Epidemiologi Fistula Ani
Insidensi fistula ani di dunia berkisar 26-28% dari populasi, atau mencapai 8,6 kasus per 100.000 populasi. Data prevalensi fistula ani di Indonesia belum tersedia.[7]
Global
Insidensi fistula ani yang berkembang dari abses perianal pada seluruh populasi di dunia berkisar 26-38%. Terdapat penelitian yang melaporkan prevalensi fistula ani mencapai 8,6 kasus per 100.000 populasi.[7]
Fistula ani lebih sering terjadi pada laki-laki, yaitu 12,3 kasus per 100.000 populasi, dibandingkan dengan perempuan sebesar 5,6 kasus per 100,000 populasi. Lunniss et al menyatakan kondisi ini disebabkan oleh hipotesis kriptoglandular, yaitu laki-laki memiliki hormon androgen yang dapat turut berperan dalam patogenesis fistula ani dari aspek hormonal. Selain itu, adanya tonus sfingter anus yang lebih kuat pada laki-laki juga dapat meningkatkan risiko obstruksi duktus yang dapat menyebabkan inflamasi pada kelenjar anus.[7-9]
Indonesia
Belum terdapat data mengenai prevalensi fistula ani di Indonesia. Namun, pada penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan N et al, di RSUP Dr Sardjito selama 5 tahun (2010-2014), disebutkan terdapat 48 kasus fistula perianal yang terdiri dari 81,2% laki-laki dan 18,8% perempuan, dengan usia terbanyak pada 30-40 tahun.[10]
Mortalitas
Fistula ani sangat jarang menimbulkan kematian. Namun, dalam penatalaksanaanya dapat terjadi kegagalan operasi, yaitu persistensi fistula atau rekurensi gejala dalam waktu 6 bulan pasca intervensi (15,6%), inkontinensia alvi pascaoperasi (15,6%), dan sepsis (7,3%).[10]