Diagnosis Tinea Corporis
Diagnosis tinea corporis dapat ditegakkan secara klinis. Namun, pemeriksaan kerokan kulit dengan KOH dapat mengonfirmasi diagnosis.
Anamnesis
Pada tinea corporis, keluhan utama biasanya adalah adanya lesi annular di badan yang berwarna merah, bersisik, dan gatal. Tanyakan juga faktor risiko pada pasien, seperti riwayat paparan dengan orang yang dicurigai menderita dermatofitosis maupun benda kepemilikan mereka, tinggal di daerah yang hangat dan lembab, serta riwayat gangguan imun seperti diabetes mellitus, HIV, dan keganasan. [1,8]
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan kulit akan didapatkan karakteristik lesi berbentuk annular, satu ataupun multipel, berukuran 1-5cm, memiliki central healing, dan eritema difus di sekitar lesi. Pada pasien juga bisa ditemukan tanda ekskoriasi karena pasien menggaruk lesi.
Selain beberapa hal diatas, tinea corporis dapat disertai dengan pustula dan krusta. Dapat ditemukan pula hiperpigmentasi atau hipopigmentasi pasca inflamasi. [1,2,8]
Diagnosis Banding
Diagnosis tinea corporis cukup mudah ditegakkan. Namun penyakit ini dapat didiagnosis banding dengan tinea versicolor dan pitiriasis alba. Pemeriksaan penunjang, yaitu kerokan kulit dan kultur dapat dilakukan untuk mengeksklusi diagnosis banding.
Tinea Versicolor
Pada pasien dengan tinea versicolor dapat dijumpai makula hipopigmentasi, hiperpigmentasi, dan disertai skuama halus. Lesi tidak memiliki central healing.
Pitiriasis Alba
Pitiriasis alba merupakan penyakit kulit yang sering timbul pada anak-anak dan remaja. Lesi awalnya berupa makula berskuama dengan warna kemerahan dan batas tidak tegas, yang kemudian menghilang dan meninggalkan bekas hipopigmentasi. Predileksi pityriasis alba adalah di wajah, lengan atas, leher, dan bahu.
Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis tinea corporis dapat ditegakkan secara klinis. Pemeriksaan penunjang yang paling sering dilakukan untuk diagnosis tinea corporis adalah pemeriksaan mikroskop kerokan kulit. Sedangkan pemeriksaan lainnya dilakukan apabila terapi tidak efektif dan menyingkirkan diagnosis banding.
Pemeriksaan Mikroskop
Sebelum dilakukan pemeriksaan dengan mikroskop, harus dilakukan pengambilan sampel dengan kerokan kulit. Kerokan kulit dapat diambil dari batas lesi. Hal tersebut dilakukan karena bagian pinggir lesi dianggap paling aktif sehingga kemungkinan lebih banyak hifa dapat terlihat melalui mikroskop.
Setelah kerokan kulit dilakukan, kerokan tersebut dicampur dengan KOH 10-20% dan dipanaskan sedikit di atas api. Hasil kerokan akan menunjukkan adanya hifa. Penggunaan KOH dimaksudkan untuk memperlunak keratin, sehingga dermatofit dapat terlihat dengan jelas. [2,8]
Kultur
Kultur tidak selalu dilakukan pada tinea corporis. Hal ini hanya dilakukan jika pasien tidak berespon dengan pengobatan. Media yang biasa digunakan pada kultur adalah agar dekstros sabouraud. Pada kultur, tergantung spesies yang menginfeksi, dapat ditemukan mikrokonidia dan makrokonidia disertai dengan pigmentasi dan topografi.
Kultur dikatakan tidak tumbuh apabila tidak terdapat pertumbuhan dalam 4 minggu di suhu ruangan (20-25 C). [1,2,8,13]
Histopatologi
Sampel histopatologi yang diambil dari biopsi kulit dapat dilakukan pada lesi yang atipikal atau persisten. Pewarnaan dilakukan dengan dengan asam Schiff periodik untuk menunjukkan dinding sel dermatofit pada kulit. Dapat ditemukan dermatofit berwarna pink di stratum korneum. [1,2]