Prognosis Inkompatibilitas ABO
Prognosis inkompatibilitas ABO tergantung dari kondisi dan komplikasi yang dialami oleh pasien. Penegakkan diagnosis dengan cepat serta tatalaksana awal yang tepat dapat membantu menurunkan angka terjadinya komplikasi.[3,5]
Komplikasi
Reaksi Hemolitik Akut pada Tranfusi
Pada reaksi hemolitik akut akibat proses transfusi komplikasi yang paling sering terjadi yaitu gagal ginjal dan disseminated intravascular coagulation (DIC), komplikasi fatal yang bisa terjadi adalah kematian.[3]
Hemolytic Disease of The Newborn (HDN)
Sementara itu, komplikasi pada HDN yang disebabkan karena inkompatibilitas ABO memiliki 2 komplikasi mayor, yaitu bilirubin encephalopathy (kern ikterus) dan Anemia berkelanjutan. Sebelum ditemukannya transfusi tukar, 15% bayi yang mengalami eritroblastosis menjadi kern ikterus dengan 75% nya meninggal dalam usia 1 minggu kehidupan dan sisanya meninggal pada tahun pertama kehidupan. Bayi yang selamat akan memiliki gejala sisa neurologis permanen. Bayi yang mengalami hemolisis berat, seringkali mengalami anemia pada bulan pertama kehidupan, dan sekitar 50% membutuhkan transfusi sel darah merah. Destruksi sel darah merah yang berlanjut diakibatkan oleh tingginya titer antibodi ibu yang masih terdapat dalam sirkulasi bayi.dan beberapa kasus dikarenakan efek dari transfusi karena adanya penekanan eritropoesis bayi dari transfusi darah orang dewasa.[6]
Inkompatibilitas ABO pada Transplantasi Organ
Passenger Lymphocyte Syndrome merupakan komplikasi dari transplantasi organ padat dan sel induk. Kondisi ini disebabkan karena produksi antibodi limfosit B pendonor mencetuskan respon imun baik primer maupun sekunder dari eritrosit penerima organ. Sindrom ini sering kali muncul dalam bentuk anemia hemolitik ringan.[11,12]
Prognosis
Inkompatibilitas ABO pada transfusi yang muncul sebagai reaksi hemolitik akut merupakan kondisi yang fatal yang dapat menyebabkan kematian. Sementara itu, pada HDN yang berlanjut menjadi komplikasi kern ikterus memiliki risiko menyebabkan gangguan neurologis hingga kematian.[3,6]