Epidemiologi Penyakit Kawasaki
Data epidemiologi penyakit Kawasaki menunjukkan bahwa penyakit ini paling banyak diderita oleh pasien berusia di bawah 5 tahun. Penyakit Kawasaki dapat ditemukan di seluruh dunia dengan tingkat insidensi beragam, bergantung pada komposisi rasial dari suatu populasi.[4,8]
Global
Insidensi penyakit Kawasaki paling tinggi ditemukan di Jepang, Taiwan, dan Korea. Insidensi di Jepang telah meningkat dua kali sejak tahun 1990 dan terus naik. Saat ini, insidensi di Jepang merupakan yang tertinggi di dunia dengan 265 per 100.000 anak bawah lima tahun dan diperkirakan 1 dari 100 anak Jepang akan didiagnosis mengalami penyakit Kawasaki sebelum usia 10 tahun. Di Jepang, puncak distribusi usia saat awitan penyakit Kawasaki adalah 9-11 bulan, dan 70% dari semua penyakit Kawasaki terjadi pada pasien yang berusia kurang dari 3 tahun.
Tingkat kesakitan di Korea merupakan yang kedua tertinggi di dunia dengan 134,4 per 100.000 anak bawah lima tahun. Sedangkan di Taiwan merupakan yang tertinggi ketiga di dunia dengan 82,8 per 100.000 anak bawah lima tahun.
Di Amerika Serikat, Kanada, Australia, dan Eropa, tingkat kesakitan berkisar antara 4-25 per 100.000 anak bawah lima tahun.[13]
Penyakit Kawasaki juga diduga dipengaruhi oleh musim. Di Jepang, tingkat insidensi tertinggi dilaporkan pada musim dingin dan semi. Sementara itu, di Taiwan dilaporkan tertinggi di musim panas.[14,15]
Indonesia
Di Indonesia, insidensi penyakit Kawasaki diperkirakan sebanyak 5000 kasus setiap tahunnya. Namun, jumlah ini diperkirakan lebih rendah dari kenyataan, karena diduga masih ada underdiagnosis.[16]
Mortalitas
Mortalitas penyakit Kawasaki adalah sekitar 0,5%. Risiko tertinggi ada pada tahun pertama setelah onset penyakit. Kematian biasanya disebabkan oleh infark miokard akut dan aneurisma berukuran besar. Ruptur aneurisma sebenarnya jarang terjadi tetapi dapat berakibat fatal. Pada minggu pertama penyakit, miokarditis juga dapat terjadi dan mungkin menyebabkan aritmia dan ketidakstabilan hemodinamik.[17]