Penatalaksanaan Inkompatibilitas ABO
Penatalaksanaan inkompatibilitas ABO dimulai penegakkan diagnosis. Pada reaksi hemolitik akut, tatalaksana awal adalah dengan menghentikan transfusi.
Inkompatibilitas Pasca Transfusi
Jika dicurigai adanya reaksi hemolitik akut pada transfusi maka penatalaksanaan awal yang harus segera dilakukan adalah menghentikan transfusi. Akses intravena harus dipertahankan. Untuk profilaksis terhadap kondisi gagal ginjal dilakukan rehidrasi menggunakan cairan kristaloid 3000 ml/24 jam, pemberian dopamin dosis rendah yaitu 1- 5 mcg/ kg/menit serta diuresis osmotik menggunakan manitol 20% 100 ml/m2 bolus dilanjutkan dengan 30 ml/kgBB/jam selama 12 jam.[3,5]
Hemolytic Disease of Newborn
Pada kasus HDN, begitu diagnosis sudah ditegakkan, tatalaksana yang dilakukan adalah memantau kadar bilirubin serum, melakukan hidrasi secara oral dan fototerapi. Pada bayi dengan klinis jaundice, pemeriksaan bilirubin serum harus dilakukan dalam waktu 24 jam kelahiran. Kebutuhan pemeriksaan ulang kadar bilirubin tergantung pada kategori klinis jaundice sesuai kriteria pedoman American Academy of Pediatrics (AAP).[2,6]
Jika setelah dilakukan tatalaksana, tetapi tidak ada perbaikan pada kadar bilirubin serum, maka tatalaksana lanjutan yang perlu dilakukan adalah memberikan hidrasi intravena, intravenous immunoglobulin (IVIG) dan transfusi tukar yang merupakan pilihan terakhir jika hidrasi intravena dan IVIG tidak memberikan hasil sesuai yang diharapkan.[2,6]
Inkompatibilitas ABO Pasca Transplantasi Organ
Tatalaksana pada inkompatibilitas ABO pada transplantasi organ lebih kepada premedikasi supaya tidak terjadi penolakan akut yaitu dilakukan dengan pemberian pretreatment berupa pemberian 1 – 2 sesi plasmaferesis dan imunosupresi berupa steroid, azathioprine, cyclosporine dan antilymphocyte globulin (ALG).[11]