Patofisiologi Inkompatibilitas ABO
Patofisiologi inkompatibilitas ABO secara umum terjadi akibat adanya reaksi dari ikatan antibodi plasma dengan antigen sel darah merah. Secara umum, paparan awal terhadap antigen, secara alami membutuhkan respon antibodi dan paparan ulang dibutuhkan untuk membuat suatu antibodi mengingat paparan tersebut. Kondisi tersebut normal pada banyak antigen. Akan tetapi pada kasus inkompatibilitas ABO, pada sebagian besar individu, akan secara alami memiliki respon antibodi terhadap antigen ABH walaupun tidak pernah ada riwayat transfusi atau hamil sebelumnya dan respon antibodi tersebut menyebabkan proses hemolisis.[1,5]
Fenotipe Golongan Darah
Terdapat 4 fenotipe golongan darah yaitu A, B, AB dan O dimana golongan darah A memiliki antigen A, golongan darah B memiliki antigen B, golongan darah AB memiliki antigen A dan B namun golongan darah O tidak memiliki antigen keduanya. Sistem imunitas tubuh membentuk antibodi untuk melawan apapun antigen yang tidak dimiliki individu, maka golongan darah A membentuk anti-B, golongan darah B membentuk anti-A, golongan darah AB tidak memiliki anti keduanya sedangkan O memiliki anti-A dan anti-B.
Inkompatibilitas ABO pada Kehamilan
Hal inilah yang menyebabkan seringkali inkompatibilitas ABO pada kehamilan terjadi pada ibu dengan golongan darah O. Selain itu, anti-A dan anti-B pada ibu dengan golongan darah O dibentuk oleh imunoglobulin G (IgG), yang dapat dengan mudah menembus sawar plasenta dan menyebabkan hemolisis.[1,2,6]
Inkompatibilitas ABO pada Transfusi Darah
Sementara itu, patofisiologi yang terjadi pada transfusi darah yaitu apabila seseorang mendapatkan sel darah merah yang tidak kompatibel masuk dalam tubuh seseorang, antibodi dalam sirkulasi mengikat antigen ABH dan mengaktivasi komplemen yang mengakibatkan hemolisis. Kondisi ini disebut sebagai reaksi transfusi hemolitik akut. Reaksi hemolitik ini dapat dimediasi oleh imun maupun non-imun. Reaksi hemolitik yang dimediasi oleh imun, disebabkan oleh peranan IgM anti-A, anti-B atau anti AB yang menyebabkan hemolisis intravaskuler yang diperantarai oleh aktivasi komplemen dan berpotensi fatal. Sedangkan reaksi hemolitik non imun, disebabkan oleh IgG, rhesus, Kell, Duffy atau non-ABO lainnya.[3,5]
Inkompatibilitas ABO pada Transplantasi Organ
Pada transplantasi organ, inkompatibilitas ABO terjadi karena sel endotel tidak sesuai dengan model eritrosit yang memiliki keterbatasan yaitu mempunyai luas permukaan yang kecil. Area endotelium yang lebih besar pada transplantasi organ, mungkin menyerap Sebagian besar atau semua antibodi dari darah yang mengakibatkan endapan antibodi yang membuat kepadatan antibodi lebih rendah dari permukaan sel endotel. Pada kondisi yang optimal, satu molekul imunoglobulin M (IgM) yang berikatan dengan permukaan eritrosit dapat memicu aktivasi komplemen sampai batas yang dapat menyebabkan lisisnya eritrosit, dan pada kondisi inkompatibilitas ABO ini, peran IgM mendominasi.[5]