Edukasi dan Promosi Kesehatan Krisis Hipertensi
Krisis hipertensi meski tak begitu sering ditemukan dalam kasus kegawat daruratan sehari-hari, namun memerlukan pemeriksaan dan edukasi yang tepat kepada pasien agar tatalaksana yang diberikan pun dapat berjalan dengan efektif dan efisien. Dokter secara tepat harus dapat menilai antara hipertensi emergensi dan urgensi, agar terapi berjalan dengan baik dan pasien pun mengetahui kondisi penyakitnya dengan benar.
Sebuah penelitian akan penanganan krisis hipertensi menunjukan bahwa kasus krisis hipertensi berkisar antara 1% dari total kunjungan IGD selama 3 bulan. Tatalaksana yang diberikan paling banyak dengan intravena, meski obat oral juga turut diberikan. Hal ini menggambarkan bahwa pilihan terapi pada kasus krisis hipertensi belum memiliki standar khusus, masih mengandalkan kebiasaan, pengalaman, dan kemampuan seorang dokter.[8]
Oleh karena itu, dokter pada penanganan kasus krisis hipertensi diminta untuk mampu mengevaluasi perubahan tekanan darah yang terjadi, mengklasifikasikan dengan benar termasuk ke dalam hipertensi yang mana, mengenali kemungkinan terjadinya perburukan dan seberapa agresif waktu dalam penatalaksanaan yang harus diberikan, hingga keputusan memulangkan pasien pada kasus krisis hipertensi.[5]
Edukasi Pasien
Pasien yang sudah pernah mengalami krisis hipertensi harus diedukasi dengan baik agar tidak terjadi rekurensi atau bahkan mengalami perburukan pada kasus yang sudah mengalami kerusakan target organ (Hipertensi emergensi)
Berikut adalah beberapa hal yang dapat diedukasikan kepada pasien dengan krisis hipertensi.
- Kontrol teratur, yaitu dengan memeriksakan tekanan darah secara rutin dan kontrol rutin ke dokter bagi yang mengalami komplikasi atau kerusakan pada target organnya.
- Tidak menghentikan pengobatan anti hipertensi dan meminumnya sesuai dengan dosis yang dianjurkan dokter.
- Segera menghubungi pelayanan kesehatan terdekat apabila mengalami gejala-gejala yang mengarah ke krisis hipertensi atau perburukan dari kerusakan organ, seperti sakit kepala, nyeri dada hebat, sesak napas, edema, hingga penurunan kesadaran.
- Menjaga diet dengan diet rendah garam dan mengurangi makanan berlemak
- Berolahraga rutin dan teratur
Upaya Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Seorang dokter dalam upaya pencegahan dan pengandalian dari penyakit krisis hipertensi sebaiknya memiliki kompetensi yang cukup dalam melakukan beberapa hal berikut ini:
- Melakukan pemeriksaan secara komplit pada pasien dengan krisis hipertensi termasuk pemeriksaan funduskopi hingga pemeriksaan laboratorium yang dianjurkan untuk dilakukan.
- Melakukan kontrol dan manajemen penyakit yang ada untuk menghindari terjadinya krisis hipertensi
- Menatalaksana penyebab yang mendasari, sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian krisis hipertensi di waktu yang akan datang.
- Meningkatkan target perbaikan tekanan darah jangka panjang. [3]