Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Patofisiologi Gastroesophageal Reflux Bayi general_alomedika 2021-09-21T11:06:28+07:00 2021-09-21T11:06:28+07:00
Gastroesophageal Reflux Bayi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Patofisiologi Gastroesophageal Reflux Bayi

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Patofisiologi gastroesophageal reflux bayi adalah akibat imaturitas dari sfingter esofagus inferior pada bayi. Sfingter esofagus inferior merupakan otot yang memisahkan bagian terbawah dari esofagus dengan lambung. Saat menelan, otot ini akan relaksasi dan terbuka, sehingga bolus makanan dari esofagus dapat masuk ke lambung. Setelah itu, otot ini akan menutup untuk mencegah asam lambung dan isinya berbalik kembali ke esofagus. Bayi memiliki esofagus dan sfingter esofagus inferior yang lebih pendek. Hal ini menyebabkan kapasitas kerongkongan lebih kecil, sehingga refluks dari lambung ke kerongkongan dapat terjadi lebih cepat.

Esofagus dilapisi oleh sel epitel yang berbeda dengan lambung. Apabila sfingter esofagus inferior terbuka dan mengakibatkan asam lambung beserta isinya naik ke esofagus, asam lambung dapat merusak sel epitel esofagus sehingga terjadi inflamasi dan iritasi yang mengakibatkan rasa nyeri.[4-6]

Pengaruh Tumbuh Kembang Bayi dengan Terjadinya Gastroesophageal Reflux Bayi

Mekanisme predominan terjadinya gastroesophageal reflux bayi adalah adanya relaksasi transien dari sfingter esofagus inferior (trancient lower esophageal spinchter relaxations/ TLSERs). Pada bayi muda yang usianya kurang dari 6 bulan, gastroesophageal reflux merupakan kombinasi beberapa faktor yang berhubungan dengan tumbuh kembang bayi yang mengakibatkan meningkatnya frekuensi dan atau memanjangnya durasi terbukanya sfingter esofagus inferior. Pada bayi, relaksasi sfingter esofagus inferior tidak harus diinduksi dengan menelan. Stimulus terjadinya relaksasi transien dari sfingter esofagus inferior dapat diakibatkan oleh distensi lambung melalui jalur vago-vagal. Kondisi ini akan terpicu lebih banyak dengan pemberian makan dalam posisi berbaring ke kanan dibandingkan berbaring ke kiri.

Selain itu, bayi berusia di bawah 4-6 bulan masih mengonsumsi makanan yang berbentuk cair yang tentunya lebih mudah mengalami arus balik dari lambung ke esofagus. Dalam 6 bulan kehidupan pertama, keterampilan motorik kasar untuk menjaga posisi tubuh dalam posisi tegak juga masih belum sempurna.[4-6]

Pada beberapa bayi, gastroesophageal reflux tidak menimbulkan gejala dan tidak mengganggu tumbuh kembang. Namun, pada beberapa bayi lain, tingkat keasaman refluks dapat membuat iritasi dan inflamasi pada esofagus dan jaringan laring, meningkatkan risiko aspirasi, komplikasi respiratorik, serta komplikasi ekstra-esofagus lain. Hal ini dapat menyebabkan kekurangan nutrisi dan terganggunya tumbuh kembang.[4,7]

Referensi

4. Pados BF, Davitt ES. Pathophysiology of gastroesophageal reflux disease in infants and nonpharmacologic strategies for symptom management. Nursing for women's health. 2020 Apr 1;24(2):101-14.
5. Nurko S. Pathophysiology of Gastroesophageal Reflux Disease. Gastroesophageal Reflux in Children, 2017. 15–25. doi:10.1007/978-3-319-60678-1_2
6. Sanchez JB, Jadcherla SR. Gastroesophageal Reflux Disease in Neonates: Facts and Figures. NeoReviews. 2021 Feb 1;22(2):e104-17.
7. Rybak A, Pesce M, Thapar N, Borrelli O. Gastro-Esophageal Reflux in Children. Int J Mol Sci. 2017;18(8):1671. Published 2017 Aug 1. doi:10.3390/ijms18081671

Pendahuluan Gastroesophageal Ref...
Etiologi Gastroesophageal Reflux...

Artikel Terkait

  • Budesonide Suspensi Topikal sebagai Pilihan Terapi Esofagitis Eosinofilik
    Budesonide Suspensi Topikal sebagai Pilihan Terapi Esofagitis Eosinofilik
  • Latihan Pernapasan Diafragma untuk Penatalaksanaan Gastroesophageal Reflux Disease
    Latihan Pernapasan Diafragma untuk Penatalaksanaan Gastroesophageal Reflux Disease
  • Komplikasi Pulmonal pada GERD
    Komplikasi Pulmonal pada GERD
  • Peran Obat Sitoprotektor pada GERD dan Gastritis
    Peran Obat Sitoprotektor pada GERD dan Gastritis
  • Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
    Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
21 Desember 2022
Apakah GERD dapat menyebabkan batuk?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, apakah GERD dapat menyebabkan batuk - batuk?
Anonymous
27 September 2022
Vonoprazan apakah lebih efektif daripada PPI untuk terapi GERD - Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO Dokter,Apakah vonoprazan terbukti lebih efektif dibandingkan obat-obat golongan PPI untuk terapi GERD? Terima kasih dok.
dr. Gabriela Widjaja
14 September 2022
Vonoprazan: Harapan Baru dalam Terapi GERD - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
1 Balasan
ALO Dokter!Sebanyak 16% pasien GERD yang telah diberikan terapi PPI ditemukan tetap mengalami keluhan yang persisten. Penyakit GERD sendiri merupakan kondisi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.