Patofisiologi Penyakit Kawasaki
Patofisiologi penyakit Kawasaki berhubungan dengan faktor infeksi dan imunologi. Suatu studi epidemiologi mengindikasikan adanya peran patogen infeksius (kemungkinan besar virus) yang memicu terjadinya penyakit ini. Patogen infeksius tersebut berinteraksi dengan sistem imunologi pasien yang memiliki komponen genetika rentan mengalami penyakit Kawasaki.[6]
Fase Akut
Pada fase akut, terjadi aktivasi abnormal sel imunokompeten seperti monosit atau makrofag dan limfosit. Sel-sel ini mensintesis dan mensekresi berbagai sitokin dan kemokin inflamasi seperti tumor necrosis factor (TNF)-α, interferon (IFN) γ, interleukin-6 (IL-6), dan monocyte chemoattractant protein (MCP)-1.
Sitokin dan kemokin inflamasi akan mengaktivasi interaksi sel imun dan juga sel-sel endotel. Akibatnya, molekul adhesi seperti intercellular adhesion molecule-1 (ICAM-1) dan selektin diekspresikan di dalam sel endotel, dan leukosit melekat kuat pada sel endotel yang akhirnya bermigrasi melalui dinding pembuluh darah. Leukosit kemudian merusak sel endotel dan sel otot polos sehingga menyebabkan vaskulitis.
Selain itu, diketahui bahwa pada stadium akut terjadi peningkatan berbagai zat vasoaktif, antara lain faktor pertumbuhan seperti vascular endothelial growth factor (VEGF) dan platelet-derived growth factor (PDGF), serta endotelin dan nitric oxide. Zat-zat tersebut memicu terjadinya migrasi dan proliferasi sel otot polos intima, terlibat dalam peningkatan permeabilitas vaskular, dan menyebabkan terjadinya dilatasi arteri koroner.[7]
Arteritis pada Penyakit Kawasaki
Arteritis koroner dimulai dengan disosiasi atau pemisahan yang disebabkan oleh edema pada tunika media 6-8 hari setelah awitan penyakit Kawasaki. Kira-kira pada hari ke-10, infiltrasi limfosit dan makrofag ke dinding arteri dari sisi luminal dan adventisia dimulai. Hal ini menyebabkan peradangan menyebar sepenuhnya di sekitar arteri. Lamina elastika interna, sel otot polos media, dan komponen struktural arteri lain mengalami kerusakan hebat dan akibatnya arteri mulai melebar. Aneurisma berkembang pada sekitar hari ke-12, memudahkan terbentuknya trombus.
Arteritis pada penyakit Kawasaki ditandai dengan inflamasi granulomatosa proliferatif yang terdiri dari akumulasi monosit atau makrofag dan aktivasi yang menyimpang dari makrofag tersebut yang diduga terlibat dalam pembentukan lesi vaskular. Pada tahap awal peradangan, lesi tidak hanya mengandung makrofag dan limfosit, tetapi juga neutrofil dalam jumlah banyak. Infiltrasi sel inflamasi berlanjut sampai pada sekitar hari ke-25. Selanjutnya, jumlah sel-sel inflamasi berkurang secara bertahap dan umumnya hampir sepenuhnya hilang pada hari ke-40.[7]