Doctor icon

Masuk atau Daftar

Alo! Masuk dan jelajahi informasi kesehatan terkini dan terlengkap sesuai kebutuhanmu di sini!
atau dengan
Facebook
Masuk dengan Email
Masukkan Kode Verifikasi
Masukkan kode verifikasi yang telah dikirimkan melalui SMS ke nomor
Kami telah mengirim kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Kami telah mengirim ulang kode verifikasi. Masukkan kode tersebut untuk verifikasi
Terjadi kendala saat memproses permintaan Anda. Silakan coba kembali beberapa saat lagi.
Selanjutnya

Tidak mendapatkan kode? Kirim ulang atau Ubah Nomor Ponsel

Mohon Tunggu dalam Detik untuk kirim ulang

Apakah Anda memiliki STR?
Alo, sebelum melanjutkan proses registrasi, silakan identifikasi akun Anda.
Ya, Daftar Sebagai Dokter
Belum punya STR? Daftar Sebagai Mahasiswa

Nomor Ponsel Sudah Terdaftar

Nomor yang Anda masukkan sudah terdaftar. Silakan masuk menggunakan nomor [[phoneNumber]]

Masuk dengan Email

Silakan masukkan email Anda untuk akses Alomedika.
Lupa kata sandi ?

Masuk dengan Email

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk akses Alomedika.

Masuk dengan Facebook

Silakan masukkan nomor ponsel Anda untuk verifikasi akun Alomedika.

KHUSUS UNTUK DOKTER

Logout
Masuk
Download Aplikasi
  • CME
  • Webinar
  • E-Course
  • Diskusi Dokter
  • Penyakit & Obat
    Penyakit A-Z Obat A-Z Tindakan Medis A-Z
Penatalaksanaan Dermatitis Atopik y2afrika 2024-10-07T15:28:19+07:00 2024-10-07T15:28:19+07:00
Dermatitis Atopik
  • Pendahuluan
  • Patofisiologi
  • Etiologi
  • Epidemiologi
  • Diagnosis
  • Penatalaksanaan
  • Prognosis
  • Edukasi dan Promosi Kesehatan
  • Panduan E-Prescription Alomedika

Penatalaksanaan Dermatitis Atopik

Oleh :
Athieqah Asy Syahidah
Share To Social Media:

Penatalaksanaan dermatitis atopik (DA) memerlukan pendekatan komprehensif, menggabungkan upaya edukasi dan terapi farmakologi. Walaupun DA tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, gejala klinis dapat dikontrol dengan berbagai terapi dan perawatan diri. Termasuk identifikasi dan eliminasi faktor risiko yang dapat mengakibatkan perburukan gejala, seperti iritan, alergen, agen infeksius, dan stressor emosi.

Menjaga Hidrasi Kulit

Menjaga hidrasi kulit sangat penting dalam penanganan DA, di antaranya dengan cara mandi air hangat, menggunakan pelembab kulit, dan wet dressing. Hidrasi kulit juga harus diperhatikan dalam pemilihan bahan pakaian, diet, dan aktivitas.[4,10,17]

Mandi

Mandi bahkan berendam dengan air yang hangat selama 5‒10 menit, 1‒2 kali sehari  dapat menghidrasi kulit. Frekuensi mandi disesuaikan dengan tingkat keparahan DA. Prosis ini dianjurkan untuk membantu membersihkan kulit, membantu dalam debridement kulit yang terinfeksi, dan meningkatkan penetrasi terapi topikal. Harus dihindari penggunaan sabun mengandung pengharum maupun zat lain yang dapat mengiritasi kulit. Setelah mandi, kulit jangan digosok dengan handuk, sebaiknya dikeringkan dengan pelan dan tetap sedikit basah.[4,10,17]

Pelembab Kulit

Peranan pelembab dalam tata laksana dermatitis atopik adalah untuk menjaga barrier kulit agar tidak mudah ditembus oleh berbagai paparan dari luar, yang dapat mencetuskan reaksi peradangan. Pilihan pelembab untuk penderita DA sebaiknya dalam bentuk emolien yang kental, dan mengandung sedikit atau tanpa air agar melekat lebih lama. Pelembab diaplikasikan 2x sehari atau seperlunya, tanpa digosok keras, dan paling baik diberikan setelah mandi.[4,10,17]

Wet dressing

Wet dressing atau membalut basah kulit dilakukan untuk membantu menenangkan lesi kulit, mengurangi gatal dan eritema, melembutkan krusta, dan mencegah pasien menggaruk. Sehingga diharapkan proses penyembuhan DA lebih cepat, dan didapatkan perlindungan kulit kontak dengan alergen dan bakteri. Penerapan wet dressing harus ditunda 2‒3 hari setelah terapi antibiotik topikal selesai pada lesi superinfeksi. Pada wet dressing menggunakan larutan kortikosteroid harus dilakukan dengan hati-hati, mengingat efek samping pada kulit maupun supresi aksis hipotalamus-pituitari-adrenal.[17]

Mengatasi Iritasi Kulit

Beberapa regimen dapat digunakan untuk mengatasi iritasi kulit akibat DA. Regimen utama adalah topikal steroid. Regimen lain yang dikembangkan untuk mencapai remisi klinis bebas pengobatan jangka panjang di antaranya immunomodulator dengan calcineurin inhibitor, interleukin inhibitor, bahkan fototerapi.

Steroid Topikal

Steroid topikal merupakan terapi pilihan utama untuk DA. Bahan dasar salep lebih disukai terutama pada lingkungan yang kering. Steroid topikal yang dapat dapat digunakan adalah:

  • Hidrokortison 1%, diaplikasikan 2 kali sehari pada lesi di area wajah dan lipatan

  • Triamsinolon dan betamethasone valerate (steroid potensi sedang), diaplikasikan 2 kali sehari pada lesi di seluruh tubuh, hindari area wajah dan lipatan
  • Regimen bubuk hidrokortison 1.25% dalam acid mantle, digunakan tipis-tipis sebagai pelembab untuk terapi pemeliharaan, dinilai efektif dan aman untuk digunakan dalam periode bulan[4,5]

Steroid dihentikan saat lesi menghilang, dan diberikan kembali jika lesi baru muncul. Pada sebuah penelitian oleh Heck et al, dikatakan bahwa penggunaan kortikosteroid topikal untuk DA di area kelopak mata dan daerah periorbital aman, tetapi harus memperhatikan efek samping glaukoma dan katarak.[4,19]

Calcineurin Inhibitor Topikal

Calcineurin inhibitor merupakan terapi imunomodulator yang saat ini digunakan sebagai terapi lini kedua DA. Regimen ini berfokus pada pengurangan gejala dengan mengendalikan peradangan kulit yang tidak berhasil dengan kortikosteroid topikal. Pilihan regimen ini adalah:

  • Salep takrolimus 0,03% yang sudah disetujui sebagai terapi berkala untuk DA sedang hingga berat pada anak usia 2 tahun ke atas
  • Salep takrolimus 0,1% pada pasien dewasa
  • Krim pimekrolimus 1% dapat digunakan sebagai terapi DA ringan hingga sedang pada pasien anak usia 2 tahun ke atas

Takrolimus dan pimekrolimus dapat diberikan dengan cara dioleskan tipis sebanyak 2 kali sehari, dan digunakan sampai gejala DA hilang. Takrolimus terbukti aman dan efektif untuk digunakan selama 4 tahun, sedangkan pimekrolimus sampai 2 tahun. Terapi imunomodulator untuk DA ini harus dikembangkan untuk mencapai remisi klinis bebas pengobatan jangka panjang, dengan induksi toleransi imun.[4,17,20]

Interleukin Inhibitor Subkutan

Interleukin inhibitor merupakan terapi DA terbaru yang bertujuan agar pasien bebas pengobatan jangka panjang. Terapi DA yang ditargetkan ini berdasarkan pemahaman yang lebih baik tentang patofisiologinya. Beberapa pengobatan interleukin inhibitor yang dipublikasikan telah pada fase II dan III adalah dupilumab, tralokinumab, lebrikizumab, nemolizumab, antibodi anti-OX40, baricitinib, abrocitinib, dan upadacitinib.[4,17,21]

Dupilumab merupakan antibodi monoklonal yang menghambat pensinyalan IL-4 dan IL-3. Pada Maret 2017, FDA sudah menyetujui penggunaan Dupilumab pada pasien dewasa dengan DA sedang hingga berat yang tidak dapat dikontrol dengan terapi topikal yang umum digunakan. Dupilumab diberikan dalam dosis 600 mg secara subkutan, kemudian dilanjutkan 1 minggu setelahnya dengan dosis 300 mg secara subkutan.[4,17,21]

Fototerapi

Sinar matahari alami dapat memberikan manfaat bagi pasien DA, tetapi sinar matahari yang terlalu panas dan menyengat akan memicu keringat dan pruritus. Oleh karena itu, fototerapi dengan broadband UVB, broadband UVA, narrowband UVB (311 nm), UVA-1 (340-400 nm), dan kombinasi UVAB dapat dipilih sebagai terapi tambahan DA.[4,17,22]

Fototerapi umumnya dianggap aman dan dapat ditoleransi dengan baik, dengan persentase efek samping jangka pendek dan jangka panjang yang rendah. Efek jangka pendek dapat berupa eritema, nyeri kulit, pruritus, dan pigmentasi. Sedangkan efek jangka panjang adalah penuaan kulit dini dan keganasan kulit. Sehingga fototerapi harus dilakukan dengan hati-hati, terutama pada pasien anak, dan harus mempertimbangkan kondisi pasien secara keseluruhan.[4,17,22]

Mengurangi Gejala Secara Sistemik

Antihistamin oral dapat diberikan untuk mengurangi gejala gatal dan reaksi inflamasi, misalnya obat hydroxyzine dan diphenhydramine. Namun, penggunaan obat sistemik ini tidak efektif tanpa perawatan lain. Pada pasien dengan eksim herpetikum, efektif diberikan asiklovir sistemik. Pada pasien DA berat, terutama pada orang dewasa, pemberian methotrexate, azathioprine, cyclosporine, dan mycophenolate mofetil telah terbukti bermanfaat.[4,5,17]

 

 

Direvisi oleh: dr. Gabriela Widjaja

Referensi

4. Kim BS, James WD, Atopic Dermatitis : Practice Guideline. June 2020. Diakses dari: http://emedicine.medscape.com/article/1049085-overview.
5. Lopez Carrera, Y.I., Al Hammadi, A., Huang, Y. et al. Epidemiology, Diagnosis, and Treatment of Atopic Dermatitis in the Developing Countries of Asia, Africa, Latin America, and the Middle East: A Review. Dermatol Ther (Heidelb) 9, 685–705 (2019). https://doi.org/10.1007/s13555-019-00332-3
10. Watson, W., Kapur, S. Atopic dermatitis. All Asthma Clin Immunol 7, S4. 2011. https://doi.org/10.1186/1710-1492-7-S1-S4
17. Schwartz, R. A. Pediatric Atopic Dermatitis Clinical Presentation. June 2020. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/911574-clinical#b2
20. Nahm DH. Personalized Immunomodulatory Therapy for Atopic Dermatitis: An Allergist's View. Ann Dermatol. 2015;27(4):355-363. doi:10.5021/ad.2015.27.4.355
21. Newsom M, Bashyam AM, Balogh EA, Feldman SR, Strowd LC. New and Emerging Systemic Treatments for Atopic Dermatitis. Drugs. 2020;80(11):1041-1052. doi:10.1007/s40265-020-01335-7
22. Patrizi A, Raone B, Ravaioli GM. Management of atopic dermatitis: safety and efficacy of phototherapy. Clin Cosmet Investig Dermatol. 2015;8:511-520. Published 2015 Oct 5. doi:10.2147/CCID.S87987

Diagnosis Dermatitis Atopik
Prognosis Dermatitis Atopik

Artikel Terkait

  • Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
    Membedakan Dermatitis Kontak Iritan dengan Dermatitis Kontak Alergi
  • Prinsip Pemilihan Sediaan Topikal untuk Kulit
    Prinsip Pemilihan Sediaan Topikal untuk Kulit
  • Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
    Membandingkan Potensi Kortikosteroid Topikal dan Penggunaannya di Bidang Dermatologi
  • Perlukah Berhenti Meresepkan Antihistamin Generasi Pertama pada Kasus Alergi?
    Perlukah Berhenti Meresepkan Antihistamin Generasi Pertama pada Kasus Alergi?
  • 5 Lesi Kulit pada Neonatus
    5 Lesi Kulit pada Neonatus

Lebih Lanjut

Diskusi Terkait
dr.Ardian Hendra Rezi Pamungkas
Dibalas 10 Februari 2025, 16:47
Ruam pada bayi usia 3 bulan pada badan, leher, dan telinga, tidak demam
Oleh: dr.Ardian Hendra Rezi Pamungkas
3 Balasan
Izin konsultasi dokter. Bayi usia 3 bulan dengan berat badan 5.7 kg, ASI eksklusif, sebelumnya keluhan muncul ruam kemerahan pada badan, leher, dan telinga,...
Anonymous
Dibalas 03 Desember 2024, 18:11
Kulit kemerahan di tengkuk dan punggung pada pasien usia 4 bulan
Oleh: Anonymous
2 Balasan
Alo dokter, izin bertanya dan diskusi Saya punya pasien usia 4 bulan 18 hari dengan keluhan tampak kemerahan dipunggung dan tengkuk , awalnya hanya benjolan...
Anonymous
Dibalas 22 September 2024, 23:02
Gatal di sela jari disertai dengan bintik berisi air yang gatal yang menyebar, apakah dermatitis atau tinea?
Oleh: Anonymous
1 Balasan
Halo dokter2 mhn diskusi. Pasien usia 30 th dengan keluhan gatal2 dikulit sbb1. Gatal di sela jari jempol kaki sdh 1 bln blm membaik, Riw obat salep...

Lebih Lanjut

Download Aplikasi Alomedika & Ikuti CME Online-nya!
Kumpulkan poin SKP sebanyak-banyaknya!

  • Tentang Kami
  • Advertise with us
  • Syarat dan Ketentuan
  • Privasi
  • Kontak Kami

© 2024 Alomedika.com All Rights Reserved.