Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Epidemiologi Gastroesophageal Reflux Bayi general_alomedika 2021-09-21T11:06:14+07:00 2021-09-21T11:06:14+07:00
Gastroesophageal Reflux Bayi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Epidemiologi Gastroesophageal Reflux Bayi

Oleh :
dr. Utari Nur Alifah
Share To Social Media:

Data epidemiologi menunjukkan peningkatan prevalensi gastroesophageal reflux bayi tertinggi pada usia kurang dari 4 bulan. Angka kejadian cenderung menurun seiring bertambahnya usia. Berdasarkan jenis kelamin, rasio laki-laki dibandingkan wanita adalah 2:1. Prevalensi gastroesophageal reflux bayi juga lebih tinggi pada kelompok bayi prematur, dimana insidensi gastroesophageal reflux pada bayi prematur yang lahir di bawah usia kehamilan 34 minggu diperkirakan sebanyak 22%.

Beberapa studi menunjukkan bahwa bayi ASI mengalami kejadian gastroesophageal reflux yang lebih rendah dibandingkan bayi yang diberi diet susu formula. Menyusui juga dikaitkan dengan resolusi gastroesophageal reflux bayi yang lebih cepat.[8,9]

Global

Studi epidemiologi menunjukkan bahwa gastroesophageal reflux bayi terjadi pada 50% bayi usia di bawah 2 bulan, 60-70% pada bayi usia 3-4 bulan, dan 5% pada bayi usia 12 bulan. Di Amerika Serikat, sekitar 85% bayi mengalami muntah di minggu pertama kehidupan; sekitar 60-70% menunjukkan klinis gastroesophageal reflux bayi di usia 3-4 bulan. Gejala mereda tanpa pengobatan pada 60% bayi di usia 6 bulan ketika bayi sudah mampu mempertahankan posisi tegak dan mulai makan makanan padat. Resolusi gejala terjadi pada 90% bayi di usia 8-10 bulan.[2,8]

Indonesia

Sebuah studi dilakukan sepanjang tahun 2009 di Divisi Gastrohepatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI/RSCM. Dari 58 anak dengan gejala klinis gastroesophageal reflux disease (GERD) dan menjalani endoskopi, didapatkan 51 pasien (87,9%) mengalami esofagitis. Dari jumlah tersebut, 21,6% ditemukan mengalami esofagitis derajat A; 33,3% esofagitis derajat B; 25,5% esofagitis derajat C; dan 19,8% esofagitis derajat D. Selain itu, terdapat 7 pasien (12,1%) yang tidak mengalami kerusakan mukosa esofagus. Gejala klinis terbanyak dialami pasien adalah mual dan muntah, diikuti nyeri perut berulang pada daerah ulu hati dan regurgitasi.[16]

Mortalitas

Secara umum, gastroesophageal reflux dan GERD tidak berkaitan dengan mortalitas. Pada sebagian besar kasus, gastroesophageal reflux bayi dapat mengalami resolusi pada usia 18 bulan dan 55% resolusi pada usia 10 bulan. Pada kasus dimana gejala berlanjut setelah usia 18 bulan, kemungkinan komplikasi akan meningkat. Komplikasi dapat berupa striktur esofagus, aspirasi, dan Barret esofagus.[2,8]

Referensi

2. Schwarz SM. Pediatric Gastroesophageal Reflux. Medscape. 2019. Available at: https://emedicine.medscape.com/article/930029-overview
8. Leung AK, Hon KL. Gastroesophageal reflux in children: an updated review. Drugs Context. 2019;8:212591. Published 2019 Jun 17. doi:10.7573/dic.212591
16. Hasibuan B, Hegar B, Kadim M. Derajat Kerusakan Mukosa Esofagus pada Anak dengan Penyakit Refluks Gastroesofagus. Sari Pediatri, 2012. 14(1). DOI: http://dx.doi.org/10.14238/sp14.1.2012.19-23

Etiologi Gastroesophageal Reflux...
Diagnosis Gastroesophageal Reflu...

Artikel Terkait

  • Budesonide Suspensi Topikal sebagai Pilihan Terapi Esofagitis Eosinofilik
    Budesonide Suspensi Topikal sebagai Pilihan Terapi Esofagitis Eosinofilik
  • Latihan Pernapasan Diafragma untuk Penatalaksanaan Gastroesophageal Reflux Disease
    Latihan Pernapasan Diafragma untuk Penatalaksanaan Gastroesophageal Reflux Disease
  • Komplikasi Pulmonal pada GERD
    Komplikasi Pulmonal pada GERD
  • Peran Obat Sitoprotektor pada GERD dan Gastritis
    Peran Obat Sitoprotektor pada GERD dan Gastritis
  • Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika
    Dispepsia – Panduan E-Prescription Alomedika

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
Anonymous
21 Desember 2022
Apakah GERD dapat menyebabkan batuk?
Oleh: Anonymous
4 Balasan
Alo dokter, apakah GERD dapat menyebabkan batuk - batuk?
Anonymous
27 September 2022
Vonoprazan apakah lebih efektif daripada PPI untuk terapi GERD - Ask the Expert
Oleh: Anonymous
1 Balasan
ALO Dokter,Apakah vonoprazan terbukti lebih efektif dibandingkan obat-obat golongan PPI untuk terapi GERD? Terima kasih dok.
dr. Gabriela Widjaja
14 September 2022
Vonoprazan: Harapan Baru dalam Terapi GERD - Artikel SKP Alomedika
Oleh: dr. Gabriela Widjaja
1 Balasan
ALO Dokter!Sebanyak 16% pasien GERD yang telah diberikan terapi PPI ditemukan tetap mengalami keluhan yang persisten. Penyakit GERD sendiri merupakan kondisi...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.