Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Inkompatibilitas ABO general_alomedika 2021-07-09T09:23:46+07:00 2021-07-09T09:23:46+07:00
Inkompatibilitas ABO
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Inkompatibilitas ABO

Oleh :
dr.tyagita khrisna ayuningtias
Share To Social Media:

Diagnosis inkompatibilitas ABO memiliki perbedaan antara inkompatibilitas pada kehamilan yang menyebabkan HDN, inkompatibilitas ABO pada transplantasi organ. Berikut adalah penjabarannya :

Hemolytic Disease of The Newborn (HDN)

Menegakkan diagnosis HDN dilakukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik

Anamnesis

Selama proses kehamilan, risiko terjadinya HDN diantaranya adalah ditemukan riwayat anak dengan penyakit hemolitik. Kondisi ini terdapat peningkatan titer antibodi ibu, peningkatan konsentrasi bilirubin pada cairan ketuban dan adanya bukti ditemukan hidrop fetalis pada pemeriksaan ultrasonografi.[2,6,9]

Pemeriksaan Fisik

Pada bayi baru lahir dengan inkompatibilitas ABO menunjukan manifestasi klinis yang bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi yang dialami. Tanda khas umum yaitu: pucat, hepatosplenomegali, dan hidrop fetalis pada kasus berat. Ikterik bermanifestasi saat lahir atau 24 jam setelah kelahiran dengan peningkatan kadar bilirubin tak terkonjugasi.[2,6,9]

Terkadang terdapat peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi karena disfungsi plasenta atau hati pada bayi dengan kondisi hemolisis yang berat. Anemia sering kali muncul sebagai akibat dari kerusakan sel darah merah yang dilapisi sel antibodi oleh sistem retikuloendotelial, namun ada juga beberapa kasus yang disebabkan karena kerusakan intravaskuler.[2,6,9]

Karakteristik HDN ditandai oleh satu atau lebih gejala klinis dari hyperbilirubinemia yang berat dan progresif atau hyperbilirubinemia yang berkepanjangan, didapatkan antibodi antenatal ibu positif atau hidrop fetalis atau anemia pada janin, direct coombs tes positif pada neonatus serta ditemukannya hemolisis dalam darah.[2,6,9]

Interpretasi Pemeriksaan Penunjang untuk Menegakkan Diagnosis

Tingkat kelainan pada hasil pemeriksaan hematologi berbanding lurus dengan tingkat keparahan kondisi hemolisis yang terjadi dan proses hematopoiesis. Kelainan tersebut dapat diamati dari hasil pemeriksaan darah lengkap berupa anemia, peningkatan sel eritrosit berinti, retikulositosis, polikromasi, anisositosis, sferosit serta fragmentasi sel, neutropenia dan trombositopenia.[2,6,9]

Pemeriksaan serologi yang dapat dilakukan yaitu pemeriksaan indirect coombs test dan pemeriksaan antibodi yang didapatkan hasil positif pada ibu dan neonatus. Pemeriksaan kadar IgG anti-A dan anti-B pada ibu dapat membantu memprediksi kondisi hemolisis berat dan hiperbilirubinemia.[2,6,9]

Inkompatibilitas ABO pada Transplantasi Organ

Inkompatibilitas ABO pada transplantasi organ dikategorikan sebagai berikut:

  • ABO iso-grup, yaitu donor dan penerima organ memiliki golongan darah yang sama
  • Inkompatibilitas ABO minor, yaitu pada saat pendonor memiliki isohemaglutinin terhadap antigen sel darah merah penerima organ
  • Inkompatibilitas ABO mayor, yaitu saat penerima organ mendapatkan isohemaglutinin yang ditujukan untuk antigen sel darah merah pendonor

Pemeriksaan neutrofil mulai hari pertama transplantasi organ sebanyak 3 kali berturut-turut dan trombosit selama 7 hari berturut-turut dapat dilakukan untuk melihat respon penerimaan organ yang ditransplantasikan.[10]

Berbeda pula dengan diagnosis yang inkompatibilitas pada reaksi hemolitik akut pada proses transfusi.

Inkompatibilitas ABO Pasca Transfusi

Keluhan paling umum yang sering ditemukan pada kasus hemolisis karena inkompatibilitas ABO adalah demam, menggigil, nyeri punggung, kemerahan pada kulit dan hematuria. Pada proses yang diakibatkan karena transfusi darah, beratnya keluhan bergantung pada jumlah volume darah yang masuk ke tubuh resipien.[3,5]

Biasanya pasien yang menerima > 50 ml darah yang tidak kompatibel memiliki risiko mengalami reaksi yang berat bahkan sampai kematian. Adanya riwayat transfusi sebelumnya atau kehamilan sering kali dikaitkan dengan hemolisis akibat inkompatibilitas ABO walaupun banyak kejadian yang terjadi pada kehamilan pertama atau tranfusi yang pertama kali.[3,5]

Pemeriksaan Fisik

Temuan pemeriksaan fisik pada reaksi akut hemolitik adalah demam, hipotensi atau hipertensi, takikardia, pasien gelisah, hematuria, flushing dan dapat pula ditemukan sesak nafas sampai kejang . Pada kondisi yang berat, bisa dijumpai tanda-tanda umum DIC.[3,5]

Diagnosis Banding

Diagnosis banding reaksi akut hemolisis pada transfusi diantaranya adalah transfusion-related acute lung injury (TRALI), nonhemolytic febrile reaction dan reaksi alergi.

Transfusion-Related Acute Lung Injury (TRALI)

TRALI memiliki manifestasi klinis berupa sesak nafas, hipoksemia, demam, peningkatan tekanan vena jugular, takikardi dan adanya tanda-tanda dekompensasi jantung. TRALI memiliki 2 hipotesis yaitu hipotesis antibodi dan hipotesis priming neutrofil. Hipotesis antibodi menjelaskan bahwa antigen leukosit (HLA kelas I dan II) atau antigen neutrofil (HNA) dalam unit komponen darah yang ditransfusikan kepada resipien bereaksi dengan antigen neutrofil resipien yang berada di paru-paru yang kemudian melepaskan mediator yang mengakibatkan kebocoran kapiler paru.

Sedangkan hipotesis priming neutrofil menjelaskan bahwa tidak membutuhkan proses interaksi antigen – antibodi dan terjadi pada individu dengan kondisi klinis priming neutrofil dan aktivasi endotel misalnya pada individu yang mengalami infeksi atau post operasi atau individu yang mengalami proses inflamasi. Zat-zat bioaktif yang ditransfusikan akan mengaktifkan neutrofil resipien dan menyebabkan kerusakan endotel pada kapiler paru. Pemeriksaan kadar brain natriuretic peptide (BNP) plasma dapat membantu menegakkan diagnosis ini.[3]

Reaksi Alergi

Reaksi alergi selama proses transfusi juga merupakan salah satu diagnosis banding dari reaksi akut hemolitik. Pada reaksi alergi, gejala berupa ruam makulopapular, urtikaria tanpa disertai demam atau hipotensi. Pada kondisi yang lebih berat, dapat bermanifestasi sebagai reaksi anafilaktik.

Reaksi alergi dimediasi oleh IgE. Reaksi ini biasanya dikaitkan dengan hipersensitivitas terhadap protein alogenik dalam plasma atau alergen-alergen yang terlarut yang ditemukan pada komponen darah yang ditransfusikan.pemeriksaan penunjang visual plasma dan urin menunjukkan hasil normal, begitu pula pada pemeriksaan direct coombs test untuk reaksi alergi akan menunjukan hasil negatif.[3]

Nonhemolytic Febrile Reaction

Nonhemolytic febrile reaction disebabkan karena sitokin dari leukosit dalam komponen darah yang ditransfusikan menimbulkan demam, menggigil atau kekakuan. Demam didefinisikan sebagai peningkatan suhu diatas 1 atau 2 derajat Fahrenheit.

Gejala lain yang dapat muncul ialah hipotensi dan muntah. Pada pemeriksaan penunjang visual plasma akan didapatkan hasil normal, begitu pula dengan pemeriksaan visual urin. Hasil yang positif pada pemeriksaan visual plasma dan urin menyingkirkan diagnosis ini. Begitu pula dengan pemeriksaan direct coombs test menunjukan hasil yang negatif.[3]

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan inkompatibilitas ABO adalah pemeriksaan visual plasma dan urine dan direct Coomb Test.

Pemeriksaan Visual Plasma dan Urin

Pemeriksaan visual plasma dilakukan dengan mengambil sampel darah vena pada menggunakan tabung antikoagulasi lalu dilakukan sentrifuge pada tabung tersebut. Normalnya plasma akan berwarna bening, temuan warna merah jambu atau merah menandakan adanya hemolisis. Disarankan pemeriksaan menggunakan tabung antikoagulasi untuk menghindari hasil positif palsu, karena jika menggunakan tabung non-antikoagulasi karena terdapat risiko hemolisis traumatis saat dilakukan sentrifuge.[3]

Perubahan warna plasma akibat hemoglobinemia dapat terjadi segera setelah transfusi darah yang tidak kompatibel dilakukan walaupun darah yang ditransfusikan dalam jumlah kecil dan bertahan beberapa jam sampai hemoglobin dimetabolisme menjadi bilirubin.[3]

Begitu pula dengan pemeriksaan visual urin, beberapa menit setelah darah yang tidak kompatibel ditransfusikan, urin penerima transfusi dapat berubah warna menjadi merah. Untuk membedakan antara hematuria dan hemoglobinuria dilakukan dengan cara sentrifugasi. Pada hematuria, hasil sentrifuge menunjukan adanya endapan sel darah merah pada dasar tabung pemeriksaan dan urine menjadi jernih, namun pada hemoglobinuria hasil sentrifuge akan tetap berwarna merah.[3]

Direct Coombs Test

Pada pemeriksaan direct Coombs test terkait dengan inkompatibilitas ABO menimbulkan reaksi langsung antiglobulin. Yang menunjukan adanya komplemen (C3d) pada sel darah merah serta anti-A, anti-B atau anti-AB dari penerima transfusi darah. Dalam kondisi tertentu dapat pula terdeteksi IgG anti-A, anti-B atau anti-AB pendonor dalam sirkulasi sel darah merah resipien.[1,3]

Referensi

1. Poole, J. (2001). Blood Group Incompatibility. Retrieved from ScientDirect: https://www.sciencedirect.com/topics/medicine-and-dentistry/blood-group-incompatibility
2. Kimball, C. (2020, June 19). ABO Incompatibility in the Newborn. Retrieved from Journal of Neonatology: https://doi.org/10.1177/0973217919908368
3. S Gerald Sandler, M. F. (2019, January 2). Tranfusion Reactions. Retrieved from Medscape: https://emedicine.medscape.com/article/206885-overview
5. Daimon P. Simmons, M. P. (2015, March 10). Hemolysis from ABO Incompatibility. Retrieved from PubMed: http://dx.doi.org/10.1016/j.hoc.2015.01.003
6. Sameer Wagle, M. M. (2017, December 28). Hemolytic Disease of the Newborn. Retrieved from Medscape: https://emedicine.medscape.com/article/974349-overview
9. U. Nagashree, S. P. (2019, February 8). ABO incompatibility: its impact on pregnancy and neonate. Retrieved from IJRCOG: http://dx.doi.org/10.18203/2320-1770.ijrcog20190321
10. José Alfreu Soares Júnior, G. H. (2019). Assessing the impact of ABO incompatibility on major allogeneic hematopoietic stem cell transplant outcomes: a prospective, single-center, cohort study. Retrieved from NCBI: https://doi.org/10.1016/j.htct.2018.05.007

Epidemiologi Inkompatibilitas ABO
Penatalaksanaan Inkompatibilitas...
Diskusi Terbaru
Anonymous
Kemarin, 19:04
Perdarahan dari jalan lahir Post Operasi Histerektomi Subtotal Hari ke 10
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya dok, apakah normal jika terjadi perdarahan dari jalan lahir pada hari ke 10, Post Operasi Histerektomi Subtotal ? Perdarahan dengan volume...
Anonymous
Kemarin, 17:17
Peresepan alprazolam oleh dokter umum
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter, bolehkah dokter umum meresepkan alprazolam 0,5 mg, 1x1 malam hari untuk pasien insomnia dengan ansietas? Pasien sudah tidak tidur selama 7 hari,...
Anonymous
Kemarin, 11:51
Jadwal untuk suntik vaksin rabies ketiga jika suntik kedua terlambat dari jadwal
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Izin bertanya dok, pasien suntik VAR, suntikan pertama sudah diberikan, namun saat jadwal suntik kedua terlambat 2 hari dari jadwal seharusnya. Apakah jadwal...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.