30]