Etiologi Inkompatibilitas ABO
Etiologi inkompatibilitas ABO secara garis besar adalah munculnya reaksi ikatan antibodi dan antigen karena golongan darah yang tidak kompatibel. Seperti pada kehamilan, inkompatibilitas terjadi umumnya pada ibu yang memiliki golongan darah O mengandung janin yang memiliki golongan darah A, B atau AB dimana ibu tidak memiliki antibodi tersebut dan memicu imunitas tubuh dan reaksi komplemen.
Begitu pula pada proses transfusi darah yang tidak kompatibel, dapat menimbulkan reaksi transfusi baik berupa reaksi lambat ataupun reaksi cepat yaitu hemolisis. Sedikit berbeda pada transplantasi organ, inkompatibilitas ABO merupakan reaksi hiperakut karena adanya antibodi yang telah terbentuk sebelum proses transplantasi pada penerima donor, mengikat antigen sel-sel donor.[2,3,4]
Faktor Risiko
Faktor risiko inkompatibilitas ABO pada kehamilan yaitu:
- Antigen A1 pada janin. Dibandingkan dengan semua antigen, antigen A1 memiliki antigenisitas yang paling besar yang dikaitkan dengan beberapa penyakit
- Peningkatan isohemaglutinin. Kondisi antepartum intestinal parasitism atau imunisasi tetanus toxoid atau vaksin pneumokokus pada trimester tiga dapat menstimulasi isoantibodi terhadap antigen A atau B[7]
Kategori anak-anak dengan kategori usia < 21 tahun, memiliki insidensi reaksi transfusi sebesar 6.2 kejadian per 1.000 proses transfusi, dengan risiko jenis kelamin laki-laki memiliki insiden sebanyak 7.9 kejadian per 1.000 dan perempuan 4.3 kejadian per 1000 transfusi. Sedangkan pada kategori usia dewasa, insiden reaksi transfusi menurun yaitu sebesar 2.4 kejadian per 1.000 proses transfusi dan tidak ada perbedaan risiko berdasarkan jenis kelamin. Disebutkan juga risiko reaksi transfusi akut terdapat pada golongan usia > 60 tahun.[3]