Epidemiologi Selulitis
Penyakit Selulitis (cellulitis), secara epidemiologi 88% terjadi di tungkai bawah. Selulitis merupakan penyakit dengan tingkat insidensi yang tinggi, mencapai 24.6/1000 orang per tahun. [8]
Global
Selulitis merupakan infeksi kulit dan jaringan lunak dengan tingkat insidensi yang tinggi dengan jumlah yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Di Amerika Utara, 10% rawat inap di rumah sakit diakibatkan oleh infeksi jaringan lunak pada tahun 1998-2006. Terjadi peningkatan kunjungan rawat jalan pada tahun 1997 (4,6 juta kunjungan) dibanding pada tahun 2005 (9,6 juta kunjungan). Pada tahun 2011, 21 pasien / 10.000 pasien merupakan pasien selulitis yang dirawat. [12,13]
Sebuah studi di Belanda juga menunjukkan peningkatan jumlah pasien sebanyak 5 kali lipat pada pasien berusia 54 tahun ke 85 tahun atau lebih tua. Pada penelitian tersebut, juga ditemukan bahwa insidensi selulitis >100 pasien per 100.000 masyarakat. [14]
Terdapat data epidemiologi spesifik kategori umur terkait selulitis:
- Anak di bawah 3 tahun lebih banyak terkena selulitis periorbital dan bukal yang disebabkan oleh influenza
- Selulitis fasial lebih sering terjadi pada orang tua usia di atas 50 tahun
- Selulitis perianal terjadi pada anak di bawah 3 tahun
- Pasien lansia dengan selulitis dapat terjadi tromboflebitis. [3,11]
Indonesia
Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2005, penyakit kulit dan jaringan subkutan merupakan penyakit kedua terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit, yaitu sebesar 501.280, atau sebesar 3,16% dari total pasien rawat jalan. Jumlah ini menurun pada tahun 2009, menjadi 247.256 kasus. [15,16]
Informasi mengenai epidemiologi selulitis sendiri di Indonesia masih sangat terbatas. Terdapat 29 kasus rawat inap dengan diagnosis selulitis di Rumah Sakit Umum dr Sutomo selama rentang 3 tahun, yaitu tahun 2012-2014. [18]
Mortalitas
Angka kematian secara global pada selulitis pada tahun 2013 adalah sebesar 29.500. Jumlah ini meningkat dari tahun 1990, yaitu 27.000. Selulitis merupakan penyakit dengan tingkat mortalitas tertinggi kedua setelah pyoderma dari seluruh penyakit kulit dan jaringan subkutan. [19]
Pada sebuah studi di Utah, Amerika Serikat, persentase mortalitas untuk penyakit selulitis adalah sebesar 52% lebih sedikit dari jumlah di Amerika Serikat. Pada studi tersebut dikatakan bahwa persentase mortalitas tidak berhubungan dengan usia. [20]