Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Inkompatibilitas ABO general_alomedika 2024-08-12T14:28:54+07:00 2024-08-12T14:28:54+07:00
Inkompatibilitas ABO
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Inkompatibilitas ABO

Oleh :
dr.Dizi Bellari Putri
Share To Social Media:

Menurut data epidemiologi, angka kejadian inkompatibilitas ABO pada kehamilan diperkirakan mencapai 15–20 % dari setiap kehamilan. Meski demikian, dari jumlah itu hanya 3% yang mensensitisasi janin dan <1% yang mengakibatkan hemolisis berat pada neonatus.[7,11]

Global

Insiden hemolytic disease of the newborn (HDN) karena inkompatibilitas ABO dilaporkan memiliki tingkat yang serupa pada orang kulit putih dan orang kulit hitam. Sebaliknya, angka kejadiannya cukup jarang pada populasi Asia.[1,7]

Sementara itu, di Amerika Serikat, kasus akut hemolitik karena transfusi yang dimediasi oleh imun yang dapat berakibat fatal terjadi pada 1 kasus per 250.000 – 600.000 populasi. Sementara itu, untuk kasus akut hemolitik yang tidak fatal diperkirakan terjadi pada 1 kasus pe 6.000–33.000 populasi.

Kategori anak-anak dengan kategori usia <21 tahun memiliki insiden reaksi transfusi sebesar 6,2 kejadian per 1.000 proses transfusi, dengan jenis kelamin laki-laki memiliki insiden sebanyak 7,9 kejadian per 1.000 dan perempuan 4,3 kejadian per 1000 transfusi. Pada kategori usia dewasa, insiden reaksi transfusi menurun yaitu sebesar 2,4 kejadian per 1.000 proses transfusi dan tidak ada perbedaan risiko berdasarkan jenis kelamin.[3]

Indonesia

Belum ada data epidemiologi nasional mengenai inkompatibilitas ABO di Indonesia. Sebuah studi pendahuluan di RSUPN Cipto Mangunkusumo menunjukkan bahwa reaksi transfusi akut terjadi pada 0,5% pasien baik rawat jalan maupun rawat inap. Sementara itu, studi yang lebih baru (2020) di unit transfusi rawat jalan RSUPN Cipto Mangunkusumo melaporkan proporsi reaksi transfusi akut sebesar 1,1%, meskipun tidak dijelaskan lebih lanjut berapa banyak yang berupa inkompatibilitas ABO.[17]

Di banyak negara lain, pedoman dan pelaporan mengenai kejadian reaksi transfusi sudah jelas dan sudah dapat diakses dengan mudah. Di Indonesia, pedoman pelaporan reaksi transfusi sudah ada. Meski demikian, data epidemiologi mengenai kejadian reaksi transfusi secara nasional masih belum tersedia.

Mortalitas

Inkompatibilitas ABO pada transfusi dapat menyebabkan reaksi hemolitik akut yang merupakan reaksi transfusi akut yang berat dan fatal. Individu yang selamat dari reaksi akut ini, berpotensi mengalami gagal ginjal dan disseminated intravascular coagulation (DIC). Risiko kematian juga ikut meningkat bersamaan dengan jumlah volume darah yang tidak kompatibel yang ditransfusikan.

Pada HDN, secara klinis, ikterus yang signifikan (kadar total bilirubin >12 mg/dl) terjadi pada 4% dari kehamilan. Sebagian besar kasus bermanifestasi sebagai hiperbilirubinemia neonatal pada 24 jam pertama kelahiran. Transfusi tukar diperlukan pada 1 kasus per 1.000–4.000 kehamilan.

Sebelum diperkenalkannya intervensi berupa transfusi tukar, angka kematian perinatal mencapai 50% dan setelah ada intervensi menjadi 25%. Lalu, dengan dikenalkannya transfusi intraperitoneal dan intravaskuler, angka morbiditas dan mortalitas berkurang hingga 16%.[3,7,12]

 

Penulisan pertama oleh: dr. Tyagita Khrisna Ayuningtias

Referensi

1. Romanos-Sirakis EC, Desai D. ABO Blood Group System. In: StatPearls. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2024 Jan-. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK580518/
3. S Gerald Sandler MF. Transfusion Reactions. Medscape, 2023. https://emedicine.medscape.com/article/206885-overview
7. Sameer Wagle MM. Hemolytic Disease of the Newborn. Medscape, 2024. https://emedicine.medscape.com/article/974349-overview
11. Alshammari S, Alqashami A, Alhumud S, Aladadh M, Ali K. Neonatal ABO incompatibility, influence of blood group, and coomb's test on outcome. Journal of Clinical Neonatology. 2022. 11. 212. 10.4103/jcn.jcn_64_22.
12. Nagashree SP. ABO incompatibility: its impact on pregnancy and neonate. IJRCOG. 2019. http://dx.doi.org/10.18203/2320-1770.ijrcog20190321
17. Zein AFMZ, Sukrisman L. The Proportion of Acute Transfusion Reaction at Outpatient Blood Transfusion Unit in Tertiary Hospital in Indonesia. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 2020. https://scholarhub.ui.ac.id/cgi/viewcontent.cgi?article=1172&context=jpdi

Etiologi Inkompatibilitas ABO
Diagnosis Inkompatibilitas ABO
Diskusi Terbaru
Anonymous
Dibalas 5 jam yang lalu
Pemberian cotrimoksazol pada pasien Hiv-TB
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dok, izin diskusi. Saya ada pasien tb dan juga terdiagnosis hiv. Hiv (+) lewat RDT saja tanpa cek cd4. Sudah di berikan arv dan cotrimoksazol 1x960mg....
Anonymous
Dibalas 5 jam yang lalu
Pemberian VAR dan SAR pada pasien terduga rabies
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, selamat sore. Saya ingin bertanya apakah pemberian VAR/SAR dapat diberikan pada pasien dengan risiko tinggi rabies yang kejadian tergigit hewan...
dr.fandi sukowicaksono
Dibalas 5 jam yang lalu
Apakah USG kehamilan dapat mendeteksi riwayat kehamilan sebelumnya yang tidak diketahui?
Oleh: dr.fandi sukowicaksono
1 Balasan
Alo Dokter. ini cerita pasien saya kemarin.mr X usia 26 th datang konsultasi sendiri , menceritakan kejadian saat usg kehamilan anak pertama istrinya dengan...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.