Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • SKP
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Diagnosis Krisis Hipertensi general_alomedika 2019-02-19T17:05:25+07:00 2019-02-19T17:05:25+07:00
Krisis Hipertensi
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan

Diagnosis Krisis Hipertensi

Oleh :
dr. Wendy Damar Aprilano
Share To Social Media:

Diagnosis krisis hipertensi perlu dinilai dan dibedakan sejak dini karena keadaan ini adalah suatu kegawatdaruratan. Diagnosis juga harus mampu membedakan antara hipertensi emergensi dan hipertensi urgensi.

Anamnesis

Anamnesis yang baik diperlukan dalam mendiagnosis krisis hipertensi. Hal yang harus diperhatikan adalah kondisi pasien sebelumnya, derajat beratnya hipertensi saat ini, hingga manajemen yang telah diberikan untuk mengatasi hipertensinya. Anamnesis juga harus berfokus kepada keberadaan kerusakan organ target maupun kemungkinan terjadinya disfungsi organ, segala yang berhubungan dengan hipertensi pada pasien saat ini, hingga etiologi lain yang mendukung kondisi krisis hipertensi saat ini.

Berikut adalah beberapa gejala yang harus digali pada krisis hipertensi:

  • Gejala neurobehaviour : penurunan kesadaran, parestesia, kejang, agitasi psikomotor, defisit neurologis
  • Gejala kardiorespirasi : nyeri dada, sesak nafas, aritmia
  • Lainnya : pandangan kabur, edema, epistaksis, kelainan pada saluran kemih (oliguria, hematuria)

Gejala klinis pada kerusakan organ target yang dapat ditemukan di antara nya infark serebral (24,5%), edema paru (22,5%), hipertensif ensefalopati (16,3%) dan gagal jantung kongestif (12%). Kondisi lainnya yang juga termasuk ke dalam kerusakan organ target adalah perdarahan intrakranial, diseksi aorta, infark miokard, gangguan retina dan ginjal (kerusakan ginjal akut), hingga eklampsia. Pada pasien hamil, krisis hipertensi dapat muncul pada kasus hipertensi yang memang sudah diderita sebelumnya, atau karena preeklampsia berat.

Riwayat hipertensi pasien sebelumnya harus digali beserta obat-obatan yang sedang diminum, baik obat antihipertensi hingga obat yang lain. Riwayat kerusakan organ sebelumnya juga perlu diketahui, seperti gagal ginjal atau stroke. Pada wanita, nilai periode menstruasi terakhir untuk melihat kemungkinan terjadinya kehamilan pada pasien.

Riwayat dari kondisi yang menjadi komorbid penyakit pasien juga sebaiknya digali seperti diabetes, merokok, hyperlipidemia, dan gagal ginjal kronik. Gejala dari penyakit lain yang mungkin menjadi etiologi juga dapat ditanyakan seperti terjadinya palpitasi, diaphoresis dan tremor mengindikasikan kearah pheokromositoma, atau peningkatan berat badan disertai penipisan dari lapisan kulit dapat dicurigai Sindrom Cushing.[3,5]

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik yang dilakukan pun harus dapat mendukung adanya keterlibatan kerusakan organ target. Tekanan darah pasien tidak perlu diperiksa dalam posisi berdiri dan berbaring untuk menilai hipotensi akibat gangguan perfusi, tetapi harus dinilai pada kedua tangan (perbedaan yang bermakna, mengarah ke diseksi aorta).

Pemeriksaan mata dilakukan untuk menilai adanya perdarahan retina, hingga eksudat dan edema papil yang mengarah ke hipertensi emergensi. Peningkatan tekanan vena jugularis, crackles pada auskultasi paru, hingga edema perifer mengindikasikan ke arah gagal jantung kongestif. Gangguan pada sistem saraf pusat juga perlu dilakukan disertai pemeriksaan status mental.

Pada pemeriksaan nadi dan tekanan darah harap diperhatikan beberapa hal berikut.

  • Periksa kondisi denyut nadi pada semua nadi perifer termasuk ektremitas atas, karotis, femoral dan ekstremitas bawah
  • Ukur tekanan darah dengan teknik yang benar dan manset tekanan darah yang sesuai
  • Ukur tekanan darah pada minimal kedua tangan dan, bila mungkin, sedikitnya pada salah satu kaki
  • Auskultasi nadi karotis dan abdominal untuk melihat adanya bruit.
  • Pemeriksaan kardiovaskular yang komprehensif sangat diperlukan. [3]

Anamnesis dan pemeriksaan fisik, tujuan utama nya adalah menentukan pasien mana yang mengalami krisis hipertensi akut dengan gejala kerusakan pada organ target dan memerlukan terapi parenteral segera. Diagnosis dan tatalaksana yang tepat dapat menurunkan risiko dari gangguan perfusi organ target sehingga mencegah terjadinya perburukan lebih lanjut.[5]

Pemeriksaan Penunjang

Berikut ini adalah beberapa pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan dalam membantu diagnosis krisis hipertensi, dan tentunya dilakukan ketika pasien sudah dalam kondisi stabil.

Pemeriksaan Laboratorium

Pemeriksaan laboratorium seperti darah rutin hingga urin juga dapat dilakukan untuk mendukung diagnosis. Pemeriksaan fungsi ginjal dilakukan untuk melihat kerusakan organ target.

Pemeriksaan fungsi tiroid untuk mengeliminasi adanya kelainan endokrin, profil lipid, untuk mencari komorbiditas. Pemeriksaan Venylmandelic acid (VMA) urin/ Metanefrin/ 5 HIAA untuk menilai.

Penilaian kortisol plasma dan tes supresi deksametason untuk menilai Sindrom Cushing.

Pemeriksaan Radiologi

Beberapa pemeriksaan radiologi yang dapat diakukan :

  • Rontgen Thoraks untuk melihat adanya kardiomegali atau kongesti pulmonal

  • CT-Scan kepala non kontras untuk menilai terjadinya cedera pada kepala dan pembuluh darah serebral

  • Echocardiography, untuk menilai adanya abnormalitas katup jantung, hingga kelainan dinding jantung

  • Pemeriksaan arteri Ginjal untuk menilai terjadinya stenosis

Elektrokardiografi (EKG)

Elektrokardiografi (EKG) dilakukan untuk menilai apakah terjadi perubahan dari segmen ST dan T, bukti terjadinya LVH, iskemia atau aritmia. [3,5,6]

Referensi

3. Chakraborty S. Hypertension Urgencies & Emergencies. Updated 2017. Diunduh dari http://www.apiindia.org/pdf/medicine_update_2017/mu_139.pdf
4. Sudharsanan N. The Demography of Hypertension in Indonesia: the Past and Future Implications of Changing Weight Dynamics and Population Aging. Diuduh dari https://paa.confex.com/paa/2017/mediafile/ExtendedAbstract/.../extended_abstract.pdf
5. Hopkins C. Hypertensive Emergencies. Updated 6 Februari 2018. Diunduh dari https://emedicine.medscape.com/article/1952052-overview
6. Beckerman J. High Blood Pressure and Hypertensive Crisis. Updated 10 Oktober 2017. Diunduh dari https://www.webmd.com/hypertension-high-blood-pressure/guide/hypertensive-crisis

Epidemiologi Krisis Hipertensi
Penatalaksanaan Krisis Hipertensi

Artikel Terkait

  • Penggunaan Captopril Sublingual Berbasis Bukti pada Krisis Hipertensi
    Penggunaan Captopril Sublingual Berbasis Bukti pada Krisis Hipertensi
Diskusi Terkait
Anonymous
19 Januari 2023
Tata laksana hipertensi emergensi di klinik
Oleh: Anonymous
1 Balasan
AlodokSy mendapat pasien dg keluhan sakit kepala, dan kepala terasa panas sudah 3 hari, sampai sulit tidur. Dada terasa panas, sesak + jika berjalan agak...
Anonymous
13 Juli 2022
Pasien laki-laki usia 39 tahun dengan Krisis Hipertensi
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Alo dokter. Izin konsul pasien Tn. A 39 thn datang dengan keluhan kram pada keempat ekstremitas terutama ekstremitas bawah. Keluhan lainnya (-). Riw. HT 2...
dr. Intan Fajriani
22 Februari 2022
Live Webinar Alomedika - Hipertensi : Bukan Sekedar Peningkatan Tekanan Darah! Jum,at, 25 Februari 2022 (19.00 - 20.30 WIB)
Oleh: dr. Intan Fajriani
0 Balasan
ALO, Dokter!Jangan lewatkan Live Webinar dengan topik, "Hipertensi : Bukan Sekedar Peningkatan Tekanan Darah!".Narasumber: dr. Perdana Aditya, Sp.PD -...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya, Gratis!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2021 Alomedika.com All Rights Reserved.